Dalam cerita dari mitologi Mesir, dewa pernikahan antara saudara laki-laki dan perempuan dan ayah dengan anak perempuan adalah hal yang biasa pada periode awal, dan raja-raja Mesir mungkin merasa itu adalah hak prerogatif kerajaan untuk melakukan hal yang sama.
Ada juga teori bahwa pernikahan saudara laki-laki dan perempuan mungkin telah memperkuat klaim raja untuk memerintah.
Tak jarang di kalangan orang biasa menikahkan orang tua.
Pernikahan antara sepupu, paman, dan keponakan cukup umum terjadi di Mesir sebelum periode Yunani.
Menariknya, setelah kedatangan bangsa Yunani, sebuah penelitian menemukan bahwa 24 persen pernikahan di kalangan rakyat jelata adalah hubungan saudara.
Perkawinan biasanya antara orang-orang dari kelas yang sama, tetapi hanya sedikit yang mempertimbangkan ras atau kebangsaan.
Maka, bukan hal yang aneh bagi orang Mesir utara untuk menikahi seorang Nubia, atau bahkan negara lain.
Di antara orang-orang biasa, poligami mungkin sudah ada seperti yang terjadi di kelas kerajaan, tetapi, itu jarang terjadi.
Penggalian yang dikenal sebagai Deir el Medina sebagai perumahan bagi mereka yang sejalan dengan monogami bersama daripada poligami.
Dari dinasti ke-13 (1795-1650 SM) poligami adalah hal biasa di kalangna raja dan beberapa elit penguasa.