Penulis
Intisari - Online.com -Hyundai Motor menaruh taruhan miliaran dolar untuk produksi mobil listriknya di Indonesia akan mengalahkan keunggulan perdagangan mobil Jepang di pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.
Melansir Nikkei Asia, perusahaan Korea Selatan tersebut mengadakan showroom otomotif besar di Indonesia, yang dipandu oleh kelompok industri Gaikindo pada pertengahan November lalu.
Showroom dilengkapi dengan booth khusus boyband BTS membantu menarik pengunjung.
Dalam acara tersebut, Hyundai membeberkan sebuah rencana untuk menciptakan jaringan 100 hak penjualan di Indonesia pada akhir tahun, lebih dari 4 kali jumlah di akhir 2020.
Ini bukan upaya pertama Hyundai untuk memasuki pasar Indonesia, dan jalan Hyundai masih lebih panjang.
Antara Januari dan November, Hyundai hanya menjual 2.751 kendaraan di Indonesia, menurut Gaikindo, menyumbang 0.36% saham pasar.
Sementara itu musuh Jepangnya seperti Toyota Motor dan Honda Motor memegang saham pasar gabungan melebihi 90%.
Hyundai melihat mobil listrik sebagai kunci menguasai pasar Indonesia.
Perusahaan tersebut telah kucurkan investasi skala besar sebagai bagian pelobian yang meningkat untuk pemerintah Indonesia, yang mencari cara membangun rantai pasokan EV untuk menyerap tenaga kerja.
Hyundai menginvestasikan sebesar USD 1,55 miliar untuk membangun pabrik pertama mereka di Asia Tenggara untuk tahapan finishing di Bekasi.
Pabrik itu akan mulai membuat mobil bertenaga bensin bulan depan dan membuat mobil listrik Maret tahun depan.
Di Kota Industri Internasional Karawang, taman industri terdekat, Hyundai dan LG Energy Solution menggabungkan investasi dalam pembangkit baterai USD 1,1 miliar yang akan mulai beroperasi pada 2024.
Tahun ini agenda Presiden Jokowi adalah dekarbonisasi, berjanji untuk mencapai karbon netral pada 2060.
Indonesia akan menjadi presiden G20 pada 2022, kelompok negara-negara yang memimpin ekonomi dunia, memberi Jokowi kesempatan untuk memamerkan inisiatif Indonesia di panggung global.
Rencana Hyundai untuk menjadikan Indonesia produsen EV besar sesuai dengan kebijakan Jokowi.
Kepala Hyundai Chung Euisun menghadiri sebuah konferensi di Indonesia Oktober lalu yang diadakan oleh pemerintah.
Di sana, Chung mengatakan kepada Jokowi mengenai strategi kelompok tersebut untuk masa depan dan bersumpah membantu membangun pabrik mobil listrik di tanah Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki kenangan tidak menyenangkan dengan Hyundai.
Perusahaan mobil tersebut menarik diri dari Indonesia dan juga Thailand dan pasar-pasar lain di ASEAN setelah krisis moneter Asia tahun 1997.
Awalnya ada rencana bergabung dengan Bimantara, sebuah konglomerat yang dikuasai oleh keluarga Cendana, dan membangun pabrik gabungan yang mampu memproduksi 100 ribu mobil per tahunnya.
Namun investasi proyek itu menguap akibat gonjang-ganjing pasar finansial kala itu.
Lebih dari dua puluh tahun berikutnya, Hyundai mulai membangun citra baru di Indonesia sebagai pemimpin kelas atas.
Impor K-pop dan drama Korea Selatan telah membangun dasar yang cukup baik, membantu Hyundai menjual lebih banyak mobil dari Januari ke Juli daripada tahun 2019 kala sebelum pandemi.
Dalam sinyal lebih jauh mengenai posisi perusahaan, pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menikmati kendaraan VIP dari mobil listrik Hyundai untuk pertemuan G-20 tahun depan.
Setelah perjuangan panjang di China, Hyundai melihat Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan selanjutnya setelah India.
Indonesia adalah pasar terbesar di wilayah ini, dengan 270 juta orang.
Tahun 2019, 1.03 juta mobil terjual di Indonesia menurut Federasi Otomotif ASEAN, memberi saham regional tertinggi Indonesia hampir 30%.
Sementara itu pembuat mobil Jepang masih ragu membuat investasi mobil listrik di Asia Tenggara.
Hyundai yakin kondisi ini baik untuk mengubah arah kemajuan mereka.
Tempat pengisian daya mobil listrik, kekurangan yang menjadi pembatas menyebarkan adopsi kendaraan ini, akan dibangun dengan dukungan pemerintah Korea Selatan.
Sampai mobil listrik mencapai penyerapan optimal, Hyundai berharap citra merk yang perlahan-lahan bisa diperbaiki akan menjual lebih banyak mobil bahan bakar minyak (BBM) yang dibuat di Indonesia.
Korea Selatan dan Indonesia tahun 2019 telah menyepakati perdagangan bebas bilateral yang membebaskan 97% tarifnya.
Pajak ekspor untuk komponen kendaraan telah dihapus, mendorong Hyundai untuk memperluas produksi di Indonesia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini