Intisari - Online.com - Di tengah serangan Vladimir Putin ke Ukraina, Rusia telah mengisukan peringatan serius kepada Swedia dan Finlandia dengan pembicaraan mengenai potensi keanggotaan NATO merebak.
Dengan kedua negara memberatkan bergabung dengan NATO sebagai jaminan melawan agresi Rusia, juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova memperingatkan: "aksesi ke NATO dapat memiliki konsekuensi yang merugikan dan menghadapi konsekuensi militer dan politik."
Anggota-anggota NATO berkomitmen membela satu sama lain dari sebuah serangan dari luar, dan sebuah kondisi keanggotaan menghabiskan 2 persen GEP untuk anggaran pertahanan.
Melansir inews.co.uk, Ukraina bukanlah anggota NATO, artinya negara-negara Barat tidak punya kewajiban mengirimkan pasukan ke pertahanan Ukraina.
Mengapa Finlandia bukan anggota NATO?
Dari 27 anggota Uni Eropa, Finlandia adalah salah satu dari enam negara yang bukan anggota NATO bersama Austria, Siprus, Irlandia, Malta dan Swedia.
Finlandia adalah bagian dari program Kemitraan untuk Perdamaian NATO, tapi, yang memperbolehkan kerjasama fleksibel antara dua partai dan secara umum dilihat sebagai cara membangun kepercayaan yang akan menuntun pada kemitraan NATO penuh.
Namun sementara Finlandia mempertahankan hak untuk memutuskan bergabung dengan NATO, mereka juga sebelumnya memperjelas niat tidak bergabung dengan persekutuan itu.
'Perang Musim Dingin' Rusia-Finlandia yang terjadi dari 1939 sampai 1940 menciptakan keyakinan kuat akan kekuatan militer Finlandia dan tidak seperti sebagian negara di Eropa, mereka tidak secara signifikan mengurangi militernya mengikuti perang dingin.
Mungkin karena Finlandia membagi perbatasan sepanjang 1340 km dengan Rusia, memastikan mereka bisa melindungi diri sendiri adalah prioritas tinggi bagi Finlandia, dan Finlandia yakin mereka tidak butuh NATO untuk tetap aman.