Find Us On Social Media :

Datangi Medan Perang Antara Armenia-Azerbaijan, Tentara Rusia Syok Dan Terkejut Mendapati Pemandangan Ini Di Medan Peperangan Tersebut

By Maymunah Nasution, Minggu, 15 November 2020 | 15:34 WIB

Rumah-rumah dibakar oleh penduduk Armenia yang terusir karena gencatan senjata

Intisari-online.com - Gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan atas konflik Nagorno-Karabakh telah resmi berlaku.

Dengan demikian maka pasukan penjaga perdamaian Rusia sudah masuk ke wilayah Nagorno-Karabakh.

Mereka ditugaskan di wilayah itu selama 5 tahun ke depan.

Namun di hari pertama mereka memasuki wilayah yang telah alami perang selama 2 bulan terakhir, tentara Rusia syok melihat apa yang terjadi di tempat itu.

Baca Juga: Mental Armenia Remuk Bubuk Setelah Kekalahannya Dari Azerbaijan Atas Wilayah Nagorno-Karabakh, Bukan Karena Pencaplokan, Melainkan Pengkhianatan Negara Sekutu Mereka Ini

Dilansir dari 24h.com.vn dari Reuters, sebuah adegan terekam saat truk dan kendaraan lapis baja membawa pasukan penjaga perdamaian Rusia ke Nagorno-Karabakh.

Mereka melihat jenazah seorang tentara tergeletak di tengah jalan saat konvoi bergegas mendaki bukit.

Mobil-mobil dengan pecahan peluru meintas, truk juga tergeletak di pinggir jalan di dekat tangki yang terbakar dan kendaraan militer lain yang rusak.

Beberapa mayat berada di dalam kendaraan yang menyerupai ambulans militer.

Baca Juga: Padahal Baru Saja PM Armenia Tandatangani Berakhirnya Konflik Nagorno-Karabakh, Krisis Baru Muncul, Orang-orang Tumpah di Jalanan Lakukan Protes Ini

Ada satu kaki mayat terbalut, sedangkan bagian tubuh lainnya rusak.

Di wilayah Lachin, dekat Armenia, sekelompok orang Armenia dilaporkan bertempur memperebutkan kekuatan pertahanan Nagorno-Karabakh.

Sekelompok orang mengangkat tangan untuk menyambut konvoi Rusia yang lewat tetapi berbagi bahwa mereka tidak puas dengan perjanjian damai.

Baca Juga: Baru Saja Armenia-Azerbaijan Genjatan Senjata, Konflik Ethiopia Meluas ke Luar Negeri, Roket Hantam Ibu Kota Eritrea

Suren Zarakyan, 50, pindah ke wilayah Lachin dari Yerevan, ibu kota Armenia, pada tahun 1990-an setelah orang-orang Armenia mengelola daerah itu dalam perang pertama di wilayah Nagorno-Karabakh.

Menikah dengan dua anak, Suren mengatakan dia memelihara lebah madu sebelum konflik.

Pria itu juga mengatakan dia merasa "malu mendengar tentang gencatan senjata" karena memperkuat kepentingan teritorial Azerbaijan dan membuka jalan bagi penempatan militer Rusia di sana.

Baca Juga: Sudahlah, Disebut Gencatan Senjata Pun Armenia Tumbang Oleh Azerbaijan, Rupanya Lewat Senjata Sederhana Ini Azerbaijan Bisa Menang Banyak: Masa Depan Peperangan Ada di Senjata Itu

"Saya berharap dari Rusia lebih banyak dan lebih cepat.

"Tetapi mereka tertarik pada pangkalan dan sasaran mereka.

"Tidak masalah apakah pangkalan itu terletak di Azerbaijan atau Armenia, tetapi penting untuk tidak membiarkan Turki hadir di sini. "- paparnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin mencantumkan lebih dari 4.000 orang tewas di kedua sisi, termasuk warga sipil.

Baca Juga: Trump Ogah Perbarui Perjanjian Nuklir, Putin Buru-buru Perkuat Bunker 6375 Pengendali Nuklir Rusia, Bersiap Hadapi PD III

Selain itu, 8.000 orang terluka dan puluhan ribu harus meninggalkan rumah untuk mengungsi.

Di dekat kota Kalbajar, di jalan lain, minoritas Armenia yang pergi dapat dilihat.

Truk-truk yang penuh dengan furnitur berdesakan dengan mobil-mobil yang harus diperbaiki.

Baca Juga: 'Perdana Menteri Nikol Adalah Pengkhianat', Setujui Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh, Ribuan Warga Armenia Justru Menuntut Perdana Menterinya untuk Mundur Dari Posisinya, Apa yang Terjadi?

Warga bakar rumah hadapi gencatan senjata

Sementara itu melansir The Guardian, warga desa di luar Nagorno-Karabakh membakar rumah mereka Sabtu kemarin sebelum mengungsi ke Armenia.

Batas waktu mereka pergi dari wilayah tersebut adalah akhir pekan ini, dan setelah itu wilayah sengketa itu diberikan kepada Azerbaijan sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian.

Baca Juga: 'Perdana Menteri Nikol Adalah Pengkhianat', Setujui Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh, Ribuan Warga Armenia Justru Menuntut Perdana Menterinya untuk Mundur Dari Posisinya, Apa yang Terjadi?

Warga distrik Kalbajar di Azerbaijan memulai pembakaran rumah-rumah mereka minggu ini setelah resmi diumumkan Azerbaijan akan menguasai wilayah tersebut.

Sebelumnya wilayah itu dikontrol oleh separatis Armenia berpuluh-puluh tahun lamanya.

Perang antara separatis yang didukung oleh pasukan Armenia dan Azerbaijan meluber menjadi perang hebat di Nagorno-Karabakh akhir September lalu dan berlangsung selama 6 minggu.

Sabtu kemarin Aremnia mengatakan jika 2.317 tentara mereka terbunuh dalam perang itu, peningkatan hampir 1000 dari jumlah resmi sebelumnya.

Baca Juga: 8 Helikopter dan Puluhan Kendaraan serta Peralatan Didatangkan Bersamaan dengan 400 Tentara ke Armenia, Ada Apa?

Azerbaijan sendiri belum paparkan berapa korban jiwa yang jatuh dari perang tersebut.

Namun pernyataan resmi dari presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan jika jumlah tentara dan warga yang terbunuh di konflik itu lebih dari 4000 dan puluhan ribu warga telah dipaksa lari dari rumah mereka.

Di desa Kalbajar Charektar, perbatasan dengan distrik Martakert yang tetap jadi wilayah Armenia, setidaknya ada 6 rumah terbakar pada Sabtu pagi.

Kalbajar merupakan desa dengan populasi terpadat diisi oleh etnis Azerbaijan sebelum mereka diusir oleh Armenia pada perang 1990.

Baca Juga: Sebelumnya Perang Makin Panas, Armenia dan Azerbaijan Rupanya Sudah Sampai Tahap Gencatan Senjata, Ini Beberapa Poin yang Perlu Diketahui Sejauh Mana Perseteruan Atas Nagorno-Karabakh Itu

Sebagian besar rumah yang dibakar itu juga merupakan rumah yang dulunya milik warga Azerbaijan.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini