Penulis
Intisari-online.com -Sudah diketahui bahwa konflik Nagorno-Karabakh adalah konflik lawas yang tak kunjung usai.
Konflik ini dijalankan oleh pasukan militer profesional.
Namun kali ini, perang lawas ini mulai jajaki babak baru dengan senjata canggih era abad 21.
Dengan teknologi baru, konflik berpuluh-puluh tahun ini akan lebih mengerikan daripada sebelumnya.
Melansir Al Jazeera, jika statistik perang bisa dipercaya, maka jumlah kematiannya mengejutkan.
Meski begitu, Azerbaijan belum mengkonfirmasi jumlah korban perang.
Armenia sendiri menyebutkan telah membunuh atau mencederai 5000 prajurit Azerbaijan saat berita ini diturunkan.
Armenia telah secara teratur memperbarui jenazah militer yang gugur dalam konflik ini.
Korban mereka disebutkan sudah ada 500 orang.
Sementara dari Azerbaijan sebutkan angka sebenarnya jauh lebih tinggi daripada itu.
Namun, klaim mengenai perkembangan pencaplokan wilayah dan jumlah pasien yang gugur dari masing-masing negara sangat sulit diverifikasi.
Tidak hanya tim media memiliki akses terbatas ke peperangan di garis terdepan.
Pengeboman udara di wilayah sipil telah membuat kerja mereka sangat sulit.
Disebutkan setidaknya 6 jurnalis telah cedera.
Namun, video peperangan dan persenjataan militer yang diketahui dari kedua belah pihak tunjukkan jika Azerbaijan memiliki keunggulan teknologi.
Terlebih, dengan drone perang yang mereka beli dari Israel dan Turki.
Beberapa membawa misil mereka sendiri, yang lain menggunakan bom kamikaze.
Entah kemampuan menghancurkan mereka akan terbukti menjadi kunci kemenangan dalam konflik ini, masih belum bisa dibuktikan.
Citra digital yang ditayangkan di Baku berupa foto resolusi tinggi, tunjukkan serangan misil menyerang tank Armenia dan persenjataan militer mereka yang lain.
Serta, sekelompok tentara tertangkap di arena perang.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan kepada televisi Turki jika drone Azerbaijan yang dibeli dari Turki telah "mengecilkan" jumlah dari pihak Azerbaijan.
"Drone-drone ini tunjukkan kekuatan Turki, juga lebih memperkuat kami," ujarnya.
Analis pertahanan mengatakan Presiden Aliyev menyebut drone yang dimaksud adalah Bayraktar TB2S.
Bayraktar TB2S adalah kendaraan udara tanpa pilot (UAVs), diproduksi oleh perusahaan pertahanan Turki Baykar.
Mereka tercatat lakukan perdagangan sebagai bagian dari kesepakatan pertahanan yang disetujui di Juni.
Bayraktar TB2 dapat dioperasikan dari ketinggian 8000 meter, yang sulit dideteksi.
Kemampuan lainnya yaitu dapat diterbangkan selama 27 jam, dan bisa membawa 4 misil.
Drone tersebut juga digunakan dalam perang di Suriah dan Libya.
Fuad Shahbaz, seorang analis pertahanan di Sentral Komunikasi Strategi di Baku menyebutkan "kami telah melihat drone Bayraktar secara aktif digunakan di Suriah dan Libya oleh angkatan udara Turki melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Jenderal Haftar di Libya.
"Kini, mereka telah muncul di Azerbaijan baru-baru ini dan secara aktif digunakan di Nagorno-Karabakh melawan rezim separatis."
Rob Lee, kandidat PhD di University College London, mengatakan jika penggunakan drone TB2S telah secara dramatis mempengaruhi pasukan Armenia di darat dan kemampuan untuk menyerang dan mempertahankan pasukan mereka.
"TB2s menarget sistem pertahanan angkatan udara. Yang sudah kita lihat dihancurkan adalah dari tahun 1980-an.
"Aku rasa radar kesulitan untuk memotret UAV tersebut.
"Kemudian, TB2S mulai kalahkan tank, artileri, dan sekarang, karena mereka telah melewati serangkaian target prioritas, kami melihat mereka menargetkan regu tentara."
Militer Azerbaijan habiskan banyak uang bertahun-tahun untuk ungguli militer Armenia, digunakan untuk membeli sistem senjata unggul.
Rusia, Israel dan Turki adalah sumber senjata yang dibeli Azerbaijan.
Sementara Rusia tetap menyuplai senjata militer untuk kedua negara, Israel dan Turki hanya kirimkan ke Azerbaijan saja.
Turki dan Israel kirimkan drone dan rudal, membuat pasukan Armenia kewalahan.
"Rusia sadar setelah 2016 jika mereka harus memulai mempersenjatai Armenia dengan yang mereka jual ke Azerbaijan.
"Fungsinya untuk menyeimbangkan dinamika kekuatannya," ujar Lee.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini