Find Us On Social Media :

Mulutnya Selalu Berwarna Merah hingga Punya Syal Khusus untuk Lap, Hari-hari Pangeran Diponegoro Dihabiskan dengan Menikmati Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 29 Maret 2022 | 17:20 WIB

(Ilustrasi) Pangeran Diponegoro

Meninggal di Makassar

Setelah pasukan Belanda yang dipimpin Jenderal De Kock berhasil mendesak Diponegoro di Magelang, mereka melakukan perundingan di Magelang.

Belanda menuntut Pangeran Diponegoro menghentikan perang.

Permintaan itu ditolak. Diponegoro ditangkap kemudian diasingkan ke Ungaran, Semarang, ke Gedung Karesidenan Semarang.

Baca Juga: Inilah Jawaban Sebenarnya Mengapa Pemerintah Hindia Belanda Paksa Laksanakan Tanam Paksa

 Baca Juga: Jangan Anggap Sebelah Mata Lelucon Tentang Lama Perang Diponegoro, Pemenang Perang Tersingkat dalam Sejarah Nyatanya Malah Sudah Dapat Diketahui Lebih Cepat dari Itu

Pada 5 April 1839, Diponegoro dibawa ke Batavia menggunakan kapal Pollux.

Kemudian di tanggal 30 April 1830, Belanda memutuskan Pangeran Diponegoro diasingkan ke Manado bersama dengan istrinya keenamnya yakni Raden Ayu Ratna Ningsih, serta Tumenggung Dipasana dan istrinya.

Diponegoro dan rombongan tiba di Manado pada tanggal 3 Mei 1830 dan langsung ditawan di banteng Amsterdam. 

Tahun 1834, ia dipindahkan ke banteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan.

Diponegoro menghabiskan hidupnya hingga meninggal pada tanggal 8 Januari 1855 di usia ke-69.

Baca Juga: Benarkah Pangeran Diponegoro Pernah Disekap di Balai Kota Tempat Para Tawanan Kompeni Disiksa?

 Baca Juga: Ki Hajar Dewantara Harus Jalani Kawin Gantung dengan Sepupunya Sendiri Demi Emban Amanat Leluhur

(*)