Penulis
Intisari-Online.com - Seorang guru SD ditembak di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (8/4/2021) sekira pukul 09.30 WIT.
Pelaku penembakan adalah Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua pimpinan Sabinus Waker.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri, menjelaskan, korban didatangi pelaku lalu di tembak di dalam kios.
"Diduga pelaku menembak dengan menggunakan senjata laras pendek," ujarnya.
Aksi yang dilakukan para pelaku, tambah Kapolda merupakan aksi biadab.
Dikarenakan korban merupakan pejuang kemanusiaan yang bertanggung jawab untuk mendidik anak bangsa.
"Seharusnya tenaga pendidik dan kesehatan harus dilindungi, karena mereka adalah unjung tombak untuk membangun generasi penerus bangsa kedepan khususnya anak-anak Papua," kata dia.
Mathius menjelaskan, pihaknya belum mengetahui pasti motif di balik penembakan oleh Sabinus Waker serta kelompoknya.
Dari informasi yang diperoleh, kata dia, keberadaan Sabinus di Puncak atas undangan dari Lekagak Telenggen.
Sosok Sabinus Waker
Sabinus Waker merupakan warga asal Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Dia ditetapkan sebagai DPO oleh polisi karena rangkaian kejahatan kriminal.
Pada 2017 silam, Humas Polda Papua mengungkapkan jika Sabinus Waker tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Kehidupan sehari-hari dia mendatangi masyarakat melakukan pemerasan untuk dia dan kelompoknya.
Masyarakat di luar Freeport sering diperas.
Kemudian di lintasan Freeport sering melakukan penembakan dan merampok.
Berikut fakta-fakta Sabinus Waker:
1. Merekrut anak putus sekolah
Aparat keamanan di Distrik Sugapa mengidentifikasi, sosok Sabinus Waker merekrut anak putus sekolah masuk kelompoknya.
Para anak-anak putus sekolah ini dilatih di hutan dan dipersenjatai, kemudian dilepas ke masyarakat hingga membikin ulah.
Kasus terakhir Februari 2021, ulah dari anak buah Undinus Kogoya dan Sabinus Waker ini telah mencelakai warga sipil dengan menembak pipinya dari jarak dekat.
Korban berinisial R mengalami tembakan di pipi saat berada di pasar di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, pada Senin (8/2/2021).
"Beberapa bulan ini menghilang, mungkin ke hutan karena memang anak-anak putus sekolah ini yang direkrut KKB," kata Kapolres Intan Jaya, AKBP I Wayan G Antara, yang juga menyebut usia pelaku tergolong masih muda.
Mengenai kemungkinan pelaku berafiliasi kepada kelompok mana, Wayan belum bisa memastikannya.
Ia hanya menyebut selama ini ada dua kelompok kriminal yang aktif berulah di Intan Jaya.
2. Menyerang Brimob
KBB Sabinus Waker juga ditetapkan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam insiden penyerangan anggota Brimob di tahun 2015.
Satu Brimob yang diperbantukan dari Sulawesi Selatan tewas ditembak. Sabinus Waker merebut dua senjata laras panjang milik Brimob.
Senjata jenis senapan serbu Steyr AUG tersebut diduga digunakan saat menyerang anggota Brimob, Sabtu (21/10).
Dugaan ini didasarkan dari kemampuan Steyr yang bisa menembak dari jarak jauh, lantaran dilengkapi dengan teleskop.
Selain beraksi dengan menggunakan senjata rampasan, kelompok Sabinus Waker juga dibekali senjata rakitan.
Penyerbuan yang terjadi Sabtu kemarin diduga dilakukan 15 anggota KKB. Jumlah ini didapat dari keterangan personel Brimob yang memperkirakan titik sumber suara tembakan. Namun belum diketahui total jumlah anak buah Sabinus Waker.
3. Sempat kocar-kacir
KKB Papua pimpinan Sabinus Waker pernah kocar kacir saat markasnya di kampung Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua digerebek TNI-Polri Senin (26/10/2020) sekira pukul 05.00 hingga 10.00 WIT.
Dalam penggerebekan tersebut, satu anggota KKB Papua terpaksa ditembak mati oleh TNI-Polri.
Menurut Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa, kronologinya berawal saat TNI-Polri melakukan pengintaian lokasi sejak Rabu (21/10/2020).
Dari pengintaian tersebut, petugas kemudian mengidentifikasi salah satu honai yang diduga kuat sebagai salah satu markas KKB Papua.
Hal itu juga diperkuat dengan adanya informasi masyarakat jika KKB Papua kerap meminta jatah dana satu desa yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum desa.
Penggerebekan pun dilakukan pada Senin (26/10/2020) sekira pukul 05.00 hingga 10.00 WIT.
TNI-Polri menghadapi sekitar 50 anggota KKB Papua bersenjata.
"Pada saat kontak senjata, ada 50 orang bersenjata diduga KKB melakukan perlawanan terhadap tim gabungan TNI-Polri.
Dalam penindakan ini, petugas berhasil mengamankan beberapa barang 'printilan,' seperti panah dan anak panah, senjata tajam parang, satu pucuk senjata rakitan, dokumen struktur organisasi KKB Papua Kodap VIII Kemabu Intan Jaya, uang tunai Rp. 69.000.000, dan dua unit handphone.
Sebelumnya,YouTube Tribun MedanTV yang mengunggah sebuah video pada 18 Desember 2018 yang menayangkan markas KKB OPM.
Dalam video terlihat sejumlah anggota mendorong markas yang berupa bangunan reyot dari kayu dan beratap seng tersebut.
Bangunan semi permanen itu roboh dalam satu kali dorongan saja.
Para anggota Brimob dalam video tersebut terlihat membongkar bangunan dan memisahkan puing-puingnya.
Terpal sebagai dinding bangunan terlihat dikumpulkan di tengah-tengah.
Sementara kerangka kayu dibiarkan rata dengan tanah termasuk seng-seng sebagai atapnya.
(*)