Find Us On Social Media :

Belum Juga Konflik Dimulai, Tentara dan Warga Ukraina Mengaku Sudah Lelah Hadapi Pasukan Rusia, Sampai Memohon Seperti Ini Kepada Vladimir Putin, 'Berdamailah'

By Mentari DP, Senin, 31 Januari 2022 | 12:30 WIB

Konflik Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - Menghadapi konflik Rusia dan Ukraina yang terus memanas, rupanya garda terdepan di Ukraina Timur sudah dipenuhi salju dan senjata besar.

Ada penembak jitu ditempatkan di gurun putih musim dingin ini. 

Ini karena konflik Rusia dan Ukraina sudah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.

Rupanya konflik di sini telah terjadi sejak 2014, ketika separatis, yang didukung oleh Moskow, merebut sebagian wilayah Donbas.

Sedikitnya 13.000 orang telah tewas, baik militer maupun warga sipil.

Sekarang para pemimpin Barat memperingatkan sesuatu yang jauh lebih buruk bisa terjadi.

Yaituinvasi Rusia skala penuh ke Ukraina.

Jika itu benar terjadi, maka garda terdepan di Timur akan menjadi tempat yang paling ideal untuk memulai perang. mudah untuk memulai.

Baca Juga: Vladimir Putin Panik! Mengira di Atas Angin Karena Punya Militer Terkuat, Siapa Sangka Rusia Ketar-ketir Lihat Aksi Militer Amerika, Inggris, dan NATO

Baca Juga: Setengah Mati Tak Mau Ukraina Jatuh ke Tangan Rusia, Rupanya Inggris Sampai Kerahkan Ribuan Pasukannya Untuk Gagalkan Serangan Rusia ke Ukraina

Apalagi dengan adanya pemberontak pro-Rusia di sini yang bisa membuka jalan.

Maria, salah seorang prajurit berusia 26 tahun, menceritakan sedikit kehidupannya sebagai garda terdepan di Timur seperti dilansir dari bbc.com pada Senin (31/1/2022).

Dia adalah bagian dari brigade infanteri ke-56 Ukraina. 

"Saya mencoba untuk tidak terlalu khawatir," kata Maria.

"Tapi kami siap. Kami telah menjalani banyak latihan."

"Saya tahu ini tidak akan mudah. Tapi kami tetap teguh pada pendirian kami."

Maria memiliki sekelompok saudara. Dua bertugas di garda nasional Ukraina.

Adik bungsunya akan segera menuju ke garis depan, sebagai penembak tank.

Di rumah, orangtuanya yang sudah pensiun merawat putranya yang berusia empat tahun.

"Sangat berat untuk meninggalkannya," katanya.

"Tetapi sejak saya berusia enam tahun, impian saya adalah bergabung dengan tentara."

"Saya tidak berpikir bahwa saya akan berakhir di garis depan, tetapi saya tidak menyesal bahwa saya ada di sini."

Baca Juga: Vladimir Putin Bersiap Untuk Perang! Bukan ke Ukraina, Rusia Mendadak Kirim 30 Kapal Perang, 20 Pesawat, dan 1.200 Personel ke Wilayah Ini, Seisi Eropa Langsung Menahan Napas

Baca Juga: Pantas Saja Vladimir Putin Tetap Tenang Meski Digertak Seisi Eropa, Tak Disangka Ada Banyak Negara yang Siap Bela Rusia Mati-matian, Militer Rusia Jadi Makin Kuat!

Bagi Maria, perang ini adalah tentang masa depan tanah airnya. Tetapi juga mungkin bisa mempertaruhkan nasib Ukraina ke depannya.

Sebab Rusia seperti sedang menarik semua negara Eropa ke garis pertempuran dalam Perang Dingin yang baru.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah memperingatkan bahwa Rusia bisa menyerang kapan saja.

Oleh karenanya, mereka meminta pasukan AS, Inggris, Ukraina, sekutu, dan NATO bersiap-siap.

Orang-orang yang tinggal di Ukraina Timur tidak hanya militer. Tapi juga warga sipil dan mereka sudah delapan tahun mengalami ketakutan perang.

"Setiap kali saya mendengar suara, jantung saya berdebar kencang," kata Ludmilla Momot, seorang nenek yang berusia 64 tahun.

Momot tahu betul apa yang bisa dilakukan Rusia kepada negaranya.

Contohnya rumahnya selama 30 tahun, di desa Nevilske, dihancurkan November lalu oleh penembakan separatis.

Ketika dia kembali ke Nevilske, kota itu sekarang sudah menjadi kota hantu. Hanya tersisa puing-puing. 

Baca Juga: Tak Ada Istilah Perang Dunia III dari Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, Terkuak Ini 3 Skenario yang Hampir Pasti Terjadi Jika Rusia Nekat Gempur Ukraina

Baca Juga: Bukan dengan Militer, Vladimir Putin Blak-blakan Bongkar Ancaman Paling Mengerikan yang Diprediksi Terjadi di Eropa Jika Amerika dan Sekutunya Berani Serang Rusia, Apa Itu?

Dia pun meminta kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. "Berdamailah," katanya.

"Mencapai kesepakatan. Kalian semua sudah dewasa, orang-orang terpelajar. Berdamailah agar orang bisa hidup bebas, tanpa air mata dan penderitaan."

Dalam perang dan perdamaian versi modern, permainan akhir pemimpin Rusia masih belum jelas.

Belum jelas apa maksud dari Rusia dengan mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina untuk memaksa konsesi dari NATO.

Apakah benar Rusia ingin menginvasi Ukraina?

Yang jelas, jika pasukan Rusia bersikeras untuk menyerang, maka pasukan Ukraina siap.

"Kami lebih siap kali ini," kata Alyona, seorang tentara yang ditempatkan di Timur.

Baca Juga: Perang dengan Rusia Bisa Terjadi Kapan Saja, Warga Sipil Ukraina Termasuk Wanita Kepergok Membawa Senapan Saat di Jalanan Saking Berbahayanya Situasinya

Baca Juga: Pantas Saja Vladimir Putin Tetap Tenang Meski Digertak Seisi Eropa, Tak Disangka Ada Banyak Negara yang Siap Bela Rusia Mati-matian, Militer Rusia Jadi Makin Kuat!