Penulis
Intisari-online.com -Enam minggu perang antara Azerbaijan dan Armenia, perebutan wilayah Nagorno-Karabakh akhirnya berakhir.
Ditengahi Rusia, Armenia sepakat untuk menyerahkan wilayah Nagorno-Karabakh kepada Azerbaijan.
Hasil yang menyakitkan itu kemudian diikuti dengan hasil masuknya ribuan tentara penjaga perdamaian Rusia ke Nagorno-Karabakh.
Tujuannya disebutkan untuk memonitor hasil gencatan senjata.
Banyak hal menarik yang bisa dikulik dalam perkembangan terbaru ini.
Salah satunya adalah kunci kemenangan Azerbaijan.
Azerbaijan tergolong negara pecahan Uni Soviet yang cukup miskin.
Namun mereka bisa dengan cerdik memukul mundur pasukan Armenia.
Lantas, apa rahasia mereka?
Dikutip dari Washington Post, rupanya, Azerbaijan menang banyak karena senjata drone ini.
Drone yang digunakan oleh Azerbaijan ternyata sangat menguntungkan mereka.
Azerbaijan luncurkan serangan drone menarget tentara Armenia dan Nagorno-Karabakh.
Drone itu juga menghancurkan tank, senjata militer berat dan sistem pertahanan udara musuh.
Terbukti, drone memberikan keuntungan besar untuk Azerbaijan selama 44 hari perang.
Drone juga berikan bukti paling jelas bagaimana medan perang diubah menjadi tak lagi perlu kirimkan prajurit ke garis terdepan.
Drone murah, berikan kemenangan meriah
Sejumlah besar drone berbiaya rendah dapat menawarkan kekuatan udara kepada negara-negara dengan sebagian kecil dari biaya pemeliharaan angkatan udara tradisional.
Situasi di Nagorno-Karabakh telah buktikan bagaimana drone berhasil mengubah konflik yang telah berlangsung lama dan membuat pasukan darat sangat terbuka atas serangan dari segala penjuru.
Selasa lalu, Armenia tunduk dan menerima gencatan senjata yang terapkan norma yang kemungkinan besar mengakhiri ronde terakhir perang atas Nagorno-Karabakh.
Wilayah relung yang dikendalikan oleh etnis faksi Armenia itu sebenarnya secara internasional termasuk wilayah Azerbaijan.
Baca Juga: Menang Perang di Nagorno-Karabakh, Begini Taktik Azerbaijan Lawan Armenia, Simak Logika Militernya!
"Drone tawarkan negara-negara kecil akses sangat murah untuk keunggulan aviasi dan senjata yang terpandu dengan baik.
"Hal ini berikan mereka akses menghancurkan senjata canggih musuh seperti tanka dan sistem pertahanan udara," papar Michael Kofnan analis militer dan direktur studi Rusia di CNA, think tank pertahanan di Arlington.
"Jet tempur itu sangat mahal," tambahnya.
"Dan juga drone berikan keunggulan lain berupa kekuatan udara kepada negara kecil dan miskin."
Di Azerbaijan, video serangan drone telah diunggah setiap harinya di situs Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Video itu juga disiarkan di layar TV raksasa di ibukota Baku, serta berulang kali diunggah di media Twitter.
Video itu juga dipelajari oleh analis militer Barat berulang kali untuk melacak keunggulan militer Azerbaijan.
Gencatan senjata yang membuat berang
Telah dikabarkan sebelumnya, akibat gencatan senjata itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, diprotes oleh banyak pengunjuk rasa.
Mereka meneriakkan agar dirinya segera turun dari jabatannya karena sepakat dengan gencatan senjata yang membuat mereka kalah tersbeut.
Gencatan senjata itu rupanya turun setelah Azerbaijan mengambil kota strategis Shusha.
Shusha adalah kota penting bagi Azerbaijan untuk menguasai ibukota Nagorno-Karabakh, Stepanakert.
Saat pasukan Azerbaijan menyerang Shusha, penyebar propaganda militernya merilis video mengerikan tunjukkan drone menyerang pasukan Armenia.
Penggunaan lebih luas drone dalam perang
Pasukan drone telah aktif digunakan dalam medan peperangan semenjak Pentagon mengirimkan drone mereka, Predator di Afghanistan.
Peluncuran Predator mengikuti serangan teroris 9/11.
Drone penembak rudal juga banyak diproduksi di berbagai negara.
Turki, China, Israel, termasuk tiga negara pencipta drone ini.
Banyak perang juga menggunakan senjata mematikan ini, termasuk perang proksi Libya.
Namun bukan perang Libya yang jadi bukti keberhasilan drone dalam membalikkan keadaan, justru Nagorno-Karabakh yang menjadi saksi bisu kemampuan drone perang.
Drone ini juga tunjukkan kerentanan senjata perang canggih seperti tank, radar dan rudal darat yang tidak terlindungi oleh drone.
Pertanyaan berikutnya muncul, apakah ini era tank tradisional hancur?
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini