Find Us On Social Media :

Usai 'Ketahuan' Membantu Ukraina di Balik Layar, PM Israel Dikabarkan Desak Zelensky Menyerah Saja kepada Putin dan Menerima Tawaran yang Diberikan

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 14 Maret 2022 | 10:13 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (mengenakan pakaian taktis abu-abu, di tengah)

Intisari-Online.com - Sebelum Putin mengumumkan invasi secara resmi pada (24/2/2022), tepatnya saat Rusia baru mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina, negara pimpiman Volodymyr Zelensky telah mencari jalan keluar.

Ukraina ingin menggunakan sistem pertahanan Iron Dome dari Israel untuk menghadapi kemungkinan serangan Rusia.

Namun Israel menolak penjualan rudal Iron Dome ke Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh jurnalis dan penulis terkenal Israel, Nadav Eyal.

Dalam kolom yang ditulis untuk harian Israel, Yedioth Ahronoth, Eyal mengatakan, penolakan terjadi untuk menghindari keterlibatan Israel dalam krisis Rusia-Ukraina. 

Tel Aviv tidak mau ikut terlibat dalam konflik, karena Moskow juga menempatkan pasukannya di Suriah seiring konflik yang terjadi antara Israel dan Suriah.

Sementara, Rusia memihak pada Suriah dan menekan Israel untuk menghentikan serangan.

Meski begitu Israel tetap memantau dan membantu di balik layar. Mereka mengatakan pihaknya fokus pada 40.000 orang Yahudi Ukraina dan 180.000 orang Ukraina dengan ikatan keluarga Yahudi yang mungkin ingin berimigrasi.

Namun, baru-baru ini menurut laporan dua media Israel, Walla dan Haaretz, Zelensky didesak Bennet untuk menerima tawaran Putin berupa konsesi yang signifikan untuk mengakhiri invasi Moskwa.

Baca Juga: Tantang Balik NATO, Rusia Sebut Mereka Bisa Menarget Pasokan Senjata Barat untuk Ukraina, 'Konvoi Ini Jadi Target Empuk!'

Baca Juga: China dan India Sudah Dukung Rusia dalam Perang Rusia-Ukraina, Lantas Apa Dampaknya Bagi Perdamaian Indo-Pasifik? Ternyata Kerugian Ini Bisa Sambar Indo-Pasifik dan Indonesia Termasuk di Pasar Global

Dilansir The Times of Israel, Jumat (11/3/2022), Kantor Perdana Menteri Israel membantah kabar tersebut.

Walla tidak merinci tawaran Putin. Tetapi, laporan sebelumnya dari Walla menyebutkan bahwa Putin menuntut wilayah Donbas yang independen, sambil berhenti mencari perubahan rezim di Ukraina.

Laporan lain mengabarkan, usulan yang disodorkan Bennett ke Zelensky termasuk mengakui pencaplokan Crimea oleh Rusia, mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai entitas yang terpisah, dan mengubah konstitusi Ukraina untuk menarik komitmen untuk bergabung dengan NATO.

“Jika saya jadi Anda, saya akan memikirkan kehidupan orang-orang saya dan menerima tawaran itu,” kata Bennett kepada Zelensky selama panggilan telepon pada Selasa (8/3/2022), menurut seorang pejabat senior Ukraina yang berbicara kepada Walla dan Haaretz dengan syarat anonim.

Zelensky tidak menerima usulan dari Bennet dan menanggapi dengan singkat dengan berkata, "Saya mendengar Anda."

"Bennett telah mengusulkan agar kami menyerah. Kami tidak punya niat untuk melakukannya. Kami tahu bahwa tawaran Putin hanyalah permulaan,” kata pejabat senior Ukraina kepada Walla dan Haaretz.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Israel juga telah meminta agar Ukraina menghentikan permintaannya untuk bantuan militer atau pertahanan dari Israel.

Pasalnya, permintaan tersebut dapat menghambat upaya Israel untuk menengahi dan menjaga netralitas.

Baca Juga: 500 Tentara Lakukan Bunuh Diri pada 2006 hingga Perpeloncoan yang Mendarah Daging, Inilah Rahasia Gelap Angkatan Darat Rusia yang Ditutup-tutupi

Baca Juga: Rusia Bikin Panik Satu Dunia, Berhasil Duduki Ukraina, Rupanya Dua Reaktor Nuklir Besar Chernobyl dan Zaporizhzhia Ini Sudah Di Tangan Rusia, Kebocoran Radiasi Bisa Terjadi Kapan Saja

Sejauh ini, Zelensky tidak terkesan dengan upaya mediasi yang dilakukan oleh Bennett.

Zelensky bahkan pernah mengatakan bahwa Bennet sudah cukup menjadi "kotak surat" yang menyampaikan pesan antara Rusia ke Ukraina.

“Kami tidak membutuhkan kotak surat,” kata pejabat senior Ukraina tersebut.

“Kantor Presiden Zelensky tidak percaya ini adalah cara untuk menengahi. Jika Bennett ingin bersikap netral dan menengahi, kami ingin dia menunjuk seseorang yang akan menangani masalah ini siang dan malam untuk mencoba dan mencapai kompromi,” sambungnya.

Pejabat itu juga membandingkan sikap negara-negara Barat seperti Jerman dan Perancis dibandingkan Israel.

Dia menuturkan, Jerman dan Perancis memainkan peran dalam menyampaikan pesan antara Rusia dan Ukraina sambil tetap mempertahankan sikap publik yang tegas dan jelas terhadap invasi Moskwa.

Sementara itu, Israel tidak mengeluarkan pernyataan yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Diundang 'Piknik Menyantap Lemak Babi,' Cara Terselubung Organisasi Rahasia Rusia Rekrut Tentara Bayaran yang Isinya Para Kriminal

Baca Juga: Sempat Bikin Ukraina Kesal, NATO Beberkan Alasan Ukraina Belum Jadi Anggota dan Alasan Tak Terapkan Zona Larangan Terbang

(*)