Find Us On Social Media :

Rupanya Inilah Sosok 'Lady Al-Qaeda' Aafia Siddiqui yang Bikin Seorang Pria Nekat Sandera Banyak Orang untuk Membebaskannya dari Hukuman 86 Tahun Penjara

By Tatik Ariyani, Minggu, 16 Januari 2022 | 16:30 WIB

Aafia Siddiqui ditampilkan dalam foto kombo FBI yang dirilis di Washington pada 26 Mei 2004.

Intisari-Online.com - Pada hari Sabtu lalu, seorang pria menyandera banyak orang di Sinagoge Beth Israel di Colleyville, Texas.

Pria itu menuntut pembebasan Aafia Siddiqui.

Saat ini, Aafia Siddiqui menjalani hukuman penjara 86 tahun atas percobaan pembunuhan terhadap pasukan Amerika dan agen FBI yang menangkapnya.

Meskipun laporan awal menunjukkan bahwa penyandera adalah saudara laki-laki Siddiqui, seorang mantan pengacara saudara tersebut mengklaim bahwa dia tidak terlibat dalam penyanderaan, menurut The Daily Beast.

Setelah mendengar tentang insiden tersebut, Aafia Siddiqui mengeluarkan pernyataan yang menyuruh penyandera untuk mundur, situs berita tersebut melaporkan.

Siapa sebenarnya Aafia Siddiqui hingga ada pria yang menuntut pembebasannya hingga nekat menyandera banyak orang?

Aafia Siddiqui adalah ahli saraf Pakistan yang pindah ke AS pada tahun 1990 dengan visa pelajar, melansir The Jerusalem Post, Minggu (16/1/2022).

Dia kemudian belajar di University of Houston sebelum pindah ke MIT di mana ia mengambil tiga jurusan biologi, antropologi, dan arkeologi.

Baca Juga: Sama-sama Dibunuh AS, Mengapa Jenazah Osama Bin Laden Dikuburkan di Laut dengan Ritual 'Terhormat' Sementara Jenazah Dua Putra Saddam Hussein Seperti Dihinakan?

Baca Juga: Pantas Sampai Dijuluki 'Osama Bin Laden Dari Asia Tenggara', Inilah Sosok Teroris Asal Indonesia yang Terima Pesanan Langsung dari Al-Qaeda, CIA Sampai Turun Tangan Memburunya

Dia kemudian menerima gelar PhD dari Universitas Brandeis, seperti yang dilaporkan dalam buku Peter Bergen The Longest War: The Enduring Conflict Between America and Al-Qaeda.

Setelah menikahi ahli anestesi Amjad Mohammed Khan dalam perjodohan, Siddiqui memiliki dua putra dan seorang putri pada tahun 1996, 1998 dan 2002.

Setelah serangan 9/11 di Menara Kembar, New York City, AS, Siddiqui bersikeras meminta kepada suaminya bahwa keluarganya pindah ke Pakistan.

Ketika mereka melakukannya, dia ingin pindah ke perbatasan Pakistan dengan Afghanistan untuk memberikan bantuan medis kepada gerilyawan Taliban yang berperang melawan AS, menurut Majalah Harper.

Siddiqui mulai menarik perhatian FBI ketika dia dan suaminya membeli pelindung tubuh senilai $10.000, kacamata night-vision dan buku panduan militan seperti Fugitive, Advanced Fugitive, The Anarchist's Arsenal dan How to Make C-4, menurut laporan di Harper's, The Guardian dan Boston Magazine.

Pernikahan Siddiqui mulai berantakan karena kekerasan fisik dari Khan serta minat Sidiqqui yang semakin besar dalam jihad, sampai pasangan itu bercerai pada 2002, menurut Deborah Scroggins dalam "Wanted Women."

Khan menduga Siddiqui telah terlibat dengan kelompok-kelompok ekstremis, dan dia menikah dengan tersangka anggota al-Qaeda Ammar al-Baluchi pada tahun 2003.

Baluchi adalah keponakan dalang 9/11 Khaled Sheikh Mohammed (KSM), menurut Direktur Intelijen Nasional AS.

Baca Juga: Kisah Pilunya Lahirkan Tempat Para Jin Bersemedi kala Bulan Purnama, Inilah Putri Alun, Selir Raja Majapahit yang Dihempaskan Usai Asal-usulnya Terbongkar

Baca Juga: Disebut Tonggak Lahirnya Orde Baru, Apa yang Dimaksud dengan Tritura?

Pemerintah AS menuduh bahwa Siddiqui terlibat dalam plot oleh sel al-Qaeda untuk melakukan serangan di AS, Inggris dan Pakistan.

Sel tersebut, yang dipimpin oleh KSM, berencana untuk menyabotase SPBU dan tangki penyimpanan bawah tanah dan meracuni atau menghancurkan fasilitas pengolahan air, tulis Scroggins.

Ketika Siddiqui menghilang bersama anak-anaknya dalam apa yang dia klaim sebagai perjalanan ke Islamabad, FBI merilis "peringatan di seluruh dunia" untuk dia dan Khan, menurut Scroggins dan BBC.

Pada tahun 2004, Jaksa Agung John Ashcroft saat itu menyatakan bahwa Siddiqui adalah salah satu dari tujuh tersangka dalam daftar FBI dari tujuh buronan al-Qaeda yang paling dicari dan merupakan "bahaya nyata bagi AS," Scroggins dan The Los Angeles Times menulis.

Siddiqui kemudian ditangkap di Ghazni, Afghanistan oleh pasukan Angkatan Darat AS dan agen FBI.

Selama interogasi, Siddiqui diduga mengambil salah satu senapan tentara dan menembakkan dua tembakan ke arah mereka, meneriakkan "Allah Akbar," lapor The New York Times.

Para prajurit berhasil melucuti senjatanya.

Aafia Siddiqui kemudian dijatuhi hukuman penjara 86 tahun.

Baca Juga: Rusia Percaya Diri Sebut Bomber Tu-160M Sebagai 'Proyek Terbesar & Berteknologi Tinggi di Industri Penerbangan', Memangnya Apa Hebatnya Pesawat Itu?

Baca Juga: Laksamana Muslim Cheng Ho Kerahkan 27.000 Pelaut dalam Ekspedisinya ke Nusantara, 170 Pasukannya Bahkan Ikut Terbunuh saat Kerajaan Majapahit Perang Saudara