Find Us On Social Media :

Pasangan Suami-Istri Ini Sukses Bareng Turunkan Berat Badannya Hingga 23 Kg, Apa Rahasianya Ya?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 4 September 2020 | 07:00 WIB

 

Intisari-Online.com – Bagi yang merasa berat badannya sudah berlebih dan dia menginginkan yang ideal maka cara yang ditempuh adalah dengan menurunkan bobotnya.

Cara yang bisa digunakan adalah mengatur pola makan atau diet serta berolahraga.

Banyak penawaran diet yang berseliweran di media sosial. Namun, mana yang cocok untuk Anda?

Upaya menurunkan berat badan kerap kali terasa tidak mudah, apalagi bila dilakukan seorang diri.

Baca Juga: Maksud Hati Olahraga Turunkan Berat Badan Tapi Bukan Lemak yang Hilang, Ini Tandanya Kehilangan Massa Otot!

Mungkin, berjuang mencapai berat tubuh ideal bersama pasangan bisa amat membantu.

Setidaknya, kesaksian itulah yang dialami oleh pasangan suami istri di Memphis, Tennessee, Amerika Serikat, Kayla Pennington dan Chris Pennington.

Pasangan ini menjalani diet makro bersama, dan sama-sama berhasil menurunkan berat badan masing-masing 23 kilogram.

Diceritakan, ide "diet bareng" ini berawal setelah putra kedua mereka lahir, dan Kayla merasa sudah membutuhkan perubahan gaya hidup.

Baca Juga: Mati-matian Turunkan Berat Badan Bahkan Sempat Ingin Bunuh Diri, Wanita Ini Malah Ketakutan Setengah Mati saat Harus Telanjang di Malam Pertama, Padahal Kondisinya Setali Tiga Uang dengan Suaminya

Saat itu, Kayla berada dalam rekor bobot terberat dalam hidupnya, yakni 92 kilogram.

Kondisi tersebut bertahan bahkan hingga putranya lahir.

Nah, hal yang sama juga dialami sang suami, Chris.

Pria berusia 32 tahun itu sudah pernah mencoba hampir semua jenis diet populer, mulai dari keto, atkins, hingga weight watchers, namun tak ada yang mendatangkan hasil.

Lalu, Kayla pertama kali mendengar tentang metode diet makro dari grup Peloton, sebuah kelas bersepeda online.

 “Saya diintimidasi pada awalnya. Penghitungan makro terdengar seperti hanya untuk binaragawan dan bukan itu yang ingin saya lakukan."

"Saya tidak ingin sepenuhnya berkomitmen seumur hidup saya seperti itu,” ujar Kayla.

Baru pada pada Maret 2019, Kayla mengikuti program penghitungan makro yang disebut "Stronger U".

Dalam program ini, dia berkomitmen akan mundur kapan saja jika merasa tak kuat.

Namun nyatanya Kayla tetap bertahan, dan berhasil menurunkan berat badan hingga 23 kilogram.

Baca Juga: Wanita Ini Berhasil Turunkan Berat Badannya Hingga 25 Kg Dalam Waktu Satu Tahun, Apa Rahasianya?

“Ini bukan diet lagi. Saya tidak bisa membayangkan jika saya tidak menemukan diet makro ini," kata dia.

Sebelumnya, Kayla dan suami pernah menjalani diet keto dengan membatasi asupan karbohidrat.

Namun, Kayla merasa kelaparan dan tak kuat menjalani pola ini. Tetapi saat menjalano diet makro, dia merasa lebih mudah.

“Tidak ada yang terlarang. Mudah bagi saya untuk mengatakan tidak pada junk food, karena sebenarnya saya tetap boleh memakannya."

"Tetapi saya dapat melihat bahwa saya sebenarnya tidak menginginkannya,” ujar dia.

Diet makro

Seperti dilansir laman Healthline, diet makro atau yang biasa dikenal dengan singkatan IIFYM, (If It Fits Your Macros) adalah jenis diet fleksibel yang membantu sesorang menurunkan berat badan, tanpa merasa terlalu dibatasi.

Alih-alih berfokus pada kalori, IIFYM justru melacak makronutrien, yaitu protein, lemak, dan karbohidrat.

Metode ini memungkinkan lebih banyak fleksibilitas, karena semua makanan dapat dinikmati selama sesuai dengan asupan makro tubuh harian.

Baca Juga: Manfaat Ketumbar untuk Turunkan Berat Badan, Campurkan dengan Ini!

Ajak suami

Dibutuhkan waktusatu tahun bagi Kayla untuk mengajak serta suaminya dalam diet ini.

Namun, setelah Kayla akhirnya meyakinkan sang suami untuk bergabung pada Januari 2020 lalu, Chris pun berubah.

Dia menjadi lebih berhati-hati dalam soal makanan, dan selama delapan bulan dia mampu memangkas bobotnya hingga 23 kilogram juga.

Melihat ke belakang, Kayla mengaku terkejut menyadari betapa dia menjadi sangat bertekad saat menghitung makro.

Pola ini mengajarinya untuk mengatakan tidak pada alkohol, memotong konsumsi wine dari 4-5 kali seminggu menjadi hanya minum segelas pada acara-acara khusus.

“Jika saya tidak menghitung makro, yang paling sulit saya hadapi selama pandemi adalah alkohol, karena kita berada di rumah dan saat itu membuat stres,” ujar dia.

 “Saya lalu beralih ke wine. Tapi justru sebaliknya, saya belum, dan saya benar-benar berhasil, bahkan membuat komposisi tubuh berubah sejak April 2020," kata dia.

Dengan waktu ekstra selama pandemi Covid-19, Kayla lalu membuka halaman Instagram @ohh_happy_kay.

Baca Juga: Minum Cilantro dan Teh Biji Ketumbar Bisa Turunkan Berat Badan

Di sana, dia berbagi tips tentang penghitungan makro, mengunggah pengalamannya, dan juga memberikan motivasi.

Dia juga berbagi cara berbelanja, dan resep dengan pemecahan makro karbohidrat, lemak, dan protein.

“Makro bisa menjadi rumit pada awalnya. Jadi, jika ada yang bisa saya lakukan untuk dibagikan dan membuat perjalanan lebih mudah bagi orang lain, saya siap,” kata dia.

Ada banyak pembelajaran di awal, seperti proses rumit menimbang makanan, hingga benar-benar memperhatikan perbedaan-perbedaan kecil.

Misalnya, suplemen minyak ikan pun harus dihitung karena merupakan bagian dari asupan lemak harian.

“Tapi, setelah kamu mempelajarinya, ini seperti bola lampu yang menyala dan membuat ketagihan,” kata dia.

Persiapan makan memainkan peran penting dalam penghitungan makro, dan Kayla biasanya melakukannya pada hari Kamis untuk menyiapkan akhir pekan yang sukses.

Itu akan membuat lemari esnya tetap penuh dengan makanan sehat, alih-alih tergoda saat keluar dengan teman atau pesta di akhir pekan.

Kayla kerap memamerkan hidangannya di Instagram.

Baca Juga: Turunkan Berat Badan dengan Campuran Daun Salam dan Kayu Manis, Mau?

Dari sana terlihat, diet makro tidak membatasinya untuk makan berbagai makanan seperti kebanyakan diet.

Dan, program ini juga tidak butuh waktu lama. Kayla bisa mendapatkan makanan selama seminggu, yang disiapkan dalam waktu sekitar satu jam, bahkan dengan anak-anaknya.

Mereka pun tetap makan makanan ringan.

“Saat saya mulai menghitung makro, saya bekerja di kantor 50 jam seminggu."

"Jadi siapa pun yang mengira kamu tidak bisa menyiapkan makanan karena mereka bekerja di kantor dan bukan dari rumah, kamu salah."

"Kita pasti bisa melakukannya,” tegas dia. (Dian Reinis Kumampung)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suami-Istri Sukses "Bareng" Turunkan Bobot 23 Kg, Apa Kiatnya? "

Baca Juga: Manfaat Daun Salam untuk Asam Urat dan Turunkan Kolesterol, Mau Coba?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari