Penulis
Intisari-Online.com - Badai yang dipicu siklon tropis Seroja terjadi pada Minggu (4/4) lal menerjang setidaknya ada 10 kabupaten dan 1 kota di NTT.
Australia pun telah menanggapi permintaan bantuan dari pemerintah Timor-Leste dengan memberi paket bantuan senilai Rp77 miliar untuk mendukung 100.000 orang yang terkena dampak banjir.
Namun, seolah bukan tanpa alasan, ternyata Australia kini sedang bersiap pesta cuan.
Dilansir dari Energyvoice.com, Selasa (20/4/2021),Carnarvon Petroleum, perusahaan minyak Australia mengatakan, mereka telah setengah jalan mengolah ladang minyak di lepas pantai Buffalo di Timor Lorosae.
"Sumur Buffalo-10 berada di jalur yang akan dibor pada akhir 2021, tergantung pada pengamanan anjungan pengeboran, di mana proses tender sedang berlangsung," kata Carnarvon.
"Setelah sumur itu rampung, usaha patungan akan memperoleh dana pengembangan dari pemberi pinjaman pihak ketiga dan persyaratan pendanaan tambahan akan disediakan oleh Advance sebagai pinjaman tanpa bunga," tambah Carnarvon.
Operatornya, Carnarvon Petroleum yang terdaftar di Australia, dan mitra baru Advance Energy, berharap dapat mengembangkan lebih dari 30 juta barel minyak.
Porsi ini tampaknya telah dilewatkan oleh operator sebelumnya, termasuk BHP dan Nexen Petroleum, di lepas pantai Timor Leste.
Ladang minyak Buffalo awalnya ditemukan pada tahun 1996 oleh BHP dan menghasilkan 20,5 juta barel minyak ringan antara 1999 dan 2004, setelah Timor Leste lepas dari Indonesia.
BHP mengolah ladang tersebut selama dua tahun sebelum dijual ke Nexen.
Kedua operator gagal membuka kunci minyak yang berada di puncak geologi lapangan.
Meskipun beberapa pengamat industri skeptis bahwa operator sebelumnya bisa saja melewatkan volume minyak yang begitu besar, kepala eksekutif Advance, Leslie Peterkin, awal bulan ini menjelaskan kepada Energy Voice alasannya di balik taruhan bullish pada Buffalo.
“Perusahaan patungan akan bergerak cepat untuk memanfaatkan penguatan pasar minyak."
"Ini akan dicapai dengan menangguhkan sumur produksi di masa depan dan memulai studi pengembangan awal selama 2021,” kata kepala eksekutif Carnarvon Adrian Cook hari ini.
“Ladang minyak Buffalo memiliki keuntungan karena berada di perairan dangkal sehingga proyeknya memakan berbiaya rendah."
"Buffalo merupakan proyek yang menarik bagi pemegang saham Carnarvon,” tambah Cook.
Menurut Carnarvon, perkiraan volumetrik yang diaudit secara independen dari sumber daya kontingen di ladang minyak Buffalo adalah 31,1 juta barel (2C) dengan perkiraan rendah 15,3 juta barel (1C) dan perkiraan tinggi 47,8 juta barel (3C).
(*)