Find Us On Social Media :

Ketar-ketir Jadi Lokasi Perang Berikutnya Setelah Menyaksikan Ukraina Dihancurkan Rusia, Negara Asia Ini Langsung Bersiap Latihan Perang dengan China Sebagai Musuhnya

By Afif Khoirul M, Kamis, 17 Maret 2022 | 15:44 WIB

Ilustrasi - Militer China melakukan pendaratan di Taiwan.

Intisari-online.com - Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina telah membuka peluang sejumlah negara besar melakukan invasi ke negara-negara kecil.

Bahkan tak sedikit negara-negara kecil yang memiliki konflik dengan negara besar.

Mereka juga sudah menjadi isu peperangan selama bertahun-tahun lalu, misalnya seperti China dan Taiwan.

Kedua negara ini telah menjadi isu panas selama bertahun-tahun, ada rumor bahwa China akan melakukan serangan militer ke Taiwan.

Hal itu diperburuk dengan situasi di mana Rusia yang merupakan sekutu China melakukan invasi ke Ukraina.

Taiwan langsung melakukan persiapan jika suatu saat China melakukan serangan dadakan seperti yang dilakukan Rusia.

Latihan tembakan langsung Taiwan berlangsung di pulau strategis Dongdan, yang terletak dekat dengan kota Fuzhou di China.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Taiwan pada 16 Maret melakukan latihan tembakan langsung di Pulau Dong Dan, yang terletak di titik paling utara Taiwan dan terletak di dekat China.

Baca Juga: Cuma Berawal Dari Kesalahan Sepele Negaranya Harus Menanggung Serangan Rusia, Rupanya Jika Sejak Awal Ukraina Mengambil Langkah Ini, Mungkin Rusia Sama Sekali Tak Akan Menyentuhnya

Baca Juga: Termasuk Skenario Terburuknya Adalah Perang Nuklir Habis-habisan, Terkuak 5 Skenario yang Bisa Membuat Perang Rusia-Ukraina Selesai

Pulau Dongdan milik kepulauan Mazu yang dikendalikan oleh Taiwan dan terletak di lepas pantai Kota Fuzhou, ibu kota provinsi Fujian, Tiongkok.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan latihan di pulau Dongdan dilakukan secara berkala.

Namun, langkah itu dilakukan saat Taiwan meningkatkan tingkat siaganya setelah Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina.

Selama latihan, tentara Taiwan menembakkan peluru artileri ke palang merah yang mengambang di laut, sebuah simbol yang mensimulasikan kekuatan musuh yang mendekat.

Meskipun Taiwan belum mencatat aktivitas China yang tidak biasa sejak Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina, pada 5 Februari, China mengirim pesawat yang sangat dekat dengan Pulau Timur.

Taiwan mencurigai China menggunakan pesawat sipil untuk menguji respons pasukan pertahanan pulau itu.

Taiwan belum secara terbuka merinci jumlah pasukan yang ditempatkan di Pulau Dongying, tetapi Komando Regional Dongdan telah berada di garis depan pertahanan Taiwan sejak tahun 1950.

Seorang pejabat keamanan mengatakan pasukan di pulau itu memiliki sekitar 1.100 orang.

Baca Juga: Gunakan Taktik Serupa di Timur Tengah, Penduduk Suriah Ini Bocorkan Cara Rusia Gempur Ukraina Ternyata Gunakan Taktik Sama Ketika Hancurkan Suriah

Baca Juga: Menterinya Sampai Pasrah Akui Sedang Frustasi, China Geregetan dengan Polah AS, Dilarang Bantu Rusia tapi 'Tangannya' Dipinjam untuk Serang Rusia, Tanpa Izin

Chieh Chung, ahli dari sebuah organisasi penelitian di Taipei, mengatakan bahwa Pasukan Bela Diri di Pulau Dong Dan dilengkapi dengan rudal anti-kapal Hsiung Feng II buatan Taiwan serta rudal permukaan-ke-udara Sky Bow II.

Dong Dan "pulau strategis paling penting" dalam sistem pertahanan Taiwan.

Pulau Dongdan adalah rumah bagi sekitar 1.500 orang dan terletak di jalur utama bagi pasukan Tiongkok yang menuju selatan dari provinsi Zhejiang.

"Itulah mengapa Dong Led dipersenjatai dengan rudal Hsiung Feng dan Sky Bow. Dong Dan adalah ancaman langsung terhadap aktivitas udara dan angkatan laut China," kata Chung.

Bulan lalu, kepala kementerian pertahanan Taiwan Qiu Guozheng mengatakan bahwa Beijing dapat mengambil pelajaran dari konflik di Ukraina dan "mempercepat" setiap serangan terhadap Taiwan.

Ini dapat dimulai dengan menyerang pulau-pulau yang jauh dari pulau utama Taiwan, sambil juga meluncurkan serangan rudal. pada target di pulau utama.

Qiu juga mengatakan bahwa China sekarang memiliki kapasitas untuk menduduki Pulau Kinmen dan pulau-pulau lain di Taiwan.