Find Us On Social Media :

Negaranya Saja Masih Miskin, dan Rakyatnya Kelaparan, Korea Utara Sesumbar Ingin Bersaing dengan Amerika dan Rusia untuk ke Luar Angkasa

By Khaerunisa, Selasa, 8 September 2020 | 16:40 WIB

Gambar yang diambil pada 24 Agustus 2019 dan dirilis 25 Agustus oleh kantor berita Korea Utara (KCNA) memperlihatkan Pemimpin Korut kim Jong Un merayakan uji coba senjata peluncur roket berukuran besar di lokasi yang tidak diketahui.

Intisari-Online.com - Kemiskinan dan rakyatnya yang kelaparan menjadi salah satu kondisi yang terjadi di Korea Utara, negara yang dipimpin diktator Kim Jong-un.

Kondisi seperti itu salah satunya digambarkan oleh seorang pembelot bernama Yeonmi Park (26) yang melarikan diri dari Korea Utara saat usianya 13 tahun.

Tak banyak informasi yang dapat keluar dari Korea Utara, namun tentang kemiskinan dan kelaparan rakyat Korea Utara sudah bukan hal asing lagi yang sering dikabarkan.

Belakangan kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandemi Covid-19, yang juga menyebabkan kesulitan ekonomi di berbagai negara.

Baca Juga: 'Kematian akan Lebih Baik!', Rakyat Korea Utara Pertaruhkan Nyawa Demi 'Sesuap Nasi' Lakukan Hal Ini yang Membuat Kim Jong-un Marah Besar dan Mengancam dengan Hukuman Berat

Namun, di tengah rakyatnya yang kelaparan, Korea Utara kini mengisyaratkan hendak meluncurkan roket ke luar angkasa, bersaing dengan Amerika dan Rusia.

Bahkan telah berjanji untuk menjadi 'kekuatan luar angkasa'.

Melansir Express.co.uk (7/9/2020), Rezim Kim Jong-un melakukan dua uji coba mesin roket baru di Sohae Satellite Launching Ground pada Desember 2019.

Disebut citra satelit resolusi tinggi telah mendeteksi bahwa Korea Utara memperluas fasilitas peluncuran satelit mereka.

Baca Juga: Ketika Intelijen Inggris Berhasil Sadap Perintah dari Kim Jong-Un dan Agen-agen Rahasianya, Ada Nama Indonesia Disebut di Dalamnya! 

Selain itu, aktivitas konstruksi baru telah terdeteksi di Sohae Satellite Launching Ground pada Maret 2020.

Gambar satelit menunjukkan kontainer pengiriman besar di tempat uji mesin situs Sohae.

Pengamat mengumumkan bahwa ini dapat mengindikasikan rencana untuk melanjutkan pengujian mesin roket.

Hal itu pun telah membuat khawatir AS dan Korea Selatan atas penggunaan mesin roket baru ini .

Baca Juga: Banyak Manfaatnya Bagi Kesehatan, Ini Cara Menyimpan Biji Ketumbar yang Benar

Dikhawatirkan itu untuk menggerakkan rudal balistik antarbenua bersenjata hulu ledak nuklir.

Setelah melakukan uji coba nuklir pertamanya pada tahun 2006, Korea Utara berada di bawah sanksi PBB.

AS dan Korea Selatan khawatir bahwa Korea Utara diyakini sedang mengerjakan miniaturisasi hulu ledak nuklir untuk ditempatkan pada rudal.

Meski analis mengatakan Korea Utara masih jauh dari mampu membuat miniatur hulu ledak nuklir.

Baca Juga: Muluskan Ambisi Terkuat di Dunia Tahun 2049, Inilah Senjata Mematikan China yang Bikin Amerika Sangat Waspada, Sekali Tembak Satu Kota Bisa Porak-Poranda Dibuatnya

Beberapa ahli khawatir, bahwa operasi luar angkasa Korea Utara dapat diarahkan kembali untuk menghasilkan rudal balistik yang dapat mencapai Pantai Barat AS.

Sejak 2018 Korea Utara enggan mengumumkan aktivitas apa pun di sektor kedirgantaraannya.

Itu karena peluncuran baru akan melanggar sanksi yang diberlakukan pada rezim oleh AS dan sekutunya.

Pengamat internasional sekarang mengawasi aktivitas di sekitar lokasi peluncuran negara karena peluncuran mendadak adalah kemungkinan yang tinggi.

Baca Juga: Siap Hadapi Turki, Yunani Borong Persenjataan dari Anteknya Perancis: Jet Tempur Rafale dan Kapal Frigat Tak Ketinggalan!

Beberapa waktu lalu, televisi yang dikelola pemerintah menayangkan program yang merayakan program luar angkasa negara komunis dan insinyur satelit.

Penyiar pemerintah, Korean Central Television, KCTV, menayangkan program pada tanggal 5 September yang menggambarkan pemimpin tertinggi Kim Jong-un memiliki 'cinta' untuk para ilmuwan luar angkasa negara.

Media pemerintah Korea Utara menyatakan negeri pertapa itu akan "terus meluncurkan satelit untuk tujuan damai dan memunculkan kekuatan luar angkasa yang membuat iri dunia".

Program televisi itu berjudul "Bantal Emas Cinta" dan menjelaskan dua peluncuran satelit baru-baru ini.

Baca Juga: Amerika Keukeuh Bela Sekutu Asia Tenggaranya, China Tingkatkan Kekuatan Militer Besar-besaran, Kirim Pesawat Peringatan Dini Ini ke Atas Laut China Selatan

Program luar angkasa negara Korea Utara dimulai pada 1990-an dengan pengembangan satelit Kwangmyongsong 1.

Meskipun Pyongyang merayakan peluncuran tersebut sebagai peluncuran satelit sukses pertama mereka, secara internasional tidak terdeteksi telah mencapai orbit.

Peluncuran satelit terakhir oleh Korea Utara terjadi pada Februari 2016 ketika satelit Kwangmyongsong 4 mencapai orbit.

Para ilmuwan yang terlibat dalam prakarsa penjelajahan antariksa Korea Utara diperlihatkan tinggal di lingkungan mewah dalam film dokumenter televisi baru-baru ini.

Baca Juga: Mengenang Renita Sukardi: Meninggal di Usia Muda Karena Kanker Payudara, Siapa Sangka Lauk di Meja Makan Ini Bisa Jadi Penyebab Utamanya

Sementara itu, bagi pembelot Yeonmi, rakyat Korea Utara sebenarnya tidak perlu kelaparan.

Menurutnya, kondisi tersebut 'diciptakan' para pemimpinnya.

"Ini adalah kelaparan sistematis oleh negara yang memilih untuk membuat kita kelaparan," ungkapnya.

"Jika mereka hanya menghabiskan 20 persen dari apa yang mereka habiskan untuk membuat senjata nuklir, tidak ada yang harus mati di Korea Utara karena kelaparan tetapi rezim memilih untuk membuat kita lapar," katanya.

Baca Juga: Tubuh Berdarah-darah Menahan Luka, Kopassus Ini Nekat 5 Hari Terbaring Pura-pura Mati di Tumpukan Jenazah demi Kelabuhi Musuhnya

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini