Find Us On Social Media :

Jadikan Soeharto Sebagai Mahagurunya, Militer Myanmar Ternyata Terpaksa Lakukan Kudeta Berdarah Justru karena Gagal Meniru 2 Kunci Utama The Smiling General Berkuasa Selama 3 Dekade Ini

By Maymunah Nasution, Minggu, 25 April 2021 | 16:49 WIB

Sama-sama jenderal yang berkudeta, inilah alasan keberhasilan Soeharto menjadi pemimpin puluhan tahun tidak dirasakan oleh Jenderal Min Aung Hlaing untuk Myanmar

Intisari-online.com - Maret kemarin, 6 minggu setelah kudeta militer di Myanmar, pemimpin komando Indonesia menawarkan berbagi dengan Jakarta "pengalaman membangun pasukan bersenjata profesional dalam konteks demokrasi".

Niat baik Marsekal TNI Adi Tjahjanto diabaikan saat itu.

Militer Myanmar yang puluhan tahun lalu mengirim petugas untuk belajar dari Indonesia, tidak ingin pelajaran tentang meniru transisi dari negara otoriter menjadi demokrasi.

Faktanya militer Indonesia setelah runtuhnya Suharto di tahun 1998 melakukan apa yang perlu dilakukan militer Myanmar saat ini: melepaskan peran terbuka dalam politik.

Baca Juga: Sampai Terpikir Mengundang Junta Militer ke Jakarta, Langkah Jokowi Dianggap Pakar Ingin Meneruskan Warisan yang Sudah Dicetak SBY di Pemerintahan Myanmar yang Sedikit Diketahui Dunia Ini

Setelah kudeta 1 Februari yang menghancurkan demokrasi Myanmar, junta militer telah berpaling dari Indonesia dan pilih meniru Thailand dengan tokohnya Prayut Chan-o-cha.

Secara bersejarah, ada beberapa tanda kemiripan antara militer Myanmar dan Indonesia.

Keduanya berperang untuk kemerdekannya, mengasingkan penjajah kolonial dan dalam prosesnya mendapatkan pengakuan seluruh negara.

Keberhasilan ini mendasari kedua militer memainkan peran besar dalam politik masing-masing negara.

Baca Juga: Semua Pemimpin ASEAN Diundang Jokowi, Tapi Inilah Dua Pemimpin ASEAN yang Tak Akan Hadiri Rapat Istimewa dengan Min Aung Hlaing di Jakarta, Apa Penyebabnya?