Intisari - Online.com -Aset pengelolaan ladang minyak dan gas di Indonesia baru saja dijual oleh perusahaan migas dunia, ConocoPhillips (COP.N).
Dikabarkan Rabu (8/12/2021) ConocoPhillips (COP.N) akan menjual aset Indonesia mereka untuk USD 1,355 miliar kepada MedcoEnergi.
MedcoEnergi atau Medco Energy adalah perusahaan lokal yang menangani pengelolaan aset migas.
Mengutip Energy Voice, langkah ini disebut pukulan bagi citra Indonesia dalam jangka panjang.
Hal ini karena saat ini Indonesia sedang berupaya menarik investasi asing.
Meski begitu, pakar secara umum memandang kesepakatan ini sebagai hal yang positif.
“Ini membawa perusahaan yang ingin berinvestasi. Melipatgandakan rilis Metco. Allround adalah kesepakatan yang bagus,” Andrew Harwood, direktur penelitian Asia Pasifik di Wood Mackenzie, mengatakan kepada Energy Voice.
Kesepakatan tersebut menuliskan MedcoEnergi akan membeli 54% saham di ConocoPhillips.
ConocoPhillips sendiri merupakan perusahaan yang mengendalikan 54% kepemilikan operasional di Giant Corridor Production Sharing Agreement di lepas pantai Sumatra dan TransAsia Pipeline.
Aset Indonesia tersebut menghasilkan sebanyak 50 ribu barel (MBOED) minyak per hari selama 9 bulan yang berakhir 30 September 2021, kemudian pada akhir 2020, ada cadangan sebesar 85 juta barel minyak menurut laporan dari ConocoPhillips.
“Secara harga, ConocoPhillips sepertinya sudah mencapai harga yang bagus, tapi Medco berpeluang besar untuk direalisasikan oleh operator Indonesia,” kata Harwood.
“Seorang operator Indonesia mungkin memiliki peluang yang lebih baik untuk bernegosiasi dengan pemerintah, terutama jika memiliki koneksi politik. Ini dapat membantu ketika menegosiasikan perjanjian pengembangan, perjanjian penjualan baru, atau peningkatan keuangan,” tambah Harwood.
“Dari perspektif kebanggaan nasional, pemerintah ingin meminta pertanggungjawaban operator Indonesia atas aset produksinya yang besar,” katanya.
Dikabarkan selanjutnya jika ConocoPhillips juga mengatakan mereka akan membeli tambahan 10% saham di Australia Pacific LNG (APLNG) dari Origin Energy (ORG.AX) senilai USD 1.645 miliar.
Harwood menyebut pembelian saham APLNG ini membuat ConocoPhillips berubah dari properti matang menjadi kemerosotan.
Total kepemilikannya menjadi 47,5% di APLNG.
Origin Energy yang berbasis di Sydney setuju untuk menjual sahamnya di EIG Partners, sedangkan Sinopec China juga memiliki 25% saham.
Untuk itu, ConocoPhillips akan menjadi mitra terbesar dalam proyek ini.
“Kawasan Asia-Pasifik memainkan peran kunci dalam keunggulan diversifikasi kami sebagai E&P independen, dan kedua transaksi ini meningkatkan keunggulan itu dengan mengurangi tingkat penurunan kami secara keseluruhan dan mendiversifikasi bauran produk kami,” kata CEO Ryan Lance dalam sebuah pernyataan.
Meski begitu, Indonesia tidak bisa tutup mata lagi mengenai banyaknya investor yang meninggalkan Indonesia.
Beberapa tahun terakhir saja banyak perusahaan migas besar antara lain Total dan Chevron, meninggalkan Indonesia atau mengurangi posisinya.
Shell juga berusaha melepas diri dari perannya dalam usulan pengembangan ladang gas Masela yang didorong oleh Inpex Jepang.
“Ini pandangan jangka panjang. Setiap ada investor asing yang keluar dari Indonesia, nama baik negara rusak dan total modal menyusut,” kata pakar migas dari Jakarta.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini