Intisari-Online.Com - Seorang remaja laki-laki menjadi buta dan tuli parsial setelah diet keripik dan sosis selama 10 tahun terakhir.
Melansir Mirror, (2/9/2019), seorang remaja laki-laki di Inggris yang namanya dirahasiakan tersebut mengalami kondisi yang umumnya hanya terlihat pada anak dunia ketiga yang kekurangan gizi.
Kasusnya diyakini sebagai kasus pertama di Inggris.
Remaja berusia 17 tahun itu hanya makan keripik, Pringles, sosis, ham olahan dan roti putih sejak sekolah dasar, memberi tahu dokter bahwa dia tidak menyukai 'tekstur' seperti buah dan sayuran.
Baca Juga: Duh! 30-50% Pasien di Rumah Sakit Mengalami Malnutrisi
Dr Denize Atan, yang bekerja untuk Rumah Sakit Universitas Bristol NHS Foundation Trust menulis tentang kasus bocah lelaki itu, mengatakan, "Dia makan kentang goreng setiap hari dari kedai fish and chip setempat dan mengudap Pringles, roti putih, irisan ham olahan dan sosis."
Kekurangan vitamin yang mengejutkan merusak saraf optiknya, yang menghubungkan mata ke otak.
Dia ditemukan memiliki kondisi yang disebut neuropati optik atau nutritional optic neuropathy (NON), biasanya hanya terlihat di negara-negara di mana akses makanan dibatasi.
Dr Atan mengatakan bahwa kebutaan anak muda itu disebabkan oleh junk food dan bahwa dia menderita penyakit makan yang jarang yang dikenal sebagai gangguan asupan makanan yang terbatas atau AFRID.
Penderita menjadi peka terhadap rasa, tekstur, bau atau penampilan jenis makanan tertentu.
Beberapa hanya bisa memakannya pada suhu tertentu.
Pasien yang tidak disebutkan namanya, dari negara-negara di daerah Barat juga mengalami gangguan pendengaran dan kelemahan tulang.
Makan terlalu banyak gula dan karbohidrat dalam makanan olahan dapat merusak telinga.
Dr Atan berkata, "Kondisinya tetap tidak terdiagnosis selama beberapa tahun."
Bocah itu buta pada saat ia mencapai usia 17, membuat para ahli di Rumah Sakit Mata Bristol bingung.
Baca Juga: Ibu Vegetarian Ini Didakwa Karena Menerapkan Diet Vegetarian pada Bayinya Hingga Alami Malnutrisi
Source | : | Mirror |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR