Masih Gondok Setengah Mati dengan Polah Brutal NATO Kepada Anak-anak Tak Berdosa di Negerinya, Negara Ini Siap Hukum Warganya yang Bantu Ukraina

Tatik Ariyani

Editor

Presiden Serbia Aleksandar Vucic
Presiden Serbia Aleksandar Vucic

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengonfirmasi bahwa ada sekitar 20 ribu sukarelawan telah terdaftar sebagai tentara asing Ukraina untuk berperang melawan invasi Rusia.

Dikutip dari New York Post, Senin (7/3/2022), Kuleba mengatakan, "Veteran dan sukarelawan berpengalaman dari 52 negara di dunia datang kepada kami. Ini keinginan mereka."

Masuknya aplikasi sukarelawan ini datang setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta kepada warga dunia untuk bergabung dengan pertahanan Ukraina.

Zelensky bahwan meminta pemerintah Ukraina mencabut persyaratan visa untuk pejuang asing.

Meski banyak sukarelawan asing dari berbagai negara yang menjadi tentara asing untuk membantu Ukraina melawan Rusia, negara ini justru melarang keras warganya turut membantu Ukraina.

Melansir RT, Sabtu (12/3/2022), Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan negaranya lebih baik tanpa NATO.

NATO diketahui melancarkan "agresi" terhadap negara itu pada 1999 ketika Serbia adalah bagian dari Yugoslavia.

"agresi" NATO tersebut membunuh anak-anak dan warga sipil.

Baca Juga: Disanksi Tidak Jera, Begini Ternyata Cara Rusia Tetap Dapat Pendapatan Fantastis Lewat Aset Energinya, Tiba-tiba Gaet Negara Asia Ini Jadi Mitra Perdagangannya

Baca Juga: China dan India Sudah Dukung Rusia dalam Perang Rusia-Ukraina, Lantas Apa Dampaknya Bagi Perdamaian Indo-Pasifik? Ternyata Kerugian Ini Bisa Sambar Indo-Pasifik dan Indonesia Termasuk di Pasar Global

Vucic bersikeras bahwa militer Serbia mampu melindungi negara itu sendiri.

Vucic membuat pernyataan itu saat berpidato di kampanye di Busije pada hari Sabtu.

Daerah pinggiran Beograd yang didominasi pengungsi menjadi rumah bagi orang-orang Serbia yang melarikan diri dari Serbia Krajina.

Serbia Krajina merupakan sebuah republik yang memproklamirkan diri di Kroasia, karena serangan militer Kroasia pada pertengahan 1990-an.

“Beberapa orang mengatakan bahwa kita harus bergabung dengan NATO, dan saya mengatakan bahwa kita memiliki negara yang indah, terindah di dunia, dan itulah mengapa kita harus menyimpannya sendiri, dan mempertahankan langit dan kebebasannya! Itu sebabnya tentara kita adalah yang terkuat,” kata Vucic, seperti dikutip media Serbia.

“Sejauh menyangkut NATO, kerja sama selalu baik, dan menyenangkan untuk memaafkan, tetapi kita tidak bisa melupakannya,” tambah presiden.

Dia kemudian melanjutkan untuk mengingat nama-nama anak-anak Serbia yang terbunuh selama pemboman NATO di Yugoslavia.

"Tidak jauh dari sini, mereka membunuh Milica Rakic. Kita akan segera menandai peringatan agresi. Dan kita tidak akan ragu untuk menyebutnya agresi, dan bukan intervensi atau kampanye."

Baca Juga: Bagaimana Keadaan Perekonomian pada Masa Kerajaan Samudra Pasai?

Baca Juga: Senangnya Jadi Penikmat Kopi, Ternyata Kopi Punya Segudang Manfaat untuk Tubuh Termasuk Turunkan Berat Badan Tanpa Harus Rogoh Kocek! Bagaimana Caranya?

Milica Rakic ​​berusia tiga tahun ketika dia dibunuh oleh munisi tandan di rumahnya di pinggiran Belgrade Batajnica pada 17 April 1999.

Saat itu, NATO menargetkan pangkalan militer terdekat.

Setelah Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina pada 24 Februari, wilayah Kosovo yang memisahkan diri di Serbia mendesak NATO untuk merampingkan aksesinya ke blok tersebut, meskipun empat anggota aliansi tidak mengakuinya sebagai negara merdeka.

Beograd telah mengambil sikap netral terhadap konflik militer Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

Pada hari Jumat, Vucic bersumpah untuk menghukum orang-orang Serbia yang berusaha pergi ke Ukraina untuk memperjuangkan kedua pihak.

Beograd, bagaimanapun, telah mendapat tekanan yang meningkat dari Uni Eropa (UE) untuk "menyelaraskan" posisinya di Ukraina dengan blok lainnya.

Sementara UE menutup wilayah udaranya untuk pesawat Rusia, Serbia terus mempertahankan perjalanan udara dengan Rusia.

Baca Juga: Inilah yang Menjadi Penyebab Keberhasilan Sunan Gunung Jati Dalam Berdakwah, Apa Saja?

Baca Juga: Mengenal Anggota Wangsa Syailendra dari Mataram Kuno yang Mengasingkan Diri dan Membangun Kerajaan Sriwijaya di Lembah Sungai Musi

Artikel Terkait