Find Us On Social Media :

Walau Para Pakar Sudah Mendesak Pemerintah Orba Agar Kurangi Penduduk Jawa di Papua, Soeharto Ngeyel Tetap Tambah Kiriman Pendatang ke Bumi Cendrawasih, Begini Kisah Suram Papua di Masa Itu

By Maymunah Nasution, Kamis, 6 Mei 2021 | 14:23 WIB

Kolase kota Tembagapura dan Presiden Soeharto. Setelah Soeharto resmikan tambang Freeport di Papua, rakyat hanya mengalami kesengsaraan saja

Kontrak karya kemudian lahir berdasarkan UU Penanaman Modal Asing (PMA) yang langsung disetujui oleh Soeharto.

Sejak itu Grasberg menjadi milik Freeport.

Suku Amungme, suku asli Papua yang berdiam di dataran tinggi sekitar proyek tambang Freeport tentu mendapatkan petaka jika Freeport didirikan.

Suku Amungme memiliki kepercayaan jika mereka terikat dengan tanah leluhur, dan Gunung Grasberg dianggap suci.

Baca Juga: Pernah Bikin Jokowi Divonis Bersalah oleh Pengadilan, Masalah di Laut Papua Ini Kini Jadi Sasaran Media Selandia Baru untuk Sudutkan Pemerintah Indonesia yang tengah Berseteru dengan KKB

Bagi mereka Puncak Grasberg adalah kepala ibu, dan tidak ada orang Amungme yang tidak menghormati kawasan keramat tersebut.

Freeport segera mengubah Gunung Grasberg menjadi lubang raksasa sedalam 700 meter, dengan Danau Wanagon yang dikenal sebagai danau suci orang Amungme hancur juga.

Danau itu menjadi pembuangan batuan limbah yang asam dan beracun.

Tak hanya itu, Freeport juga mencemari tiga badan sungai utama wilayah Mimika: Aghawagon, Otomona, dan Ajkwa karena sengaja jadi tempat pembuangan limbah sisa produksi atau tailing.

Baca Juga: Kesaksian Mantan Anggota KKB Papua yang Sudah Bertobat dan Pilih Kembali ke Indonesia, Ternyata Hidup Jadi Anggota KKB Menderita di Dalam Hutan dan Hanya Ditipu Hal Ini