Find Us On Social Media :

Serangan Bertubi-tubi Milisi Houthi ke Arab Saudi Tidak Berhenti, Dibekingi Iran, Tanker Minyak di Pelabuhan Arab Saudi ini Diledakkan Begitu Saja

By May N, Sabtu, 19 Desember 2020 | 19:17 WIB

Intisari-online.com - Serangan antara milisi Houthi dari Yaman dengan Arab Saudi kembali terjadi.

Diwartakan The Drive, pihak berwenang Arab Saudi mengatakan sebuah serangan terjadi di pelabuhan kota di Jeddah, Laut Merah.

Serangan yang terjadi pada 14 Desember tersebut menghantam kapal tanker dengan bendera Singapura BW Rhine.

Kapal BW Rhine tersebut diledakkan oleh kapal sarat bahan peledak.

Baca Juga: Ketika Amerika Tarik Ribuan Pasukannya dari Suriah, Justru Secara Mendadak Angkatan Laut Rusia Tiba-tiba Kawal Kapal Iran Menuju ke Suriah, Apa yang Terjadi?

Diketahui ledakan tersebut merupakan taktik yang dilakukan oleh pemberontak Houthi Yaman yang mendapat dana dari Iran.

Serangan ini mengikuti serangan sebelum-sebelumnya yang membidik tanker dan infrastruktur minyak lepas pantai lain di Arab Saudi.

Beberapa serangan terang-terangan memiliki kaitan dengan Iran dan proksi regional lain.

Pernyataan dari Kementerian Energi Arab Saudi yang diwartakan kantor berita Saudi Press Agency juga menggambarkan insiden itu sebagai serangan teroris.

Baca Juga: Punya Cadangan Minyak Terbesar di Dunia, Mengapa Venezuela Malah Mati-matian Impor Minyak dari Iran Meski Sudah Diancam Militer Amerika Serikat?

Namun Arab Saudi tidak secara langsung menyebut grup tertentu yang melakukan serangan itu.

Sejauh ini tidak ada organisasi milisi atau teroris yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.

"Aksi terorisme dan vandalisme seperti ini diarahkan langsung menyerang situs-situs penting, melebihi fasilitas penting kerajaan, sampai ke keamanan dan stabilitas suplai energi ke dunia dan ekonomi global," tambah pernyataan tersebut.

BW Rhine telah melepaskan kargo minyak mereka, yang mereka bawa dari pelabuhan Yanbu, Arab Saudi, di bawah perjanjian perdagangan dengan perusahaan minyak Aramco, Jeddah.

Baca Juga: Ekonominya Nyaris Hancur Karena Menurunnya Pembelian Minyak Bumi, Arab Saudi Rencanakan Visi Mentereng Ini untuk Bangun Kembali Perekonomian Mereka

Otoritas Saudi baru mengisukan pernyataan itu kurang lebih 12 jam setelah serangan terjadi.

BW Rhine diserang pada pukul 12.40 siang waktu setempat pada 14 Desember, menurut pernyataan dini dari Hafnia, bagian dari BW Grup yang memiliki dan mengoperasikan kapal itu.

Namun dari BW Grup hanya mengatakan pihak yang bertanggung jawab dengan ledakan tersebut adalah "pihak luar".

"Nahkoda kapal segera menghentikan semua operasi pemindahan dan menerapkan prosedur gawat darurat.

Baca Juga: Didukung Penuh Oleh Iran, Milisi Houthi Bertekad Gempur Arab Saudi, Tak Peduli Sedang Ada Ibadah Haji, Kali Ini Berhasil Serang Fasilitas Minyak Ini, Mengapa Dunia Hanya Diam?

"Kru telah menjinakkan api dengan bantuan brigade pemadam kebakaran tepi pantai dan kapal penarik, dan semua 22 kru telah diselamatkan tanpa cedera apapun," tambahan dari pernyataan Hafnia.

"Kerusakan lambung kapal telah terjadi pada tangki pemberat air 5 di sisi kiri dan tangki kargo 4 di sisi pelabuhan.

"Ada kemungkinan sebagian minyak telah keluar dari kapal, tapi hal ini belum dikonfirmasi dan instrumentasi saat ini menunjukkan jika level minyak di kapal berada pada level yang sama seperti sebelum insiden.

"Prosedur pendinginan dan inerting ruang kargo telah dimulai untuk menghindari kebakaran," lanjut lagi.

Baca Juga: Mengapa Timor Leste Diam Saja Saat Australia Mengeruk Ladang Minyaknya? Rupanya Negara Itu Juga Alami Kutukan Ledakan Penduduk Usia Dini, Buat Tak Ada Orang yang Cakap Mengurusi Negaranya, 'Hanya Ada Milenial'

"Stabilitas kapal sedang dinilai sebelum melanjutkan operasi lebih lanjut."

Sementara itu, kelompok Operasi Perdagangan Maritim Inggris mengeluarkan peringatan yang berisi keterangan jika serangan itu memaksa penutupan pelabuhan Jeddah untuk beberapa waktu.

Namun saat pengumuman itu ditulis, otoritas Arab Saudi belum mengkonfirmasi apakah memang akan menutup pelabuhan itu.

Ini merupakan serangan keempat atau upaya serangan keempat menyerang tanker atau infrastruktur minyak lepas pantai di tepi selatan Arab Saudi tepatnya di pantai Laut Merah sejak awal November lalu.

Baca Juga: Senyum Lebar China dan Rusia di Balik Sanksi AS untuk Iran, Korea Utara, dan Venezuela, Benar-benar Seperti Kejatuhan Durian Runtuh

Pada 11 November, ada satu lagi upaya serangan terminal minyak di Jizan, selatan Jeddah, yang melibatkan kapal peledak.

Kemudian pada 25 November, kapal Malta MT Agrari diserang dengan granat laut, membuat perbandingan menyerang pada tanker di Teluk Oman tahun lalu yang berkaitan dengan Iran atau proksi regional lainnya.

Tambahan lagi pada 23 November, rudal darat menyerang fasilitas minyak di luar Jeddah.

Untuk serangan ini, pemberontak Houthi di Yaman memang mengklaim bertanggung jawab atas hal itu, yang kemudian membuat terkuaknya beberapa serangan yang menargetkan beberapa infrastruktur minyak di barat laut Arab Saudi tahun 2019 lalu.

Baca Juga: Padahal Berjarak Lebih dari 700 Kilometer, Arab Saudi Tetap Ketar-ketir Ibu Kotanya Bisa Jadi Target Rudal saat Perang Yaman Memanas

Awalnya hanya Houthi saja yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan itu, tapi kemudian pemerintah AS menuduh Iran menjadi dalang di balik serangan itu.

Kapal berbendera Sierra Leone MV Hasan juga mengalami serangan setelah berlayar di pantai Yaman di Teluk Aden 5 Desember.

Kejadian persisnya mengenai insiden itu tetap jadi misteri, tapi kapal dan kru berhasil lolos tanpa lecet.

Ada juga laporan serangan ledakan kapal di Laut Merah pada 9 Desember kemarin dan kapal peledak itu telah dikirim dari pantai Yaman sebulan sebelumnya.

Baca Juga: Negara Paling Korup di Dunia, Yaman Salah Satunya, Bahkan Kepala Negaranya Saja Diyakini Korupsi Uang Berjumlah Fantastis

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi melawan Houthi di Yaman secara teratur melaporkan menangkap atau menghancurkan kapal-kapal seperti ini, yang dikontrol lewat remot atau tanpa awak di wilayah itu.

Houthi telah menggunakannya bertahun-tahun untuk menarget kapal perang dan kapal komersial.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini