Find Us On Social Media :

Dari Pahlawan hingga Jadi Buronan, Siapa Sangka Inilah Tempat Pelarian Gajah Mada Setelah Melakukan Pembantaian pada Ratusan Pasukan Sunda

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 15 Januari 2022 | 16:08 WIB

Ilustrasi Mahapatih Gajah Mada

Pengunduran tersebut dikarenakan tragedi Perang Bubat.

Perang ini merupakan tragedi kelam berdarah antara kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Sunda.

Tragedi tersebut menyeret Gajah Mada yang pada saat itu bertindak sebagai Mahapatih menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Sampai pada akhirnya, Gajah Mada meninggalkan jabatannya dan yang pada awalnya mengambil sumpah Hamukti Palapa untuk menyatukan Nusantara, kini memilih Hamukti Moksa di tempat yang selanjutnya dinamakan Madakaripura.

Madakaripura merupakan tanah perdikan milik mahapatih Gajah Mada dari kerajaan Majapahit.

Tanah perdikan tersebut saat ini lebih terkenal dengan air terjunnya yang terletak di Dusun Branggah, Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang,Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: Inilah Wisnuwardhana, Meski Namanya Tak Sekondang Anak dan Cucunya, Namun Melalui Darahnya Raja-raja dari Majapahit Hingga Singasari Lahir

 Baca Juga: Dibentuk Setelah Jatuhnya Kerajaan Majapahit, Kerajaan Badung pun Jatuh Dalam Taklukkan Kolonialisme Belanda dengan Trik Tipuan Kapal Karam, Meski Rakyat Sudah Lawan Hingga Titik Darah Penghabisan

Madakaripura berasal dari tiga nama, yakni Mada diambil dari nama gajah.

Kari memiliki arti peninggalan, sedangkan Pura berarti sembahyang atau semedi.

Secara keseluruhan Madakaripura bermakna gajah yang sedang meninggal di kala sembahyang.

Menurut cerita warga sekitar, Gajah Mada menghabiskan sisa hidupnya di Air Terjun Madakaripura sampai akhir hayatnya untuk bersemadi dan merenungi perbuatannya setelah membunuh ratusan orang Kerajaan Sunda.

Baca Juga: Banyak Dibenci saat Menjadi Raja Majapahit, Ini Deretan Keburukan Raja Jayanegara hingga Pernah Menyekap Calon Penguasa Ketiga Majapahit

 Baca Juga: Sesajennya Diduga Ditendang Seorang Pria, Suku Tengger Ternyata Punya Statistik Kriminalitas Tak Biasa, Hanya Dimiliki Keturunan Terakhir Majapahit

(*)