Intisari-Online.com -Pentagon telah mengkonfirmasi bahwa sebuah seranganyang dilakukan AS telah membunuh seorang anggota senior Al-Qaeda.
Pemimpin senior Abdul Hamid al-Matar tewas oleh serangan pesawat tak berawak Amerika di Suriah.
Mayor Angkatan Darat AS John Rigsbee, juru bicara Komando Pusat AS mengatakan pembunuhan Abdul Hamid al-Matar akan "mengganggu" rencana organisasi teror itu.
"Pelenyapan pemimpin senior al-Qaeda ini akan mengganggu kemampuan organisasi teroris itu untuk merencanakan lebih lanjut dan melakukan serangan global yang mengancam warga AS, sekutu kami, dan warga sipil tak berdosa," kata Mayor Rigsbee dalam sebuah pernyataan tertulis.
Melansir Express.co.uk, Sabtu (23/10/2021), serangan itu terjadi hanya dua hari setelah sebuah pos AS di Suriah selatan diserang.
Rigsbee tidak mengkonfirmasi apakah serangan pesawat tak berawak AS dilakukan sebagai pembalasan.
Pernyataan resmi juga mengklaim tidak ada indikasi korban sipil setelah serangan pesawat tak berawak.
"Al-Qaeda terus menghadirkan ancaman bagi Amerika dan sekutu kami," lanjut Mayor Rigsbee.
"Al-Qaeda menggunakan Suriah sebagai tempat yang aman untuk membangun kembali, berkoordinasi dengan afiliasi eksternal, dan merencanakan operasi eksternal.
"Al-Qaeda juga menggunakan Suriah sebagai basis untuk ancaman yang menjangkau Suriah, Irak, dan sekitarnya."
Dalam jumlah kematian resmi pertama sejak 2014, PBB telah melaporkan setidaknya 350.209 orang telah tewas selama 10 tahun perang di Suriah.
Awal pekan ini, para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah pos terdepan Amerika bernama Al-Tanf, di Suriah selatan, telah diserang pada hari Rabu.
Salah satu pejabat mengatakan itu diyakini sebagai serangan pesawat tak berawak.
Namun, ledakan itu tidak berakhir dengan korban Amerika.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Komando Pusat Kapten Bill Urban mengkonfirmasi "serangan yang disengaja dan terkoordinasi."
“Berdasarkan laporan awal, serangan itu menggunakan sistem udara tak berawak dan tembakan tidak langsung,” katanya.
"Kami mempertahankan hak membela diri yang melekat dan akan merespons pada waktu dan tempat yang kami pilih."
Al-Tanf, sebuah pangkalan militer, adalah satu-satunya posisi dengan kehadiran militer AS yang signifikan di Suriah di luar wilayah utara yang dikuasai Kurdi.
Pasukan Amerika pertama kali dikerahkan di sana ketika pejuang Negara Islam menguasai Suriah timur yang berbatasan dengan Irak.
Sejak militan diusir, hal itu dilihat sebagai bagian dari strategi AS yang lebih besar untuk menahan jangkauan militer Iran di wilayah tersebut.