Penulis
Intisari-Online.com - Donald Trump resmi kalah Pilpres AS 2020 dari Joe Biden.
Biden sudah memperoleh 290 elector, sehingga tak mungkin lagi disalip Trump.
Sejauh ini berbagai pemberitaan menunjukkan bahwa Trump justru mengklaim kemenangan, bahkan berkata nyelekit.
"Kita semua tahu mengapa Joe Biden terburu-buru untuk berpura-pura menjadi pemenang, dan mengapa sekutu-sekutu medianya dengan keras berusaha untuk membantunya: mereka tidak mau kebenaran diungkap," kata Trump dalam sebuah pernyataan."Faktanya sederhana, pilpres ini sama sekali belum selesai," ujar Trump.
Ya, Trump telah berulang kali membuat klaim tak berdasar akan adanya kecurangan dalam pemilihan.
Mengapa Trump bisa sepert ini.
Tampaknya kita harus mundur ke masa Trump kecil untuk menjawab sifat Trump dalam menanggapi kekalahannya di Pilpres AS.
Dalam sebuah tayang history channel berjudul The Trump Dynasty, dijelaskan secara rinci bagaimana Trump dibesarkan, dan sifatnya semasa kecil.
Donald Trump lalu lahir pada 18 Juni 1946.
Ia adalah anak tengah dari 5 bersaudara.
Untuk itulah ia harus bersaing dengan kakak-kakaknya agar meraih posisi puncak sebagai putra mahkota pewaris kerajaan Trump.
Lawan terberatnya adalah Fred Trump Junior, anak sulung Fred Trump.
Baca Juga: Merawat Wajah Juga Perlu Buat Pria supaya Wajah Sekinclong Lee Min Ho
Fred menunjukkan kecerdasan, sementara Donald Trump cenderung nakal.
Tapi Trump merasa dia memiliki genetik kuat untuk menghadapi tekanan.
Trump yakin bahwa kekuatan menghadapi tekanan adalah diwariskan atau karena faktor genetik.
Dalam tayangan itu, Donal Trump sebenarnya tidak ditakdirkan menjadi pemimpin keluarga trump.
Segalanya mengarah ke sang kakak.
Tetapi Donald Trump menolak untuk tak dilihat.
Sejak kecil Trump memiliki masalah kedisiplinan, makanya dia butuh perhatian lebih.
Di sekolah, Trump begitu nakal, bahkan ia kerap menjambaki rambut wanita di kelasnya.
Baca Juga: Sempat Olok-olok Joe Biden Dua Pekan Lalu Bersama Trump, PM Israel Netanyahu Kini Mulai Khawatir
Bahkan gurunya tidak menyukai Donald Trump karena sering dilempari penghapus.
Bahkan lemparan itu pernah mengenai mata salah satu gurunya.
Trump bangga menjadi anak tangguh yang selalu melawan anak lain.
Bahkan Trump juga mengakui bahwa dirinya sangat pembangkang pada masa kecil.
Tapi Trump mengaku dirinya sangat berani dan keras kepala.
Bahkan Trump mengaku sangat menyukai perkelahian.
Ia suka jenis perkelahian apapun.
Tapi rupanya sang ayah menghitung kesalahan dan kenakalan Donald Trump.
Fred Trump, sang ayah, lalu menilai Donald Trump sudah kelewat batas.
Tapi solusi sang ayah jadi sangat ekstrim.
Donald Trump dikirim ke Akademi Militer New York Pada tahum 1959.
Usianya saat masuk akademi militer new york baru 13 tahun.
Di sana Donald Trump mencoba Mayor Ted Tobias.
Ted Tobias adalah perwira yang turun dalam perang dunia ke 2 dan sangat tangguh.
Donald Trump gagal melawan Mayor Ted Tobias.
Donald Trump juga menilai Ted sangat kejam dan brutal.
Donald lalu sadar bahwa ia tak akan bisa mengalahkan orang seperti Ted Tobias.
Orang itu ada di sistem dan tidak akan bisa dikalahkan.
Trump menyerah, dan ia memilih melibatkan diri dalam sistem.
Ia pun akhirnya mendapatkan perhatian positif dari Ted.
Oleh karena itulah saat lulus Donald Trump mendapatkan pangkat tertinggi.
Bahkan pada tahun 1963, ia memimpin pawai Akademi Militer New York di hari colombus di jalanan New York City.
Ayahnya menonton pawai itu, dan Trump telah menunjukkam bahwa ia kembali ke jalan yang benar.
(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ini Sifat Masa Kecil Trump yang Kembali Muncul Setelah Kalah Di Pilpres AS