Find Us On Social Media :

Ekonominya Nyaris Hancur Karena Menurunnya Pembelian Minyak Bumi, Arab Saudi Rencanakan Visi Mentereng Ini untuk Bangun Kembali Perekonomian Mereka

By Maymunah Nasution, Minggu, 22 November 2020 | 12:33 WIB

Arab Saudi telah mengeluarkan uang kertas baru untuk menandai kepresidenannya dalam kelompok G20

Menteri Investasi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada hari Sabtu bahwa negara Teluk berencana untuk meluncurkan zona ekonomi khusus pada tahun 2021.

Berbicara kepada panel G20, Falih juga mengatakan rencana Visi 2030 kerajaan untuk mendiversifikasi ekonomi dari minyak yang populer saat ini.

Negara itu sedang bangkit dari pandemi virus corona dengan ekonomi yang tangguh dan sektor swasta.

Perekonomian Arab Saudi mengalami kontraksi 4,2% pada kuartal III-2020 secara year on year (yoy).

Baca Juga: Jadi Sekutu China hingga Bangkrut, Bahkan Pernah Serahkan Asetnya ke China, Negara Ini Malah Masih Nekat Utang ke China, Negeri Panda sampai Ogah Beri Dana

Selasa (10/11), Otoritas Umum Statistik Arab Saudi memperlihatkan, kontraksi ini lebih kecil daripada kuartal kedua, di mana ekonomi Arab Saudi terguncang oleh penguncian karena pandemi virus corona.

Berdasarkan data tersebut, ekonomi Arab Saudi tumbuh 1,2% secara kuartalan, yang disesuaikan secara musiman di kuartal ketiga dari kontraksi 4,9% pada kuartal sebelumnya.

"Perkiraan kilat" untuk produk domestik bruto triwulanan tidak memiliki rincian tentang bagaimana kinerja sektor minyak dan non-minyak dalam periode tiga bulan hingga akhir September lalu.

Otoritas menambahkan, perkiraan keluar pada akhir kuartal referensi, ketika informasi masih parsial dan tunduk pada perkiraan tingkat tinggi.

Baca Juga: Sumringah Dibantu Merdeka, Ternyata Timor Leste hanya Dkibuli Amerika, Kemerdekaan Timor Leste Justru Memberikan Keuntungan Ini Pada Amerika

"Sebuah kenaikan berurutan dalam aktivitas ekonomi diharapkan terjadi pada kuartal ketiga dengan pelonggaran langkah-langkah penguncian dan mengingatnya permintaan yang terpendam," kata Monica Malik, Chief Economist Abu Dhabi Commercial Bank.

"Namun, laju pemulihan akan terhambat oleh kenaikan tarif PPN."