Advertorial
Intisari-Online.com - Spekulasi bahwa Kim Jong-un tengah mempersiapkan saudara perempuannya, Kim Yo-jong, untuk menggantikannya sebagai pemimpin Korea Utara belakangan ramai diperbincangkan.
Itu dimulai ketika Kim Yo-jong mewakili Kim Jong-un tampil di beberapa kesempatan.
Saat itu, rumor pun beredar bahwa Kim Jong-un tengah berada pada kondisi kesehatan yang buruk.
Sampai kemunculannya kembali seolah mematahkan rumor yang telah bergulir liat tersebut.
Setelah menjalankan negara selama 70 tahun, keluarga Kim memegang status hampir seperti Dewa di Korea Utara.
Mengurip ABC News (27/4/2020), analis politik yang berbasis di New York dan spesialis urusan Asia, Sean King, mengatakan setiap pemimpin haruslah kerabat darah keluarga Kim.
Tetapi kakak laki-laki Kim Jong-nam dibunuh pada tahun 2017, sementara saudara laki-laki lainnya, Kim Jong-chol, merupakan kandidat yang tidak disukai.
Tidak ada penerus laki-laki langsung lainnya di antara anak-anak Kim Jong-il.
Maka Kim Yo-jong yang muda, kuat, dan berpendidikan, merupakan salah satu orang kepercayaan terdekat Kim Jong-un.
"Pengganti hipotetis mana pun haruslah anggota keluarga Kim. Konstitusi Korea Utara secara khusus menyebutkan Kim Il-sung dan Kim Jong-il," kata King.
Namun, Kim Yo-jong diyakini akan menemukan hambatan jika ingin maju sebagai pengganti Kim Jong-un.
Mengutip ABC News, Dr Petrov, dosen senior di International College of Management Sydney, mengatakan bahwa ideologi negara tersebut menyatakan bahwa Korea Utara adalah negara revolusioner di mana Pemimpin Agung memainkan peran paternalistik bagi bangsa.
Hal itu diyakini sebagian orang akan menghadirkan masalah yang jelas dan berpotensi berbahaya bagi saudara perempuan Kim Jong-un.
Sementara itu, Diketahui bahwa Kim Jong-un memiliki setidaknya dua anak, namun mereka masih terlalu muda untuk memerintah.
"Jika Kim Jong-un meninggal sebelum kedua anaknya cukup dewasa untuk menggantikannya, yang pasti kepemimpinan kolektif akan ditunjuk untuk memerintah negara sebelum penerus dinasti siap untuk mengambil alih," kata Leonid Petrov.
Dr Petrov, dosen senior di International College of Management Sydney, memperingatkan dalam skenario itu, 'keseimbangan goyah' antara kelas politik yang berkuasa dan militer akan hilang.
Melihat silsilah keluarga Kim Jong-un, ada satu anggota keluarga yang tampaknya dikhawatirkan dapat membahayakan posisi Kim Jong-un, maupun saudara kandungnya.
Dia adalah Kim Han-sol, yang tak lain merupakan keponakan Kim Jong-un, anak dari saudara tirinya.
Kim Han-sol adalah putra tertua Kim Jong-nam dan cucu dari mantan penguasa Korea Utara Kim Jong-il .
Ayahnya adalah ahli waris tidak resmi hingga tahun 2001, ketika ia tidak disukai oleh rezim.
Kim Han-sol lahir di Pyongyang pada tahun 1995 dan dibesarkan di Cina Daratan dan Makau.
Meski tidak dibesarkan di Korea Utara, namun keponakan Kim Jong-un yang kini telah menginjak usia 25 tahun ini diketahui sebagai sosok yang kritis terhadap rezim Korea Utara.
Mengutip Bussines Insider(22/4/2020), dia telah berbicara menentang rezim pamannya.
Ia mengatakan dalam wawancara tahun 2012 dengan televisi Finlandia bahwa Kim adalah seorang 'diktator' dan bahwa ia bermimpi kembali ke Korea Utara untuk "membuat segalanya lebih baik, dan membuat segalanya lebih mudah bagi orang-orang di belakang sana."
Setelah kematian sang ayah, Kim Han-sol mengatakan dalam video YouTube bahwa keluarganya mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Dugaan upaya pembunuhan terhadap Kim Han-sol pun pernah diungkapkan pada 2017 lalu.
Melansir Kompas.com (31/10/2017), Aparat keamanan China dikabarkan menangkap dua tim pembunuh Korea Utara di Beijing. Tim ini diduga berencana untuk membunuh Kim Han-sol.
Mengutip sejumlah sumber Korea Utara, harian terbitan Korea Selatan JoongAng Ilbo mengabarkan, tim itu terdiri atas tujuh orang agen.
Mereka bertugas membunuh Kim Han-sol yang juga adalah keponakan pemimpin Korut Kim Jong-un.
"Agen-agen Korea Utara masuk ke China untuk menyingkirkan Kim Han-sol. Namun, pekan lalu mereka ditangkap aparat China dan saat ini sedang diperiksa," kata sumber itu kepada JoongAng Ilbo, Senin (30/10/2017).
Pemerintah China dikabarkan mencium rencana ini saat pengamanan di negeri itu diperketat ketika Kongres Nasional Partai Komunis digelar di Beijing yang berlangsung sepekan sejak 18 Oktober.
Setelah kematian ayahnya di Malaysia, Kim Han-sol bersembunyi bersama ibu dan adik perempuannya.
Mereka nampaknya dibantu sebuah organisasi rahasia bernama Pertahanan Sipil Cheollima.
Sejumlah kalangan berpendapat, Beijing menganggap Kim Jong-nam sebagai penerus potensial kepemimpinan Korea Utara jika Kim Jong-un digulingkan.
Khawatir akan kemungkinan Kim Jong-nam merebut kekuasaan, para analis meyakini, membuat Kim Jong-un memerintahkan pembunuhan pria itu.
Tuduhan ini langsung dibantah pemerintah Korea Utara. Dengan kematian Kim Jong-nam maka Kim Han-sol kini menjadi satu dari sedikit keturunan langsung dinasti komunis satu-satunya di dunia.
Kim Han-sol juga menjadi satu-satunya orang di luar Korea Utara yang berpeluang meneruskan kekuasaan keluarganya di negeri itu.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini