Merangsek Masuk ke Tengah Pertempuran Sengit antara Armenia dan Azerbaijan, Rusia Kirimkan 10 Pesawat dan 2.000 Pasukan Perdamaian, Putin: Armenia Kalah dan Azerbaijan Menang

Mentari DP

Penulis

Daerah sengketa tersebut diakui secara internasional sebagai Azerbaijan tetapi telah dijalankan oleh etnis Armenia sejak 1994.

Intisari-Online.com - Gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan sudah terjadi hampir berbulan-bulan.

Hal ini karena kedua negara memperebutkan wilayahNagorno-Karabakh.

Diketahui wilayahNagorno-Karabakh merupakan wilayah milik Azerbaijan. Namun warga Armenia dan militer Armenia-lah yang menguasainya.

Alhasil, konflik antar dua negara pun pecah.

Baca Juga: Direncanakan China Jauh-jauh Hari, Padahal Presiden Amerika Baru Diumumkan, Ternyata Ada Secercah Harapan China Jika Joe Biden Memenangkan Pemilu AS

Beruntungnya kini, kondisi semakin mereda.

Sebab, ribuan pasukan penjaga perdamaian Rusia telah dikerahkan ke daerah yang disengketakan di Nagorno-Karabakh.

Kedatangan ribuan pasukan itu menyusul kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah tersebut.

Dilansir dari bbc.com pada Rabu (11/11/2020), pertempuran sengit antara pasukan Azerbaijan dan etnis Armenia telah berlangsung selama berminggu-minggu.

Baca Juga: 'Dekat atau Jadi 'Musuh' Trump, Kim Jong-Un, Xi Jingping, Vladimir Putin, dan 6 Pemimpin Negara Lainnya Belum Ucapkan Selamat ke Joe Biden

Sampai kedua belah pihak menyetujui kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia pada hari Senin (8/11/2020).

Daerah sengketa tersebut diakui secara internasional sebagai Azerbaijan tetapi telah dijalankan oleh etnis Armenia sejak 1994.

Kesepakatan damai itu memicu suasana gembira di Azerbaijan dan kemarahan di Armenia.

Menurut ketentuannya, Azerbaijan akan mempertahankan beberapa wilayah yang diambilnya selama konflik.

Armenia juga setuju untuk mundur dari beberapa daerah lain yang berdekatan selama beberapa minggu ke depan.

Wartawan BBC Orla Guerin di Baku mengatakan bahwa, secara keseluruhan, kesepakatan itu harus dibaca sebagai kemenangan Azerbaijan dan kekalahan Armenia.

Para pengunjuk rasa di Armenia merusak gedung-gedung resmi dan menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan.

Apa lagi yang telah disepakati?

Kesepakatan damai, yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan perdana menteri Armenia, berlaku mulai Selasa pukul 01:00 waktu setempat (21:00 GMT Senin).

Selama pidato online yang disiarkan televisi, Presiden Putin mengatakan bahwa penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan untuk berpatroli di garis depan.

Sepuluh pesawat yang membawa gelombang pertama pasukan lepas landas dari pangkalan udara di Ulyanovsk Selasa pagi.

Baca Juga: Selalu Diserang Donald Trump dan Dianggap 'Musuh', Kini Seluruh Umat Muslim di AS Pesta Pora Kala Joe Biden Menang Pilpres, Janji Biden Ini yang Jadi Penyebabnya

Setidaknya 2.000 tentara Rusia pada akhirnya akan aktif di wilayah tersebut dan mereka akan menjaga "koridor Lachin" yang menghubungkan ibu kota Karabakh, Stepanakert, ke Armenia.

Sembilan puluh pengangkut personel lapis baja juga akan dikerahkan sebagai bagian dari misi lima tahun yang dapat diperbarui.

Putin mengatakan perjanjian itu akan mencakup pertukaran tahanan perang, dengan "semua kontak ekonomi dan transportasi akan dibuka."

Moskow berada dalam aliansi militer dengan Armenia dan memiliki pangkalan militer di sana.

Tetapi juga memiliki hubungan dekat dengan Azerbaijan dan telah menjual senjata ke kedua negara.

Turki, yang secara terbuka mendukung Azerbaijan, juga akan mengambil bagian dalam proses pemeliharaan perdamaian.

Hal itu menurut presiden Azerbaijan yang bergabung dengan Putin selama pidato tersebut.

Namun peran pasti yang akan dimainkan Turki masih belum jelas.

Baca Juga: Kemarin Jadi Orang Nomor 1 AS, Donald Trump Akan Dipaksa Secret Service Jika Menolak Tinggalkan Gedung Putih, 'Militer Akan Turun Tangan Menyingkirkannya'

Artikel Terkait