Find Us On Social Media :

Dari Mujama Al-Islamiyah ke Hamas, Ini Sejarah Gerakan Perlawanan Islam di Palestina

By Afif Khoirul M, Jumat, 15 Desember 2023 | 14:30 WIB

Ilustrasi - Israel dan Hamas setuju untuk melakukan genjatan senjata.

Baca Juga: Israel Sudah Siapkan Serangan Darat ke Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Nethanyahu Sebut Baru Permulaan

Namun, kemenangan Hamas tidak diakui oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, yang menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

Pada tahun 2007, Hamas mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza, setelah bentrok sengit dengan pasukan Fatah. Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza, dan mendeklarasikan Jalur Gaza sebagai wilayah otonom Hamas.

Sejak itu, Palestina terpecah menjadi dua wilayah, yaitu Jalur Gaza yang dikuasai oleh Hamas, dan Tepi Barat yang dikuasai oleh Fatah. Upaya-upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah belum berhasil hingga saat ini.

Hamas terus berhadapan dengan Israel, yang melakukan serangan-serangan militer ke Jalur Gaza, seperti Operasi Timbal Balik pada tahun 2008, Operasi Tiang Pertahanan pada tahun 2012, dan Operasi Batas Pelindung pada tahun 2014.

Hamas juga terlibat dalam konflik regional, seperti Perang Saudara Suriah, di mana Hamas mendukung pemberontak melawan rezim Bashar Al-Assad, yang merupakan sekutu Iran, yang merupakan pendukung utama Hamas.

Hamas adalah gerakan perlawanan Islam yang berjuang untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel dan mendirikan negara Islam di tanah suci.

Hamas berasal dari Mujama Al-Islamiyah, sebuah organisasi sosial keagamaan yang didirikan oleh Syaikh Ahmad Yasin pada tahun 1973.

Hamas didirikan pada tahun 1987, di tengah-tengah Intifadhah Pertama, oleh para aktivis Islam yang terinspirasi oleh ideologi Ikhwanul Muslimin.

Hamas menolak solusi dua negara, dan menganggap Israel sebagai musuh yang harus dihapuskan dari muka bumi.

Hamas menggunakan berbagai cara untuk melawan Israel, mulai dari demonstrasi, pemogokan, pembakaran ban, lemparan batu, hingga serangan bom bunuh diri.

Hamas juga memiliki sayap militer yang bernama Izz Ad-Din Al-Qassam, yang memiliki senjata-senjata seperti roket, mortir, ranjau, dan senapan.

Baca Juga: Ternyata Ini Awal Mula Korea Utara Mendukung Palestina dan Membantu Hamas dalam Perlawanan Terhadap Israel

Hamas berhasil mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat Palestina, terutama di Jalur Gaza, karena Hamas dianggap lebih militan, religius, dan bersih dari korupsi daripada PLO.

Hamas juga terus memberikan layanan sosial, seperti sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan masjid, kepada masyarakat Palestina yang menderita akibat blokade dan agresi Israel.

Hamas juga berpartisipasi dalam politik, dan memenangkan pemilihan umum legislatif Palestina pada tahun 2006.

Hamas mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza pada tahun 2007, setelah bentrok sengit dengan pasukan Fatah.

Sejak itu, Palestina terpecah menjadi dua wilayah, yaitu Jalur Gaza yang dikuasai oleh Hamas, dan Tepi Barat yang dikuasai oleh Fatah.