Find Us On Social Media :

Sampai Bikin Perusahaan Jam Rugi Puluhan Triliun dan Pejabat Elite Diseret ke Penjara, Jempol Netizen China Ini Mendadak 'Sakti' Cuma Gara-gara Keisengan Ini

By May N, Minggu, 12 September 2021 | 11:02 WIB

Ilustrasi jam tangan mewah Swiss

Intisari-Online.com - Jam tangan mewah Swiss termasuk barang mewah yang hanya bisa dimiliki sebagian orang.

Namun siapa sangka, orang-orang yang bisa memilikinya ternyata kebanyakan adalah para koruptor.

Hal ini tercermin di panggung politik China.

Melansir Kompas.com, masifnya pemberantasan tindak pidana korupsi di China rupanya berpengaruh terhadap penjualan jam tangan Swiss.

Baca Juga: Dulunya Jadi Negara Boneka Uni Soviet, Negara-negara Bekas Komunis Ini Ternyata Malah Terkenal Karena Produk Jam Tangannya, Tak Kalah dengan Swiss

Bahkan mereka mengalami penurunan penjualan sampai 10%.

Ekspor jam tangan sepanjang tahun lalu berkurang sampai lebih dari 2 miliar franc Swiss, atau lebih dari Rp 26,6 triliun seperti disampaikan Federasi Industri Jam Tangan Swiss.

Penurunan utamanya disebabkan semakin sedikit warga China yang membeli jam tangan mewah itu.

Ternyata jam tangan Swiss memang identik dengan panggung politik ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Baca Juga: Kalau Pernah Berhasil Curi MiG dari Irak, Lalu Apa Susahnya Mossad Israel Ambil Barang Pribadi Milik Agennya yang Legendaris Ini?

Tahun lalu menjadi masa terburuk kedua bagi industri jam tangan Swiss.

Sebelumnya mereka sudah pernah terpuruk tahun 2009, menyebabkan penurunan penjualan 22%.

Penurunan terutama terjadi pada penjualan jam tangan mewah, seperti disampaikan Philippe Pegoraro, pakar ekonomi federasi industri jam tangan.

Jam-jam yang dimaksud termasuk Platinum World Time buatan Patek, dibanderol USD 4 juta (Rp 53 miliar).

Baca Juga: Pernah Belikan Jam Tangan Rp4 Miliar hingga Mobil, Kini Pablo Benoa Pilih Bercerai dan Bongkar Sikap Buruk Rey Utami, 'Ada Sangkut Pautnya dengan Materi'

Jam yang terbilang paling murah dengan standar mereka adalah Blancpain Leman, dengan harga 9.750 Poundsterling (Rp 130 juta).

Namun dari mana penyebab korupsi dikaitkan dengan jam tangan Swiss?

Rupanya hal ini dari kemampuan netizen China yang di internet gemar menguliti para penjahat.

Hal ini tepatnya dimulai tahun 2013 lalu.

Baca Juga: Padahal Sudah Buat Netizen Se-Indonesia Murka, Ternyata Begini Nasib Pelaku Perundungan di KPI, Pantesan Masih Adem-ayem Tanpa Berani Menunjukkan Batang Hidungnya

Pengadilan Xi'an, China, memutuskan pejabat China Yang Dacai terbukti bersalah menerima suap dan memiliki 'kekayaan dengan jumlah besar dari sumber yang tidak jelas', seperti disampaikan oleh kantor berita negara China, Xinhua.

Penyuapan dan kekayaan rahasia itu akan disita oleh Kementerian Keuangan negara, seperti dilaporkan dari Xinhua.

Beberapa pejabat China juga telah disidang atas korupsi beberapa bulan terakhir.

Melansir BBC, Yang diputuskan bersalah atas tuduhan korupsi minggu lalu.

Baca Juga: Banyak Kepala Daerah Terjerat Korupsi, Setelah Bupati Banjarnegara Kini Bupati Probolinggo Terseret Korupsi Sampai Rumah Anak dan Pendopo Digeledah KPK

Dikatakan ia tidak bisa menjelaskan dari mana kekayaan 5 juta Yuan (Rp 11 M).

Yang dulunya adalah kepala lembaga keamanan di provinsi Shaanxi.

Namun ia dibebastugaskan setelah ia menarik perhatian dan cecaran masyarakat.

Saat itu banyak foto menunjukkan ia tersenyum pada pemandangan kecelakaan bus yang membunuh 36 orang pada Agustus 2012.

Baca Juga: Namanya Sempat Viral Gegara Pamer Slip Gajinya, Bupati Banjarnegara Ini Malah Terciduk Kasus Korupsi, Jumlah Kekayaannya pun Mendadak Jadi Sorotan Karena Jumlahnya

Netizen yang mengamuk kemudian mulai menelusuri kejahatan Yang yang lainnya.

Mereka mengomentari koleksi jam tangan mewah Dacai.

Ia ternyata memiliki 11 buah jam tangan mewah, dengan nilai total USD 100.000 Dolar.

Netizen berargumen bahwa Yang tidak bisa membeli jam-jam itu dengan pekerjaan sehari-harinya.

Baca Juga: Parah, Pantesan Koruptor Merajalela di Indonesia, Koruptor Ini Malah Divonis Bebas Padahal Terjerat Kasus Suap Rp 5 Miliar, Sedangkan Penyidik KPK Malah Dipecat