Advertorial
Intisari-online.com -Gencatan senjata berhasil disepakati oleh Azerbaijan dan Armenia dalam konflik mengenai Nagorno-Karabakh Sabtu kemarin.
Gencatan senjata ini tandai satu minggu setelah saran gencatan senjata dari Rusia gagal total.
Kesepakatan baru yang dilaksanakan mulai tengah malam waktu setempat, diumumkan setelah dua belah pihak awalnya menuduh satu sama lain melanggar perjanjian Moskow yang lawas.
Konflik itu muncul saat jatuhnya Uni Soviet, saat itu Nagorno-Karabakh umumkan kemerdekaan mereka dari Azerbaijan.
Hal itu sebabkan konflik kekerasan yang berakhir karena gencatan senjata tahun 1994.
Armenia kemudian mendukung Nagorno-Karabakh, yang mencapai kemerdekaan de fakto yang sayangnya tidak dikenali oleh hampir seluruh dunia.
Meskipun Nagorno-Karabakh ada di dalam wilayah Azerbaijan, wilayah itu didominasi dan dikontrol oleh etnis Armenia.
Armenia telah mengatakan perang yang baru muncul saat ini adalah perang antara Karabakh dan Azerbaijan.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan kepada rekan Azerbaijan dan Armenia lewat telepon Sabtu kemarin untuk memperjelas perlunya gencatan senjata dipegang.
Pemimpin Karabakh, Arayik Harutyunan, menerima upaya perdamaian tersebut, dan mengatakan "Republik Artsakh mengkonfirmasi kesiapan gencatan senjata kemanusiaan dalam dasar resiprokal."
Pernyataannya sejalan dengan kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan oleh Moskow Sabtu lalu.
Artsakh adalah sebutan Nagorno-Karabakh oleh Armenia.
Sebelum upaya gencatan senjata terakhir Sabtu lalu, Azerbaijan menyalahkan Armenia atas serangan roket yang dikirimkan kota terbesar kedua di Azerbaijan, Ganja.
Tercatat ada 13 warga sipil yang meninggal karena serangan tersebut, termasuk tiga anak kecil, dan melukai lebih dari 50 orang lain.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyebut serangan misil itu sebagai "cara pengecut" yang "tidak dapat mematahkan semangat warga Azerbaijan."
Serangan tersebut terjadi di Sabtu dini hari dan menarget seperempat warga di tengah kota, menurut pernyataan dari kantor jaksa Azerbaijan.
Penasihat presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev menuduh Armenia menggunakan rudal balistik dalam serangan tersebut dan mengatakan pihak berwenang punya bukti yang mendukung klaim tersebut.
"Biarkan komunitas internasional melihat aksi barbar yang dilakukan oleh Armenia melawan warga kami," tambah Hajiyev.
Foto dan video dari lokasi tersebut tunjukkan para tim penyelamat bekerja membersihkan puing bangunan untuk mencapai korban-korban serangan tersebut.
Akhir minggu lalu, gencatan senjata sementara gagal setelah berminggu-minggu perang, dengan dua negara saling tuduh pelanggaran atas kesepakatan yang telah ditetapkan.
Perancis telah menuntut "penyelesaian cepat atas kekerasan yang terjadi" sejak perang meletus pada 27 September lalu.
Gencatan senjata jangka pendek minggu lalu datang setelah Kepala Komis PBB untuk HAM Michella Bachelet berbicara bahwa konflik tersebut menyakiti warga sipil.
Ketegangan Nagorno-Karabakh telah terjadi panas dan dingin sejak gencatan senjata tahun 1994.
Wilayah itu terletak di dalam teritori Azerbaijan, berhubungan dengan Armenia dengan jalan tol.
Nagorno-Karabakh diberi kekuatan militer besar yang didukung oleh Armenia, yang memiliki persekutuan keamanan dengan Rusia.
Ketegangan telah meningkat sejak Juli, ketika beberapa hari muncul ketegangan di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini