Find Us On Social Media :

‘Saya Menyadari Betapa Saya Tergantung pada Kafein’ , Kisah Pengalaman Seorang Pria Lepas dari Kecanduan Kopi Selama Sebulan, Berhasilkan Dia?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 22 Juli 2022 | 11:10 WIB

Ilustrasi. minum kopi

Intisari-Online.comSecangkir kopi di meja kerja sebelum memulai aktivitas pekerjaan, rasanya sungguh menyenangkan.

Bila itu sudah menjadi kebiasaan, maka sulit untuk melewatkan secangkir kopi untuk mengawali hari.

Terkadang kopi juga menjadi pilihan minuman untuk mengisi waktu luang atau santai di siang hari.

Bagi yang sudah terbiasa, banyak yang merasa ada sesuatu yang hilang bila satu hari saja tidak ngopi.

Dan ini dianggap sebagai efek samping kopi yang dikonsumsi secara berlebihan.

Pada akhirnya, banyak penyuka kopi yang mengaku tak sanggup ketika harus berhenti menyesap minuman favorit mereka.

Seorang konten kreator YouTube mencoba berusaha untuk membuktikan apa jadinya ketika penyuka kopi berhenti ngopi sebulan saja.

Berhasilkah dia?

Dalam video terbarunya yang dimuat di kanal YouTube @Goal Guys, pria bernama Cam Jones ini membagikan pengalamannya berhenti mengonsumsi segala minuman berkafein dalam rentang waktu sebulan.

“Mempertimbangkan seberapa besar saya bergantung pada kopi hanya untuk melalui hari, saya membayangkan yang terburuk,” katanya, dikutip dari videonya, mengutip dari kompas.com.

“Jika cara ini benar-benar membantu memperbaiki tidur dan menyeimbangkan tingkat energi saya, maka itu semua akan setimpal.”

Sebagai pengganti kopi untuk memulai beraktivitas pagi di hari pertama, Jones memilih the rooibos alami bebas kafein.

“The ini tidak apa-apa saya rasa,” jelasnya.

“Namun,beberapa jam di hari kerja, kelelahan tanpa kafein mulai terasa. Dan tanpa kopi sebagai penyemangat, saya semakin lelah.”

“Sisi negatif dari peningkatan energi dengan kafein adalah diperlukan 10 jam kira-kira agar kafein hilang dari tubuh,” tambah pria itu.

“Itu artinya, kopi yang kita minum di sore hari mungkin tidak akan melewati sistem tubuh kita hingga pukul 1 malam.”

Jones juga mengaku kelelahan tanpa kafein dan dia memperkirakan bahwa dirinya bisa tidur malam dengan baikn.

Nyatanya, dia tidak melihat adanya perbaikan nyata pada kualitas tidur selama minggu pertama.

Bahkan, rasa lelah serta keinginannya untuk minum kopi di siang hari terus menghantuinya.

“Tidak ada waktu ketika saya tidak memikirkan tingkat energi saya secara negatif,” paparnya.

“Saya belum begitu fokus dalam pekerjana, saya belum disiplin dalam diet atau pergi ke gym,” katanya lagi.

“Itu membuat saya menyadari betapa saya bergantung pada kafein untuk menjaga tingkat energi pada tingkat yang fungsional.”

Kemudian sebagai penggantinya, dia mencoba mencari cara alternatif untuk meningkatkan energi dalam rutinitas sehari-hari.

Yang dilakukannya adalah dengan cara tidur siang, menghidrasi tubuh, meningkatkan detak jantung melalui olahraga, makan teratur, hingga mandi air dingin di pagi hari.

Di akhir bulan, Jones tidak mampu mengidentifikasi manfaat apa pun dari berhenti mengonsumsi kafein.

Kecuali, menurutnya, menghemat uang untuk membeli minuman dan camilan  yang sering dibelinya selama dia pergi ke kedai kopi.

Berhasilkah dia?

Akhirnya, dia kembali mengonsumsi kafein dalam jumlah moderat, dan membatasi asupan kafein pada pukul dua siang.

Dengan cara yang dilakukannya itu, justru memberikan dampak positif bagi Jones, baik menyangkut tingkat energi di siang hari maupun kualitas tidurnya.

Jones menegaskan, bahwa dia tidak benar-benar melihat manfaat apa pun dari berhenti secara total mengonsumsi kafein.

“Kafein bias disalahgunakan jika mengonsumsinya terlalu banyak, tetapi pengalaman ini menegaskan betapa hebatnya kafein jika dikonsumsi secara tepat.”

 Baca Juga: Meski Baik untuk Kesehatan, Tahukah Anda Berikut Ini Adalah Waktu Terburuk untuk Minum Kopi, Berbahaya!

 Baca Juga: Pria dan Wanita Usia 50-an Wajib Tahu, Apalagi Bagi yang Punya Kebiasaan Ini, Berikut Tips Minum Kopi untuk Usia 50 Tahun ke Atas

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di