Find Us On Social Media :

'Terapi Kejut' Kremlin Kembali Dilancarkan, Gunakan Racun Khusus kepada Korbannya, Tak Mematikan Tapi Bikin Target Dijamin Kapok Menyerang Putin

By Khaerunisa, Minggu, 23 Agustus 2020 | 15:57 WIB

(ilustrasi) Kremlin, Moscow

Intisari-Online.com - Kritikus Kremlin, Alexei Navalny, terbaring di rumah sakit akibat insiden mengejutkan ketika ia melakukan penerbangan dari Tomsk menuju Moskow.

Navalny mengalami keracunan di atas pesawat hingga terpaksa dilakukan pendaratan darurat di Omsk.

Sebelum naik pesawat, Navalny dan beberapa anggota timnya sempat minum teh di bandara.

Tanpa diduga, Navalny mengalami sakit parah, bahkan sesama penumpang mendengarnya berteriak kesakitan sebelum dia dibawa keluar dari pesawat oleh petugas medis.

Baca Juga: Berlangsung Tujuh Hari Berturut-turut, Demo anti-Kremlin Berlangsung Terus-terusan, Ini Tuntutan Rakyat

Melansir Aljazeera, atas insiden yang menimpa Bavalnya, dokter dan polisi memberikan informasi yang kontradiktif.

Pertama, mereka mengklaim bahwa bahan kimia berbahaya ditemukan dalam darah Navalny, kemudian tidak ada zat semacam itu yang terdeteksi.

Selain itu, sempat ada penolakan dari rumah sakit ketika istri Navalny dan sekretaris pers Kira Yarmysh menuntut agar dia diterbangkan ke luar negeri untuk perawatan, meski akhirnya ia diizinkan terbang ke Jerman untuk perawatan.

Terkait insiden mengejutkan yang menimpa politisi 44 tahun ini, banyak pihak mengaitkannya dengan peristiwa serupa yang telah berkali-kali terjadi sebelumnya pada tokoh-tokoh berpengaruh.

Baca Juga: Berpikir Pendek dan Menikah Karena Tergiur Kekayaan Pria Lansia Ini, Wanita Muda Ini Menyesal Menikah Setelah Punya Tiga Anak, Alasannya Bikin Geleng-geleng Kepala

Seperti yang terjadi pada aktivis Rusia, Petr Verzilov dua tahun lalu, yang mana terdapat dugaan dia diracun.

Bahkan, Verzilov mengungkapkan kesamaan yang ada antara kasusnya dan Navalny.

"Semuanya dimulai dengan tempat yang dapat dikontrol dengan mudah, dalam kasus Navalny, ini adalah bandara; dalam kasus saya - pengadilan," katanya, dikutip dari Aljaseera.

Pencegahan oleh petugas keamanan atas kedatangan kerabat dan rekan pun terjadi pada Verzilov.

Baca Juga: Pejabat Administrasi AS Pikir Ulang Untuk Blokir WeChat, Takut Rugi?

Pengalaman serupa lainnya terjadi pada politisi oposisi lainnya, Vladimir Kara-Murza.

Seperti Verzilov, Kara-Murza pun mengaku insiden yang dialami Navalny mengingatkannya pada kejadian yang menimpanya Mei 2015 silam.

Kara-Murza meyakini bahwa itu merupakan upaya untuk meracuninya, bahkan untuk kedua kalinya insiden serupa terjadi di tahun 2017.

Namun, menyatakan dokter tidak menemukan racun dalam darahnya dan menyatakan bahwa dia pasti overdosis obat antidepresan, serupa dengan yang terjadi pada Verzilov.

Baca Juga: Enam Tahun Gadis Ini Dicabuli Ayahnya Sendiri, Si Ibu Hanya Bisa Diam Melihat Aksi Bejat Tersebut Karena Alasan 'Takut Diceraikan', Siapa yang Lebih Jahat?

Kasus-kasus di atas pun tampak mirip dengan dugaan keracunan jurnalis terkenal Anna Politkovskaya pada September 2004.

Politkovskaya tiba-tiba jatuh sakit setelah minum teh dan jatuh koma. Dia juga selamat tetapi sekali lagi, tidak ada zat beracun yang ditemukan. Dua tahun kemudian, dia ditembak mati.

Semua kasus ini memiliki banyak kesamaan, yaitu semua tampaknya melibatkan racun saraf tertentu yang memberi korban kesempatan untuk bertahan hidup.

Jadi, ada kemungkinan bahwa dalam kasus Navalny, seperti kasus lain yang serupa dengannya, keracunan dimaksudkan untuk menakut-nakuti, bukan membunuh.

Baca Juga: 6 Penumpang Pesawat dari Jakarta Positif Covid-19, Ini Alasan Virus Corona Menyebar dengan Cepat di Dalam Pesawat, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Bagi Verzilov, itu adalah cara untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia perlu menghentikan penyelidikannya atas pembunuhan tiga jurnalis Rusia di Republik Afrika Tengah.

Untuk Kara-Murza - ini untuk memberitahunya agar berhenti melobi sanksi terhadap orang-orang yang dekat dengan Kremlin.

Juga peringatan-peringatan serupa pada korban lainnya.

Navalny, seperti semua orang di atas, adalah kritikus Kremlin yang terkenal.

Baca Juga: Korea Utara Malah Luncurkan Kampanye Anti Rokok, Padahal Kim Jong-un Sendiri Seorang Perokok Beratm Kontradiktif?

Dia telah secara terbuka mengkritik pemerintahan Putin dan selama beberapa tahun telah memobilisasi protes politik dan melakukan penyelidikan besar-besaran terhadap korupsi tingkat tinggi, yang telah membuat marah banyak orang di elit penguasa Rusia.

Di Rusia, bahkan dalam kondisi pandemi saat ini, protes telah meletus di beberapa tempat.

Di wilayah Khabarovsk, demonstrasi menentang pencopotan gubernur populer telah berlangsung selama lebih dari sebulan sekarang.

Diduga, dengan melumpuhkan Navalny, maka dapat merusak kemampuan orang Rusia yang tidak setuju untuk berorganisasi, dengan merampas pemimpin karismatik mereka.

Baca Juga: Bergabung dengan ISIS, Nasib 'Kembar Teror' Ini Berakhir Tragis, Si Kakak Dicuci Otaknya dan Jadi Budak Seks, Sementara Adik Kembarnya Lenyap

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari