Find Us On Social Media :

Buntut Perkara Jatuhnya Afghanistan ke Tangan Taliban, Inilah 'Dalang' Sebenarnya yang Bertanggung Jawab Atas Insiden Tewasnya Warga Afghanistan Setiap Minggunya

By Mentari DP, Jumat, 1 Oktober 2021 | 07:30 WIB

Pasukan Amerika Serikat tinggalkan Afghanistan setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Intisari-Online.com - Pasukan Amerika Serikat (AS) resmi tinggalkan Afghanistan. Itu terjadi setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Namun akibat Afghanistan jatuh ke tangan Taliban ternyata lebih besar daripada yang diduga.

Pejabat tinggi pertahanan AS mengatakan pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban terjadi kesepakatan antara kelompok itu dan pemerintahan Trump.

Baca Juga: Sampai Pilih Khianati Taliban demi Bergabung dengan ISIS-K, Pembelot Taliban Ini Bongkar Kondisi Sebenarnya di Afghanistan Setelah Taliban Berkuasa

Kesepakatan itu disebut perjanjian Doha dan ditandatangani pada Februari 2020.

Setelahnya ditetapkan tanggal bagi AS untuk menarik pasukannya.

Dilansir dari bbc.com pada Kamis (3/9/2021), Jenderal Frank McKenzie mengatakan kesepakatan itu memiliki efek yang sangat merusak pada pemerintah dan militer Afghanistan.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin setuju.

Dia mengatakan dengan perjanjian itu, maka sama saja telah membantu Taliban menjadi lebih kuat.

Baca Juga: Pantas Saja Warga Afghanistan Ketakutan, Taliban Baru Saja Tembak Mati 4 Orang dan Menggantung Tubuh Mayat Mereka di Alun-alun, Sebut Itu Peringatan

Selain menetapkan tanggal penarikan, perjanjian Doha mencakup kewajiban luas pada Taliban.

Misalnya untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda mengancam keamanan AS dan sekutunya.

Setelah Donald Trump lengser dan Joe Biden menang, Presiden baru AS itu melanjutkan rencana penarikan.

Tetapi dia mengubah tanggalnya menjadi 31 Agustus 2021, bukan Mei 2021.

Jenderal Frank McKenzie dan para pejabat pertahanan AS berkomentar pada hari Rabu kepada Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat.

Sidang berlangsung beberapa minggu setelah penarikan pasukan yang kacau di bandara Kabul.

Terlihat ribuan warga Afghanistan yang putus asa memohon untuk diselamatkan.

Selanjutnya muncul sebuah serangan bunuh diri menewaskan 182 orang selama operasi tersebut.

Sebagai kepala Komando Pusat AS, Jenderal McKenzie mengawasi penarikan dari Afghanistan, yang menandai akhir dari kehadiran 20 tahun di negara itu dan perang terpanjang Amerika.

Jenderal McKenzie mengatakan kepada komite bahwa perjanjian Doha memiliki efek psikologis yang kuat pada pemerintah Afghanistan.

Ini karena itu menetapkan tanggal ketika mereka merasa semua bantuan berakhir.

Baca Juga: Taliban Tidak Bisa Berbohong Lagi, Orang Dalam Ini Bocorkan Kelompok Militan Itu Akan Gunakan Eksekusi Brutal yang Bisa Bikin Rakyat Afghanistan Makin Menderita, 'Potong Tangan Jadi Hal Biasa'

Dia bahkan percaya diri bahwa jika AS mengurangi jumlah penasihat militernya di Afghanistan di bawah 2.500 pasukan, maka pemerintah dan militer Afghanistan pasti tidak akan runtuh.

Tapi Presiden Biden sepertinya benar-benar berniat mengakhiri perang di Afghanistan.

Jadi, ketika AS berkomitmen untuk mengikuti perjanjian Doha dan ingin mengakhiri serangan udara terhadap Taliban, dampaknya malah membuat kelompok Islam itu semakin kuat

Taliban bahkan meningkatkan operasi ofensif mereka terhadap pasukan keamanan Afghanistan, dan Afghanistan kehilangan banyak orang setiap minggu.

Dibanding menarik seluruh pasukan, Jenderal Milley dan Jenderal McKenzie mengatakan mereka telah merekomendasikan untuk mempertahankan kekuatan 2.500 tentara di Afghanistan, menjelang penarikan penuh AS pada bulan Agustus.

Sebab Jenderal Milley yakin Taliban masih belum memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda.

Baca Juga: Ogah Dituduh Terus-menerus Dekat dengan Al-Qaeda, Taliban Laporkan Detail Penyelidikannya Terhadap Kelompok Osama bin Laden, Benarkah Pemimpin Al-Qaeda Sembunyi di Afghanistan?