Find Us On Social Media :

'Terapi Kejut' Kremlin Kembali Dilancarkan, Gunakan Racun Khusus kepada Korbannya, Tak Mematikan Tapi Bikin Target Dijamin Kapok Menyerang Putin

By Khaerunisa, Minggu, 23 Agustus 2020 | 15:57 WIB

(ilustrasi) Kremlin, Moscow

Baca Juga: Enam Tahun Gadis Ini Dicabuli Ayahnya Sendiri, Si Ibu Hanya Bisa Diam Melihat Aksi Bejat Tersebut Karena Alasan 'Takut Diceraikan', Siapa yang Lebih Jahat?

Kasus-kasus di atas pun tampak mirip dengan dugaan keracunan jurnalis terkenal Anna Politkovskaya pada September 2004.

Politkovskaya tiba-tiba jatuh sakit setelah minum teh dan jatuh koma. Dia juga selamat tetapi sekali lagi, tidak ada zat beracun yang ditemukan. Dua tahun kemudian, dia ditembak mati.

Semua kasus ini memiliki banyak kesamaan, yaitu semua tampaknya melibatkan racun saraf tertentu yang memberi korban kesempatan untuk bertahan hidup.

Jadi, ada kemungkinan bahwa dalam kasus Navalny, seperti kasus lain yang serupa dengannya, keracunan dimaksudkan untuk menakut-nakuti, bukan membunuh.

Baca Juga: 6 Penumpang Pesawat dari Jakarta Positif Covid-19, Ini Alasan Virus Corona Menyebar dengan Cepat di Dalam Pesawat, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Bagi Verzilov, itu adalah cara untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia perlu menghentikan penyelidikannya atas pembunuhan tiga jurnalis Rusia di Republik Afrika Tengah.

Untuk Kara-Murza - ini untuk memberitahunya agar berhenti melobi sanksi terhadap orang-orang yang dekat dengan Kremlin.

Juga peringatan-peringatan serupa pada korban lainnya.

Navalny, seperti semua orang di atas, adalah kritikus Kremlin yang terkenal.