Find Us On Social Media :

Rela Potong 'Organ Intim' Sendiri Demi Raih Posisi Mentereng di Kota Terlarang, Inilah para Kasim di China Kuno, Salah Satunya Sangat Sohor di Indonesia

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 11 Februari 2022 | 18:20 WIB

Kasim terakhir di kekaisaran Tiongkok.

Pada akhirnya, kebiri menjadi salah satu sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kekaisaran.

Karena tugasnya itulah, kasim memiliki hubungan yang dekat dengan kaisar, dan ini dimulai sejak Dinasti Han, di mana kasim menjalankan urusan sehari-hari di istana Kekaisaran.

Oleh karena itu membuat kasim memiliki potensi memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kaisar.

Pada akhirnya kasim dapat mengumpulkan sejumlah besar kekuatan politik, meski dinasti yang berkuasa tidak menganggapnya sebagai ancaman serius, karena kasim dianggap tidak dapat memiliki anak sendiri dan mewariskan kekuasaan pada keturunannya.

Meski kasim dianggap bukan merupakan ancaman potensial untuk menggantikan kaisar, namun mereka dapat menjatuhkan dinasti yang berkuasa.

Kekuatan besar yang dimiliki beberapa kasim dapat merusak, yang mengubah mereka menjadi individu yang rakus, kejam, dan licik.

Baca Juga: Lelaki Kebiri Itu Setia Setengah Mati dan pada Masanya Harganya Jual Lebih Mahal daripada Budak Biasa

 Baca Juga: Tak Cukup Hanya Menerima Hukuman Mati, Herry Wirawan Juga Terancam Menerima Kebiri Kimia, Sebenarnya Apa yang Terjadi Jika Menerima Kebiri Kimia?

Seperti jatuhnya dinasti Qin, misalnya, dapat dikaitkan dengan kasim Zhao Gao, yang menjadi milik keluarga penguasa negara bagian Zhao, salah satu dari tujuh negara bagian selama Periode Berperang.

Orangtua Zhao Go yang dianggap melakukan kejahatan, dihukum, dan saudara-saudaranya dikebiri, maka hukuman yang sama juga dijatuhkan kepada Zhao Gao.

Karena dia seorang ahli hukum, maka Zhao Gao datang melayani Qin Shi huang, yang memungkinkannya naik pangkat dan menjadi salah satu penasihat terdekat Kaisar.

Maka setelah kematian Qin Shi Huang, Zhao Gao dan Perdana Menteri atau Kanselir, Li Si, mengatur kudeta dengan merekayasa kematian pewaris, Fusu, serta dua pendukungnya, Meng Tian dan Meng Yi.