Find Us On Social Media :

Korea Selatan Ketahuan Memata-matai Korea Utara Lewat Berita Ini, Simak Tanggapan Kim Yo Jong, 'Mereka Sungguh Aneh dan Sulit Dimengerti'

By Maymunah Nasution, Kamis, 14 Januari 2021 | 17:50 WIB

Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong marah besar usai Korsel mempertanyakan klaim nol kasus Covid-19 di negaranya

Intisari-online.com -  Menjelang berakhirnya Kongres Partai Buruh Korea Selatan justru terlibat masalah dengan Korea Utara.

Dua negara saudara itu rupanya saling memata-matai.

Korea Selatan dikabarkan memberi info jika Korea Utara menggelar parade militer.

Segera setelah Korea Utara mengerti hal itu, Kim Yo Jong, adik dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un marah besar.

Baca Juga: Adik Perempuan Kim Jong-Un Sebut Militer Korea Selatan Orang Bodoh, Ternyata Militer Korea Utara Sebenarnya Sangat Bobrok, Bahkan Salah Satu Terlemah di Dunia

Kim Yo Jong juga mengutuk Korea Selatan karena mengambil pendekatan yang bermusuhan terhadap sesama orang di Korea Utara.

Kim Yo Jong, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh KCNA, juga mengonfirmasi bahwa Kongres Partai Buruh selama delapan hari telah berakhir pada Selasa (12/1/2021).

Saudaranya, Kim Jong Un, menguraikan tujuan militer Pyongyang selama pertemuan dalam kongres tersebut sebagaimana dilansir dari The Straits Times.

Kim Jong Un juga memerintahkan untuk meningkatkan persenjataan Korea Utara dalam menghadapi permusuhan Amerika Serikat ( AS).

Baca Juga: Bukan China atau Iran, Justru Korea Utara yang Akan Buat Joe Biden Pusing Tujuh Keliling, Lihat Saja Belum Juga Jadi Presiden AS Kim Jong-Un Sudah Beri Ancaman Ini

Kim Yo Jong menggunakan kata-kata seperti "idiot" untuk menggambarkan pejabat keamanan Korea Selatan karena menaruh begitu banyak perhatian kepada apa yang dilakukan Pyongyang selama kongres tersebut.

"Orang selatan (Korea Selatan) adalah kelompok yang benar-benar aneh yang sulit dimengerti," kata Kim Yo Jong.

Dia juga mengkritik intelijen militer Korea Selatan yang melacak pergerakan di Pyongyang dengan melaporkan bahwa Korea Utara mungkin mengadakan apa yang tampak seperti parade militer pada Minggu (10/1/2021) malam.

"Mengapa mereka sampai menjulurkan leher untuk melihat apa yang terjadi di (Korea) Utara?" ujar Kim Yo Jong melontarkan pernyataan retoris, menurut laporan KCNA.

Baca Juga: Jadi Presiden AS Saja Belum, Joe Biden Sudah Dapat Tekanan Mental dari Kim Jong-Un, Sebut Korea Utara Tak Akan Bisa Hentikan Ambisi Nuklir Sang Diktator

Komentar Kim Yo Jong tersebut muncul setelah Kim Jong Un mengkritik habis-habisan AS dalam Kongres Partai Buruh.

Kim Jong Un menyebut AS sebagai musuh terbesar Korea Utara lalu mendorong kemajuan kemampuan nuklir dan militer Pyongyang.

Pernyataan Kim Jong Un tersebut meletakkan tantangan diplomatik baru bagi pemerintahan Joe Biden yang akan dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari mendatang.

Sementara itu pada Desember lalu, Korea Selatan lewat parlemennya mengesahkan RUU yang melarang penyebaran propaganda anti-Korut ke Korea Utara.

Baca Juga: Parade Militer Kembali Terendus dari Korea Utara, Tidak Heran Negara Itu Simpan 60 Bom Nuklir dan Simpanan Senjata Kimianya Saja Sampai Segini Nilainya

Para aktivis hak asasi manusia mengecam pengesahan itu, dengan menyebutnya melanggar kebebasan berbicara.

Kelompok-kelompok yang dijalankan para pembelot Korut selama puluhan tahun mengirimkan selebaran anti-Pyongyang, di samping makanan, obat-obatan, uang 1 dollar AS, radio mini, dan flashdisk berisi berita dan drama Korea Selatan, ke Utara.

Pengiriman biasanya dilakukan dengan balon atau botol yang dihanyutkan di sungai perbatasan.

Korut sejak lama telah mengecam praktik tersebut.

Baca Juga: Berkat 'Pakaian Dalam' dari Korea Selatan, Keluarga Korea Utara Ini Berhasil Kabur dari Korut dan Mendapat Kehidupan yang Layak

Lalu kini, Amandemen Undang-undang Perkembangan Hubungan Antar-Korea melarang penyebaran materi cetak, barang, uang, dan barang-barang berharga lainnya di perbatasan kedua negara.

UU itu juga melarang siaran propaganda dari pengeras suara, yang pernah digunakan sebagai alat perjuangan oleh militer Korsel dalam perang psikologis melawan Korut.

Namun peralatannya sudah ditarik setelah KTT antar-Korea pada 2018.

Dilansir Kompas.com dari Reuters, setiap pelanggaran hukum terhadap UU yang akan berlaku tiga bulan lagi itu, bisa dihukum hingga tiga tahun penjara atau denda 30 juta won (Rp 386 juta).

Baca Juga: Kim Jong-un 'Si Anak Ajaib' yang Diklaim Mampu Menembak Tepat Sasaran di Usia 3 Tahun hingga Menunggang Kuda Liar di Usia 6 Tahun

RUU ini diajukan pada Juni oleh anggota parlemen dari partai yang berkuasa, setelah Kim Yo Jong adik Kim Jong Un memperingatkan Korsel agar membuat UU untuk menghentikan propaganda.

Kim Yo Jong juga mengancam Seoul, jika tidak melakukannya mereka akan menghadapi fase terburuk dalam hubungan kedua negara.

"Mereka coba membuat perintah Kim Yo Jong menjadi UU dengan satu kata," ujar Tae Yong-ho anggota parlemen oposisi dan mantan diplomat Korea Utara.

Ia menambahkan bahwa RUU itu hanya akan membantu pemerintahan Kim Jong Un memperbudak rakyatnya.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Diktator Paling Menakutkan di Dunia, Kim Jong Un Saat Bermain Basket Tidak Suka Kalah: 'Menang Sangat Penting'

Sudah semakin jelas posisi Kim Yo Jong selalu menjadi utusan untuk pertikaian dengan Korea Selatan.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini