Intisari-online.com -Tahun 2020 lalu tepatnya Oktober, Korea Utara menyingkap peralatan militer baru dalam parade militer.
Parade itu juga menandai perayaan 75 tahun Partai Buruh Korea.
Tidak mengejutkan, perhatian tertuju pada rudal balistik terutama Pukguksong-4, yang merupakan rudal balistik kapal selam (SLBM).
Selain itu perhatian juga tertuju pada Hwasong-16, yang jika akan diproduksi, akan menjadi rudal bahan bakar cair terbesar yang pernah ada.
Hwasong juga akan menjadi rudal terbesar untuk dipindahkan lewat jalanan utama Korea Utara.
Namun sebelum rudal itu muncul di akhir parade, sebelumnya Korea Utara menampilkan modernisasi pasukan kuno mereka.
Dikutip dari Business Insider, tentara Korea Utara tampak mengenakan seragam modern dengan pola kamuflase, helm balistik, rompi dan bahkan gawai layar sentuh yang baru.
Mereka juga terlihat berparade dalam pakaian lengkap untuk pakaian nuklir, biologi dan kimia untuk pertama kalinya.
Kendaraan baru didesain hampir dari nol juga dipamerkan.
Chun In-bum, mantan letnan jenderal di tentara Korea Selatan, menggambarkan parade itu sebagai 'penampilan baru' untuk Tentara Korea Utara (KPA) hampir keseluruhan.
Tidak diragukan lagi, parade itu menunjukkan komitmen Korea Utara untuk memodernisasi militer mereka sudah membuahkan hasil.
Namun masih tidak jelas sejauh apa modernisasi itu.
Kendaraan lapis baja baru
Selain rudal, kendaraan lapis baja telah menerima perhatian paling banyak.
Selama ini Korea Utara menggunakan model lawas milik Soviet atau purwarupa lokal dengan sedikit modifikasi.
Namun kemarin mereka memiliki kendaraan tempur baru dan tank baru, tunjukkan jika militer Korea Utara sedang menuju arah baru.
Sedikit diketahui mengenai kendaraan ini, pengamat sejauh ini mencatat sejumlah hal berdasarkan penampilannya.
Kendaraan lapis baja beroda 8 x 8 terlihat hampir persis seperti ICV Stryker Angkatan Darat AS.
Ada dua varian, satu dipersenjatai dengan lima peluncur peluru kendali anti-tank, kemungkinan salinan dari 9M133 Kornet Rusia.
Varian lain dipersenjatai dengan menara yang dirancang khusus, tampaknya menampung senjata berdasarkan howitzer D-30 122 mm, mirip dengan Sistem Senjata Seluler M1128.
Kedua kendaraan ini kemungkinan besar dimaksudkan untuk mendukung operasi anti-tank dan berikan dukungan tembakan.
Selain itu untuk membantu KPA lebih mampu bermanuver, lewat cara yang mirip dengan tim tempur brigade Angkatan Darat AS.
Tank ini punya model lebih canggih dari yang sebelumnya, dengan sasi mirip T-14 Armata Rusia, serta turretnya mengingatkan pada M1 Abrams AS.
Ada juga sejumlah teknologi baru seperti baju besi komposit.
Parade itu menjadi bukti terbaru jika Kim Jong-Un sedang mempercepat upaya modernisasi militer Korea Utara.
"Kim Jong Un mampu mencapai ini," kata Dr. Sue Mi Terry, seorang rekan senior dan Ketua Korea di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, tentang upaya tersebut.
"Beberapa orang benar-benar meremehkannya ketika dia berkuasa," kata Terry kepada Insider. "Tetapi pada akhirnya, semua modernisasi ini terjadi di bawah kepemimpinannya."
Kim menjadikan penguatan militer negaranya sebagai prioritas utama dan ingin membuktikan bahwa meskipun ada tekanan internasional dan sanksi ketat, Korea Utara mampu mengerahkan kekuatan yang kuat.
Namun ada juga alasan untuk percaya jika parade itu mungkin pertunjukan sistem dan senjata yang mungkin tidak dimiliki Korea Utara.
Pasalnya banyak sistem belum terlihat dalam tes atau latihan militer, sehingga bisa jadi hanya maket saja terutama rudal Pukguksong-4 dan Hwasong-16, seperti kasus kapal selam rudal balistik Korea Utara, kelas Gorae dan Sinpo-C.
Terakhir, Korea Utara mungkin tidak memiliki sumber daya untuk membangun dan memelihara kekuatan konvensional yang begitu besar.
"Saya benar-benar meragukan bahwa banyak dari hal itu yang secara serius disebarkan di antara pasukan Korea Utara," kata Dr. Bruce Bennett, seorang analis pertahanan senior di RAND Corporation.
Korea Utara tidak dapat mendanai ambisi nuklir dan konvensionalnya serta ekonomi yang diinginkan para elitnya, kata Bennet kepada Insider.
"Uang itu tidak ada di sana."
Terlepas dari hype, jelas bahwa modernisasi militer telah "membuat semacam kemajuan," kata Terry, tetapi kemungkinan hanya unit khusus tertentu yang mendapat manfaat darinya.
"Saya pikir apa yang kami lihat dalam parade itu benar-benar modernisasi yang sangat selektif," kata Bennett.
"Ambil tentara [infanteri] yang kita lihat itu. Aku berani bertaruh mereka hampir semuanya pasukan khusus."
Pasukan Operasi Khusus Korea Utara , salah satu dari lima cabang KPA, hanya menyumbang 200.000 dari hampir 1,3 juta personel tugas aktif KPA, tetapi diharapkan memiliki peran utama dalam konflik.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini