Find Us On Social Media :

Lebih Dari Perebutan Status dan Hegemoni Negara Adidaya, Inilah yang Sebenarnya Dicari AS Sampai Mati-matian Kalahkan China, Bahkan Berani Perang Dingin Lagi Bila Perlu

By Maymunah Nasution, Kamis, 7 Januari 2021 | 20:10 WIB

Keduanya Merupakan Mitra Dagang Indonesia, Begini Dampak Perang Dagang Cina-AS bagi Indonesia

Intisari-online.com - Ada konsensus yang sudah Washington sadari terkait ancaman China, dan bahwa perang dingin baru tidak tertahankan, rupanya belum dimulai.

Terlepas dari jalan yang berbeda yang diambil AS dan China, John Mearsheimer tunjukkan jika perjalanan China menuju modernisasi dapat meniru langkah AS mengejar hegemoni.

Dalam teorinya terkait realisme ofensif, sistem internasional bersifat anarkis dan negara disetir untuk mencari dominasi dunia.

Sementara itu Graham Allison juga menjelaskan mengenai Jebakan Thucydides, yang tunjukkan persaingan kekuatan besar tidak bisa tidak sebabkan pertempuran darah.

Baca Juga: Paksa China Singkirkan Ambisi Imperialis Jika Tak Ingin Terperangkap dalam Perang dengan AS, Inilah Jebakan Thucydides, Perangkap yang Menganga Tepat di Jalur China Menuju Puncak Dunia

Garis bawahnya adalah AS tidak akan mentoleransi pesaing, dan mereka harus menang.

Lantas apa yang sebenarnya didapatkan AS dari konflik dengan China, selain klaim menjadi negara terkuat di bumi?

Jing Lee, dalam artikelnya yang dimuat di South China Morning Post, menjelaskan, ada dua cara utama untuk berhadapan dengan China.

Donald Trump telah mengejar kebijakan ambisius yang melebihi penanganan.

Baca Juga: Berupaya Gulingkan China dari Tindakan Main Hakim Sendiri, Upaya Australia Mencari Bukti Kotor China Dianggap Negeri Panda Sebagai 'Aksi Balas Dendam', Begini Ceritanya