Penulis
Intisari-Online.com - Pasukan Amerika Serikat (AS) resmi tinggalkan Afghanistan. Itu terjadi setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Namun akibatAfghanistan jatuh ke tangan Taliban ternyata lebih besar daripada yang diduga.
Pejabat tinggi pertahanan AS mengatakan pengambilalihan Afghanistan oleh Talibanterjadi kesepakatan antara kelompok itu dan pemerintahan Trump.
Kesepakatan itu disebutperjanjian Doha dan ditandatangani pada Februari 2020.
Setelahnya ditetapkan tanggal bagi AS untuk menarik pasukannya.
Dilansir dari bbc.com pada Kamis (3/9/2021), Jenderal Frank McKenzie mengatakan kesepakatan itu memiliki efek yang sangat merusak pada pemerintah dan militer Afghanistan.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin setuju.
Dia mengatakan dengan perjanjian itu, maka sama saja telah membantu Taliban menjadi lebih kuat.
Selain menetapkan tanggal penarikan, perjanjian Doha mencakup kewajiban luas pada Taliban.
Misalnya untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda mengancam keamanan AS dan sekutunya.
Setelah Donald Trump lengser dan Joe Biden menang, Presiden baru AS itumelanjutkan rencana penarikan.
Tetapi dia mengubah tanggalnya menjadi 31 Agustus 2021, bukan Mei 2021.
Jenderal Frank McKenzie dan para pejabat pertahanan AS berkomentar pada hari Rabu kepada Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat.
Sidang berlangsung beberapa minggu setelah penarikan pasukan yang kacau di bandara Kabul.
Terlihat ribuan warga Afghanistan yang putus asa memohon untuk diselamatkan.
Selanjutnya muncul sebuah serangan bunuh diri menewaskan 182 orang selama operasi tersebut.
Sebagai kepala Komando Pusat AS, Jenderal McKenzie mengawasi penarikan dari Afghanistan, yang menandai akhir dari kehadiran 20 tahun di negara itu dan perang terpanjang Amerika.
Jenderal McKenzie mengatakan kepada komite bahwa perjanjian Doha memiliki efek psikologis yang kuat pada pemerintah Afghanistan.
Ini karena itu menetapkan tanggal ketika mereka merasasemua bantuan berakhir.
Dia bahkan percaya diri bahwa jika AS mengurangi jumlah penasihat militernya di Afghanistan di bawah 2.500 pasukan, maka pemerintah dan militer Afghanistan pasti tidak akan runtuh.
Tapi Presiden Biden sepertinya benar-benar berniat mengakhiri perang di Afghanistan.
Jadi, ketikaAS berkomitmen untuk mengikuti perjanjian Doha dan ingin mengakhiri serangan udara terhadap Taliban, dampaknya malah membuatkelompok Islam itu semakin kuat
Taliban bahkanmeningkatkan operasi ofensif mereka terhadap pasukan keamanan Afghanistan, dan Afghanistan kehilangan banyak orang setiap minggu.
Dibanding menarik seluruh pasukan, Jenderal Milley dan Jenderal McKenzie mengatakan mereka telah merekomendasikan untuk mempertahankan kekuatan 2.500 tentara di Afghanistan, menjelang penarikan penuh AS pada bulan Agustus.
SebabJenderal Milley yakin Talibanmasih belum memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda.