Advertorial
Intisari-Online.com-Biden dinyatakan sebagai pemenang pilpres AS.
Sementara calon presiden (capres) petahana Donald Trump berencana menggelar penggalangan aksi untuk menantang hasil pemilu AS.
Sehari setelah Biden meraup electoral vote (suara elektoral) yang cukup untuk membawanya ke kursi kepresidenan AS, Trump tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menyerah.
Bahkan, banyak sekutunya dari Partai Republik di Kongres AS juga tidak mengakui kemenangan Biden dalam pilpres AS.
Sebaliknya, Trump akan mengadakan serangkaian penggalangan aksi untuk membangun dukungan dalam perjuangannya melawan pilpres AS melalui jalur hukum.
Juru Bicara Tim Kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengkonfirmasi kabar tersebut pada Minggu (8/11/2020) sebagaimana dilansir dari Reuters.
Trump juga membuat tim untuk menuntut penghitungan ulang di beberapa negara bagian.
Mereka juga terus menuding kecurangan dalam pemungutan suara dengan dalih ada nama-nama orang yang sudah tewas namun masih memberikan suaranya dalam pemilu AS.
Kendati demikian, Murtaugh tidak mengatakan kapan penggalangan aksi yang dimaksid Trump tersebut akan dilakukan.
Di sisi lain, petugas pemilu AS negara bagian mengatakan tidak ada penyimpangan yang signifikan dalam pemungutan suara, dan klaim yang dilontarkan Trump belum menghasilkan bukti adanya aktivitas ilegal.
Menurut penghitungan Associated Press, Biden meraup 290 suara elektoral, melampaui 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk melenggang ke Gedung Putih.
Sementara itu, Trump memperoleh 214 suara elektoral.
Sebelum terpilih menjadi presiden AS, Joe Biden sempat menjadi bahan olok-olok Trump dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dua pekan lalu.
"Menurutmu apakah 'Sleepy Joe' bisa membuat kesepakatan ini?" Trump bertanya kepada Netanyahu melalui panggilan telepon di televisi dengan sekutu asing terdekatnya tentang inisiatif perdamaian Timur Tengah.
Netanyahu tampaknya menolak berlindung jika Biden menang dan Trump menyebut sebagai langkah yang bijaksana, lansir Reuters, Senin (9/11/2020).
Dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden AS oleh jaringan televisi besar pada Sabtu (7/11/2020), Biden jadi orang yang tertawa sekarang.
Tidak seperti banyak pemimpin dunia lainnya, pemimpin Israel tidak segera berkomentar.
Setelah jaringan AS melaporkan mantan wakil presiden itu dan gambar Netanyahu serta Trump tetap berada di bagian atas halaman Facebook Perdana Menteri Israel.
Trump, yang berulang kali mengklaim kecurangan pemilu tanpa memberikan bukti, langsung menuduh Biden bergegas untuk menyamar sebagai pemenang.
Namun, Menteri Kehakiman Israel Avi Nissenkorn anggota koalisi Netanyahu yang tergabung dalam partai Biru dan Putih dengan cepat memberi selamat kepada Biden.
"Selamat kepada Presiden terpilih AS Joe Biden!
"Selamat kepada Kamala Harris, wanita pertama yang menjabat sebagai wakil presiden dan selamat kepada rakyat Amerika atas proses demokrasi yang tepat," tulis Nissenkorn di Twitter.
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid juga mengucapkan selamat di Twitter.
"Hubungan antara negara kita didasarkan pada nilai-nilai yang dipegang teguh dan kepentingan bersama yang kritis yang saya tahu akan menjadi jantung pemerintahan Anda," tulis Lapid.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Dua Pekan Lalu, Trump dan Netanyahu Olok-olok Joe Biden, PM Israel Mulai Khawatir