Find Us On Social Media :

Hembuskan Isu Hantu Komunisme, Peran Kepala Intelijen Jenderal Ali Murtopo dalam Pencaplokan Timor Leste pada 1975 oleh Indonesia, Yakni 'Mempengaruhi' Soeharto Terkait Partai Fretilin

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 2 Mei 2021 | 16:36 WIB

Ali Murtopo dan Soeharto

Dalam apa yang disebut 'gerakan bersenjata' pada 11 Agustus, UDT merebut beberapa kantor kunci Fretilin dan menahan ratusan pemimpin dan pendukung Fretilin.

Dalam kondisi destabilisasi, propaganda dan tekanan militer dari Indonesia, Fretilin akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada 28 November 1975.

Beberapa hari setelah itu, UDT dan tiga partai kecil lainnya mengumumkan 'Deklarasi Balibo' - seruan kepada pemerintah Indonesia untuk mencaplok Timor.

Meski dinamakan Deklarasi Balibo, saksi yang menandatanganinya memberi kesaksian bahwa draf deklarasi tersebut dibuat di Jakarta dan ditandatangani di sebuah hotel di Bali dengan kondisi paksaan seperti yang tercatat dalam laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk Timor- Leste (CAVR) pada tahun 2005.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, Inilah Kisah Kapal Selam Indonesia yang Pernah Nyaris Torpedo Kapal Militer Milik Australia, Perkara Timor Lesta Jadi Pemicunya

Sembilan hari kemudian, Indonesia menginvasi Timor Timur pada 7 Desember 1975.

Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Soeharto menduduki Timor Timur bukan tanpa alasan.

Padahal, Soeharto awalnya tidak ingin Timor Timur masuk ke wilayah Indonesia.

Namun, setelah mendapat masukan dari kalangan intelijen Indonesia, salah satunya Majen Ali Murtopo, Soeharto mungkin akan berpikir ulang.

Baca Juga: Pantas Jor-joran Sumbang Bantuan untuk Timor Leste, Ternyata Australia Tengah Bersiap Pesta Cuan Lewat Ladang Minyak yang Langsung Dikeruk Sesaat Setelah Bumi Lorosae Lepas dari Indonesia Ini