Find Us On Social Media :

Kisah Seorang Pengusaha Kulit Hitam yang Ubah Industri Roti, Revolusi Pembuatan Roti untuk Dapur Hotel dengan Menggunakan Mesin dan Agar Tak Terbuang Percuma Ini yang Dilakukannya

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 17 September 2021 | 14:00 WIB

Joseph Lee dan mesin roti yang dibuatnya.

Intisari-Online.com – Jika Anda salah satu orang yang membuat roti sendiri selama pandemi Covid-19, maka Anda akan tahu mengapa pengusaha roti profesional mempercepat proses pembuatan roti yang memakan waktu dan padat karya dengan mesin.

Anda pasti mengetahui dengan pasti membuat roti secara manual membutuhkan waktu berjam-jam untuk bisa menjadikannya siap santap, mulai dari membuat adonan, hingga adonan itu mengembang dibutuhkan waktu yang cukup lumayan lama.

Salah seorang yang melakukannya adalah Joseph Lee, yang bekerja di dapur di perkebunan Carolina Selatan, tempat ia dilahirkan sebagai budak.

Lee mendapatkan pengalamannya ke utara setelah Perang Saudara, dengan bekerja sebagai juru masak dan pembuat roti di Newton, Massachusetts.

Baca Juga: Hari Ini 355 Tahun yang Lalu, Gara-gara Tindakan Ceroboh Pembuat Roti Ini Sebabkan Kebakaran Besar London, Ada Hikmah di Balik Kebakaran yang Sampai ‘Merebus’ Anak Sungai Ini

Sebelum akhirnya dia membuka restoran sendiri dan mengambil alih Woodland Park Hotel yang mewah, sebuah resor mewah yang menampung tidak kurang dari tiga presiden AS pernah dilihatnya.

Untuk memenuhi permintaan di restoran hotel yang ramai merupakan sebuah tantangan, apalagi untuk menu yang paling banyak ditemui di mana-mana.

Maka Lee menciptakan mesin pembuat rotinya sendiri yang mengaduk adonan lebih merata dengan kecepatan enam pekerja.

Baca Juga: Kisah James Hemings, Koki Kulit Hitam yang Jadi Budak Tapi Berhasil Lakukan Revolusi pada Masakan Amerika, Benarkah Akhir Hidupnya Karena Bunuh Diri?

Namun, hal itu menjadikannya masalahbaru, yaitu Lee membuat roti lebih cepat daripada yang biasa dia jual.

Agar sisa roti tidak basi dan hanya dibuang begitu saja, maka Lee menciptakan mesin lain untuk mengubahnya menjadi potongan kecil renyah yang bisa melapisi ikan atau salad, kita sekarang menyebutnya sebagai tepung roti.

Perangkat canggih pada masanya itu, menggunakan engkol tangan yang menarik roti melalui ‘seperangkat roda gigi, yang akan merobeknya menjadi potongan-potongan kecil, dan apa pun yang terlalu besar  jatuh melalui lubang akan secara otomatis dibawa kembali ke atas melalui roda gigi’.

Lee mematenkan mesinnya masing-masing pada tahun 1894 dan 1895.

Perjalanan yang tidak mudah untuk mematenkannya, karena hanya sedikit pengacara yang pada waktu itu bersedia membantu klien kulit hitam dengan proses paten.

Dan ini sering kali mengakibatkan tersingkirnya penemu kulit hitam atau pencurian properti intelektual mereka.

Baca Juga: ‘Burung Walet Hitam Kematian’ Julukan Pilot Pesawat Tempur Eugene Bullard, Orang Kulit Hitam Pertama yang Tak Takut Bergabung dengan Prancis dalam Perang Dunia I

Pada dekade berikutnya, Lee menjadi pemegang saham di National Bread Company, dan mesinnya mulai bermunculan di restoran dan hotel di seluruh dunia.

Mesin ini secara instan menjadi hit, dengan koki yang tahu bahwa klien mereka akan lebih memilih remah roti, yang ketika itu sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar.

Lee melanjutkan membuka bebeapa resor dan perusahaan katering dan meninggal sebagai orang kaya pada tahun 1908.

Pada tahun 2019, Lee diterima di National Investors Hall of Fame, atas pencapaian dan kontribusinya pada industri makanan.

Baca Juga: Kisah Wanita Kulit Hitam yang Miliki Peran Penting di Perang Dunia, Namun ‘Dihapus’ dari Sejarah, Sayangnya Mereka Harus Melakukan Ini Karena Putus Asa

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari