Rupanya, ada pertentangan hebat yang menjadi masalah utama bagi para pendeta Katolik AS.
Konferensi waligereja AS bersama dengan setidaknya 6 keuskupan lain dari seluruh negeri telah merilis pernyataan, ungkapkan "keprihatinan moral" atas vaksinasi.
Hal ini rupanya disebabkan karena penggunaan sel yang dikembangkan di laboratorium berasal dari sel jaringan janin aborsi.
Vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin ketiga yang dilegalkan untuk dipakai di AS, dan tidak seperti pendahulunya, Pfizer dan Moderna, Johnson & Johnson cukup memerlukan satu kali penyuntikan.
Keunggulan lainnya, vaksin ini bisa disimpan di suhu lemari pendingin pada umumnya, membuatnya mudah untuk disebarkan ke mana saja.
Ahli kesehatan sudah mengingatkan warga AS untuk segera lakukan vaksinasi jika memang sudah mendapat jatahnya.
"Jika orang-orang ditawari vaksin Johnson & Johnson, mereka tidak seharusnya mengatakan, 'Aku tidak ingin itu'," ujar Dr. Paul Goepfert, direktur Klinik Penelitian Vaksin Alabama.
"Kita tidak sedang dalam skenario di mana kita bisa memilih vaksin."