Find Us On Social Media :

Masih Diselimuti Kemarahan Gara-gara Polah ISIS-K yang Picu Amukan Amerika, Joe Biden Sebut Belum Cukup Hanya Bunuh 2 Anggota ISIS dengan Pesawat Militer Canggih Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 29 Agustus 2021 | 14:53 WIB

(Ilustrasi) Joe Biden Sebut Belum Cukup Hanya Bunuh 2 Anggota ISIS

Intisari-Online.com - Serangan susulan di bandara Kabul "sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan," kata Presiden AS Joe Biden setelah AS melakukan serangan udara balasan pertama, menurut CNN.

Biden berkomentar pada sore hari tanggal 28 Agustus (waktu AS), setelah Pentagon mengatakan dua "teroris tingkat tinggi" ISIS tewas di Afghanistan oleh pesawat tak berawak alias drone MQ-9 Reaper AS.

MQ-9 Reaper adalah drone yang diproduksi General Atomics Aeronautical Systems.

Drone ini diketahui memiliki harga hampir Rp200 miliar per unitnya.

Baca Juga: Demi Bunuh 2 Anggota ISIS-K, Amerika Nekat Tempuh Jarah 12.000 Km Gunakan Pesawat Canggih Ini Plus 6 Rudal, Inikah Kemarahan Amerika Pada ISIS?

Menjadi andalan Angkatan Udara AS dalam satu dekade terakhir, MQ-9 Reaper memiliki jarak terbang yang lebih jauh dan lama, jangkauan sensor yang lebih luas, rangkaian komunikasi multi-mode, dan senjata presisi.

Drone itu mampu dapat membawa 4 misil Hellfire berdaya ledak cukup dahsyat dan mampu menghancurkan tank.

Hal ini memberikan drone tersebut kemampuan unik untuk melakukan serangan, koordinasi, dan pengintaian terhadap target bernilai tinggi, cepat, dan sensitif terhadap waktu.

Dilansir dari Military.com, pesawat ini dapat melakukan misi dan tugas seperti intelijen, pengawasan, pengintaian, dukungan udara dekat, pencarian dan penyelamatan tempur, serangan presisi dan masih banyak tugas lainnya.

Baca Juga: Bak Dapat Balasan Langsung Usai Ledakkan Bandara Kabul dengan Bom, 2 Anggota ISIS-K Langsung Tewas dalam Serangan Rudal Amerika Beberapa Jam Kemudian

Reaper adalah bagian dari sistem pesawat yang dioperasikan dari jarak jauh.

"Serangan ini bukan yang terakhir," kata Biden.

Dia menambahkan bahwa AS akan "memburu semua yang terlibat dalam pemboman bandara Kabul, dan membuat mereka membayar."

"Situasi di lapangan terus menjadi sangat berbahaya."

Baca Juga: Pantas Dua ISIS-K Dalang Pemboman Kabul Langsung Tewas, Rupanya Begini Keganasan Drone MQ-9 Reaper yang Jadi Andalan Angkatan Udara AS

"Risiko serangan teroris di bandara Kabul tetap sangat tinggi," tambah Biden.

Biden juga menyebutkan bahwa dia bertemu dengan penasihat keamanan nasional dan membahas serangan udara terhadap organisasi teroris ISIS-K.

"Para komandan memberi tahu saya bahwa ada peluang yang sangat bagus bahwa teroris akan menyerang dalam 24-36 jam ke depan," kata Biden.

"Saya telah mengarahkan mereka untuk memfokuskan semua sumber daya guna melindungi kehidupan para prajurit."

Baca Juga: Setelah 20 Tahun Berperang, Militer Inggris Resmi Tinggalkan Afghanistan, Kini Mendadak Siap Berkomplot dengan Taliban untuk Sama-sama Serang ISIS-K

Sebelumnya, juru bicara Pentagon John Kirby menyatakan bahwa semua target teroris ISIS-K dihancurkan oleh AS dalam satu serangan udara, termasuk dua teroris tingkat tinggi.

Salah satunya dikatakan "mampu merencanakan lebih banyak serangan teroris di bandara Kabul".

Yang lainnya adalah anggota senior ISIS-K.

AS mengkonfirmasi bahwa mereka telah memilih dengan hati-hati waktu serangan udara.

Baca Juga: Tak Butuh Waktu Lama, Dua Dalang Pengeboman di Bandara Afghanistan Langsung Tewas dalam Serangan Balas Dendam AS, Namun Masih Ada Hal yang Dikhawatirkan Ini

Mereka menunggu wanita dan anak-anak meninggalkan area penembakan rudal terlebih dahulu.

"Matinya dua teroris ISIS adalah hal yang baik, baik untuk tentara Amerika dan untuk rakyat Afghanistan," tambah Kirby.

Seorang wartawan Afghanistan di lokasi serangan udara AS mengatakan sebuah rumah di Jalabad, di Afghanistan timur, telah hancur.

Sebuah kendaraan hancur di area gedung.

Puing-puing rudal tersebar di daerah sekitarnya.

(*)