Tidak lama kemudian, Maria Isabel hamil lagi dan melahirkan pada 26 Desember 1818.
Sayangnya, bayi dalam kandungannya itu berada dalam posisi sungsang, sehingga para dokter meyakini bahwa bayi itu telah meninggal, bahkan Maria Isabel dianggap mati juga.
Para dokter kemudian mulai melakukan operasi caesar untuk mengangkat janin yang mati.
Namun, Maria Isabel hidup kembali oleh rasa sakit dan mati beberapa jam kemudian dengan kesakitan yang luar biasa.
“Ketika mereka mengeluarkan bayi perempuan di dalam rahimnya, dia lahir tanpa kehidupan, namun sang ibu berteriak sedemikian rupa rupanya dia belum mati, seperti yang dipercayai dokter, yang membuat Maria Isabel menjadi toko daging yang mengerikan.”
Karena tidak meninggalkan pewaris takhta, Maria Isabel dimakamkan di Pantheon of the Princes, bukan Pantheon of the Kings, di biara El Escorial.
Selama masa jabatannya yang singkat sebagai Ratu, Maria Isabel berhasil meninggalkan warisan, yaitu mempromosikan pembuatan Museum Lukisan Kerajaan, yang sekarang dikenal sebagai museum Prado.
Lukisannya yang paling terkenal menunjukkan dia menunjuk ke arah museum.
Lukisan itu dibuat atas perintah suaminya sekitar sepuluh tahun setelah kematiannya.
Suaminya menikah dua kali lagi.
Istri keempat dan terakhirnya, Maria Christina dari Dua Sisilia memberinya dua putri, dan yang tertua menggantikannya sebagai Ratu Isabella II dari Spanyol.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari