Find Us On Social Media :

Walau Para Pakar Sudah Mendesak Pemerintah Orba Agar Kurangi Penduduk Jawa di Papua, Soeharto Ngeyel Tetap Tambah Kiriman Pendatang ke Bumi Cendrawasih, Begini Kisah Suram Papua di Masa Itu

By Maymunah Nasution, Kamis, 6 Mei 2021 | 14:23 WIB

Kolase kota Tembagapura dan Presiden Soeharto. Setelah Soeharto resmikan tambang Freeport di Papua, rakyat hanya mengalami kesengsaraan saja

Ia berujar: "Perusahaan ini adalah pelopor penanaman modal asing di Indonesia; dan lebih istimewa lagi dalam modal yang sangat besar. Tuan-tuan datang ke Indonesia dalam keadaan kami yang masih sulit pada tahun 1966."

Gelonggongan dana investasi itu tidak bisa tidak menggiur Soeharto yang saat itu tergerak untuk membangun masa depan Indonesia.

Baginya, investasi itu berarti bentuk kepercayaan kepada Indonesia yang juga telah mendorong penanam-penanam modal asing lain agar datang ke Indonesia.

Soeharto mengklaim kegiatan tambang akan membantu memajukan masyarakat lokal.

Baca Juga: Kisah Komunitas Yahudi di Tanah Papua, Terpaksa Gunakan Kitab Suci Agama Lain yang Disobek dan Bermimpi untuk Bisa Tinggal di Tanah yang Dijanjikan

“Karena itu, saya sangat gembira dapat meresmikan pembukaan tambang ini. Saya ucapkan selamat kepada Freeport Indonesia, kepada pimpinannya dan kepada seluruh karyawannya,” kata Soeharto yang lantas menutup pidatonya dengan ucapan terimakasih.

Nasib suku Amungme

Freeport didirikan di wilayah Pegunungan Erstberg yang memang kaya dengan tembaga, tapi pesona utama bukanlah tembaga saja.

Salah satu gunung bernama Grasberg adalah gunung emas dengan cadangan melimpah yang disebut sebagai cadangan emas terbesar di dunia.

Baca Juga: Kisah Pilu Mantan Anggota KKB, Berniat Tobat Ingin Kembali Ke Pelukan NKRI, Ketika Hendak Serahkan Diri Mendadak Tertembak Oleh Senjata yang Dibawanya Sendiri