Advertorial
Intisari-online.com -Ketegangan Islam Sunni melawan kelompok Islam Syiah kembali terjadi.
Koalisi Arab, kelompok kerja sama tidak resmi anti-Iran di Timur Tengah, Minggu kemarin sebutkan bahwa mereka telah mencegat dan menjatuhkan sebuah rudal balistik.
Rudal balistik tersebut diluncurkan ke sasaran sipil di Arab Saudi selatan.
Sebelumnya, Koalisi Arab atau Koalisi Israel-Sunni merupakan kelompok kerja sama yang dinaungi oleh Amerika Serikat (AS).
Mengutip Wikipedia, kerja sama tersebut dilakukan dalam sorotan kepentingan keamanan regional yang saling menguntungkan dari Israel dan Negara-negara Arab Sunni pimpinan Arab Saudi.
Mereka didirikan pada 2017 untuk melawan kepentingan Iran di Timur Tengah, yaitu konflik proksi Iran-Israel dan konflik proksi Arab Saudi dengan Iran).
Mengutip kontan.co.id, rudal balistik yang diluncurkan menyerang warga sipil Arab Saudi tersebut dikirim oleh gerakan Houthi.
Gerakan Houthi atau kelompok Hutsi secara resmi bernama Anshar Allah (Penolong Allah).
Gerakan ini merupakan gerakan Islam politik-bersenjata yang muncul dari Sa'dah, Yaman utara pada tahun 1990-an.
Mereka merupakan kelompok sekte Syiah Zaidiyah, tapi dikabarkan juga kelompok ini termasuk golongan Islam Sunni.
Sejarah Gerakan Houthi
Kelompok ini muncul pertama kali di bawah kepemimpinan Husain Badruddin al-Hutsi sebagai oposisi Zaidi terhadap mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang kala itu dituduh korupsi keuangan besar-besaran.
Ia dikritik karena didukung oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat dengan mengorbankan rakyat Yaman dan kedaulatan Yaman.
Mantan Presiden Saleh memerintahkan untuk menangkap Husain hingga akhirnya Husain terbunuh di Sa'dah pada tahun 2004 bersama sejumlah pengawalnya yaitu para tentara Yaman.
Hal tersebut merupakan hal yang memicu pemberontakan Hutsi di Yaman.
Gerakan Hutsi atau Houthi menarik para pengikut Syiah Zaidi di Yaman dengan mempromosikan isu politik agama regional di medianya, termasuk konspirasi AS-Israel dan 'kolusi' Arab.
Sasaran gerakan ini termasuk memerangi keterbelakangan ekonomi dan marginalisasi politik di Yaman sambil mencari otonomi lebih besar untuk wilayah mayoritas Houthi di negara tersebut.
Sejarah mencatat Gerakan Houthi telah ciptakan Perang Saudara Yaman yang mulai pada 2015 lalu, melawan Abdrabbuh Mansur Hadi yang memimpin pemerintah Yaman.
Houthi mengklaim sebagai pemerintah resmi Yaman.
Saat ini Houthi mengendalikan ibu kota Sana'a sejak Perang Saudara tersebut.
Lalu apa hubungan Iran dengan gerakan separatis ini?
Perlu diketahui, Iran adalah Negara Syiah Itsna 'Asyariyah (Syiah 12 Imam) yang aktif menyebarkan ideologinya ke seluruh negeri-negeri muslim dan terus dikumandangkan menuju Mekah dan Madinah.
Iran ingin Syiah menjadi hukum dan sumber acuan yang digunakan di seluruh negara Arab di dunia dan menolak keras ajaran Islam Sunni, ajaran Islam yang diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Adanya gerakan Houthi yang juga mendukung Syiah sangatlah membantu Iran untuk terus-terusan menyebarkan ideologi mereka, dilaporkan jika Iran tidak hanya menyumbang logistik perang tapi juga menerjunkan tentara garda republik mereka untuk membela kepentingan Syiah Houthi dan Syiah Itsna 'Asyariyah di dunia Arab.
Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tersebut dikabarkan juga membantu mulusnya pemberontakan gerakan Houthi, sehingga sebabkan ibu kota Sana'a dikuasai mereka.
Iran juga kirimkan ISIS untuk membantu gerakan Houthi, demikian juga dengan kelompok teroris Al-Qaeda.
Posisi Yaman juga sangat strategis untuk kirimkan serangan kepada Arab Saudi, seperti yang telah terjadi pada hari Minggu kemarin.
Serangan lintas batas oleh milisi Houthi terus meningkat sejak akhir Mei.
Akhir Juni, sebuah rudal berhasil mencapai ibu kota Saudi, Riyadh.
Koalisi Arab pun membalas dengan sebuah serangan udara.
Kamis (13/8/2020), koalisi Arab Saudi mengatakan bahwa mereka telah mencegat dan menjatuhkan pesawat tak berawak bersenjata dan dua rudal balistik yang diluncurkan ke arah selatan Arab Saudi.
Sementara itu, wakil juru bicara Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi di wilayah Jazan, Letkol Mohammed bin Hassan Al-Samghan, mengatakan bahwa pihak berwenang Saudi menemukan sebuah ranjau yang tersembunyi di sebuah batu di Provinsi Ahad Al-Masarihah.
Dia mengatakan ranjau itu pasti tersapu oleh banjir di Yaman.
Pihak berwenang berhasil menjinakkan ranjau tersebut.
Lebih dari 1,1 juta ranjau ditanam oleh milisi Houthi di Yaman selama terjadinya konflik.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengutuk Houthi karena terus meluncurkan rudal ke arah Kerajaan.
Diketahui juga kelompok Hizbullah yang timbulkan kekacauan di Lebanon selama ini juga merupakan pendukung kelompok Houthi.(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul "Tegang! Koalisi Arab tembak jatuh rudal balistik Houthi yang menargetkan Arab Saudi"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini