Find Us On Social Media :

Saking Tak Percayanya Sang Putra Bunuh Diri, Keluarga Yodi Prabbowo Sodorkan Bukti dari 'Orang Pintar', Begini Reaksi Polisi

By Khaerunisa, Senin, 27 Juli 2020 | 18:35 WIB

Kematian Yodi Prabowo

Saking Tak Percayanya Sang Putra Bunuh Diri, Keluarga Yodi Prabbowo Sodorkan Bukti dari 'Orang Pintar', Begini Reaksi Polisi

Intisari-Online.com - Kenyataan memilukan menimpa keluarga Editor Metro TV, Yodi Prabowo.

Beberapa waktu lalu pria tersebut ditemukan telah tewas dengan kondisi yang mengenaskan.

Kematian sang putra secara tiba-tiba tentu 'memukul' hati keluarga, terutama orangtua Yodi Prabowo.

Tak sampai di situ, baru-baru ini dugaan bunuh diri diumumkan sebagai penyebab kematian Yodi, menambah pilu yang dirasakan mereka.

Baca Juga: 'Enggak Mungkin Anak Saya Bunuh Diri', Ayah Yodi Prabowo Ungkap Kekecewaan Terkait Perkembangan Terbaru Kasus Kematian Sang Anak, Ini yang Membuatnya Yakin

Saking tak percaya anaknya meninggal bunuh diri, keluarga pun menunjukkan berbagai bukti yang diyakini dapat menyangkal dugaan tersebut, termasuk sodorkan 'orang pintar'.

Pihak keluarga sempat sodorkan bukti dari orang pintar kepada polisi karena tak percaya Yodi Prabowo bunuh diri.

Seperti diketahui polisi mengungkap hasil penyelidikan kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo (26).

Yodi Prabowo diduga kuat bunuh diri berdasarkan penyelidikan polisi dan alat bukti yang ditemukan.

Baca Juga: Seandainya Berbagai Peristiwa Ini Tidak Pernah Terjadi, Hari Ini akan Sangat Berbeda, Mengubah Dunia hingga Kehidupan Orang Indonesia

Namun, kesimpulan kepolisian tersebut mendapat protes dari pihak keluarga yang masih menganggap adanya kejanggalan dalam kematian Yodi Prabowo.

Pihak keluarga tak percaya sang anak diduga bunuh diri karena depresi.

Dalam kesempatan itu, polisi telah menjelaskan secara runut bahwa kematian anaknya memang diduga kuat karena aksi bunuh diri.

"Bapak ibunya sudah saya undang, dijelaskan hasil penyelidikan mengarah ke bunuh diri," ujar Tubagus kepada wartawan, Minggu (26/7/2020).

Baca Juga: Terbongkar Sudah Biang Keladinya, Tanpa Sosok Ini Korea Utara dan Iran Tidak Akan Punya Senjata Nuklir, Terungkap Begini Asal Musal Senjata Nuklir Milik Iran dan Korut

Saat dijelaskan, Tubagus mengatakan orangtua korban mengaku sempat menolak kesimpulan tersebut.

Selanjutnya, kedua orang tua Yodi Prabowo memberikan sejumlah barang bukti yang bisa menjadi acuan kepolisian untuk diselidiki.

Namun, Tubagus mengatakan polisi menolak barang bukti yang diberikan orangtua korban lantaran tidak berdasarkan hukum.

Alasannya, keduanya memberikan keterangan dari sejumlah guru spiritual atau dukun.

Baca Juga: Viral Video Detik-detik sebelum Tewasnya Pendaki Gunung Lawu, Gelagat Aneh Buka Baju di Tengah Suhu Dingin untuk Selimuti Ranting, Ini Fakta-faktanya

"Informasinya dari orang pinter, saya tidak percaya yang kayak gitu. Kalau dari dukun gimana saya menindaklanjutinya?" katanya.

Kendati demikian, kepolisian menyampaikan belum menutup penyelidikan kasus tersebut.

Pihaknya masih menerima informasi apabila masyarakat memiliki informasi yang mengarah kematian Yodi Prabowo bukan bunuh diri.

"Cuma informasinya harus mendasar, harus logis," katanya.

Baca Juga: Dua Hari Jadi Pengiring Pengantin, Wanita Ini Alami Hal Mengerikan Awalnya Hanya Alami Gejala Sepele Tapi Berakhir dengan Kaki Harus Diamputasi

Polisi merampungkan hasil pemeriksaan tewasnya Yodi Prabowo, video editor Metro TV yang jasadnya ditemukan di pinggir jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Ulujami, Jakarta Selatan pada 10 Juli.

Dari hasil penyelidikan selama dua pekan, polisi berkesimpulan bahwa Yodi diduga kuat tewas karena bunuh diri.

Kesimpulan tersebut diungkapkan oleh Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat, dalam konferensi pers terkait hasil penyelidikan dan penyidikan yang telah dilakukan tim gabungan selama kurang lebih dua pekan.

"Kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan (Yodi Prabowo) bunuh diri," kata Tubagus di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (27/7/2020).

Baca Juga: Masih Sering Bingung Pilih Masker? Video Ini Secara Akurat Tunjukkan Bagaimana Seseorang Bersin dan Batuk dalam Berbagai Kondisi

Tubagus mengatakan kesimpulan itu didapatkan seusai pihak kepolisian melakukan serangkaian penyidikan dengan menggunakan metode saintifik dan juga pemeriksaan saksi-saksi.

Beberapa metode penyidikan yang dilakukan misalnya seperti olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan laboratorium forensik, hasil autopsi jasad korban, pemeriksaan dokumen-dokumen terkait, hingga dukungan bukti-bukti pendukung yang telah dikumpulkan seperti rekaman CCTV.

Dari rangkaian penyidikan itu, polisi menemukan bukti pendukung yang menyatakan bahwa Yodi membeli sendiri pisau yang diduga kuat menjadi alat untuk melukai dirinya hingga berujung kematian.

Baca Juga: Panggil Seorang Wanita hingga 3 Kali dan Suruh Bersihkan Sampah, Pimpinan Kantor Ini Dongkol yang Dikira Tukang Sapu Ternyata Camat

Bukti yang dimaksud yakni rekaman CCTV yang mendapati Yodi membeli pisau itu di toko ritel Ace Hardware di wilayah Rempoa, Jakarta Selatan.

"Beberapa hari yang lalu (waktu pembelian), kemudian dicek CCTV-nya dan didapatkan fakta bahwa yang membeli pisau itu adalah korban sendiri," kata Tubagus.

Semula, rekaman itu didapatkan lantaran penyidik perlu mengetahui asal datangnya pisau yang ditemukan di lokasi TKP tempat penemuan jenazah Yodi.Tubagus menguraikan, pisau tersebut memiliki merek khusus yang hanya dijual di toko ritel tempat penyidik menemukan rekaman CCTV pembelian oleh korban tersebut.

"Kemudian penyidik melakukan penelusuran dari mana datangnya pisau ini. Yang menjual hanya toko ini (Ace Hardware)," kata dia.

Baca Juga: Baru Sebulan Menikah, Nyawa Wanita Ini Berakhir Tragis di Tangan Suaminya Sendiri, 'Korban Menangis dalam Beberapa Malam'

Dia pun memerincikan, hanya ada satu pisau merek tersebut yang laku terjual dalam kurun waktu seminggu sebelum kejadian.

Hal itu memudahkan penyidik untuk memeriksa rekaman CCTV terjualnya pisau itu. Setelah rekaman CCTV diperiksa, ditemukan visual korban masih mengenakan pakaian yang sama saat mayatnya ditemukan pada 10 Juli lalu.

"Jadi pisau itu sebagai alat (melukai) dibeli sendiri. Apa buktinya, CCTV, bon struk, sampai ke tempat parkir ada. Bagaimana dia masuk dan keluar," jelas Tubagus sembari memperlihatkan hasil tangkapan layar rekaman CCTV kepada awak media.

Polisi meyakini bahwa Yodi mendatangi toko ritel itu dengan keinginan hanya untuk membeli pisau.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Bisa Terancam Kehilangan Indera Penciuman, Ini Penanganannya dan Waktu yang Diperlukan untuk Kembalikan Kemampuan Mencium Bau

Hal itu, kata Tubagus, dibuktikan dari rentetan masuk Yodi masuk hingga ke luar toko yang hanya berkisar delapan menit.

Secara terperinci Tubagus menerangkan bahwa Yodi yang memasuki toko langsung mendatangi rak bagian pisau tersebut dan mengambilnya.

Kemudian, dia berdiam sejenak di tempat itu selama kurang lebih dua menit sebelum akhirnya mendatangi kasir untuk melakukan pembayaran.

"Artinya, hanya satu yang dia cari di toko itu, yaitu pisau," ujarnya.

Baca Juga: Taktik Gerilya Antarkan Kim Il-sung Menang Lawan Jepang, Ini 5 Tokoh Ahli Perang Gerilya Paling Tersohor di Dunia, Ada Juga dari Indonesia!

Sebagai informasi, saat jasad Yodi ditemukan, dia dalam keadaan telungkup dengan bersimbah darah di sekitar tubuhnya.

Pisau itu kemudian ditemukan berada di bawah tubuh editor video itu yang telungkup. Diduga kuat, alat tersebut digunakan untuk melukai korban hingga akhirnya meninggal.

Di sisi lain, dari hasil pemeriksan laboratorium forensik, polisi mendapati hanya terdapat sidik jari korban di pisau itu.

"Kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan ( Yodi Prabowo) bunuh diri," kata Tubagus.

Baca Juga: Yuk Coba Facebook Messenger Rooms Pesaing Zoom, Sudah Bisa Dipakai di Indonesia Loh!

Penyidik belum dapat menyimpulkan secara lugas ihwal motif dari korban melakukan tindakan tersebut. Hanya saja, diduga kuat korban mengalami depresi.

Beberapa bukti pendukung yang didapatkan misalnya, bahwa selama penyidikan polisi menemukan ada transaksi pembayaran yang dilakukan korban di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk pemeriksaan kesehatan dengan dokter ahli penyakit kelamin dan kulit.

Kemudian, setelah melakukan konsultasi dokter, korban melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan pengetesan penyakit human immunodeficiency viruses (HIV).

"Faktanya dia melakukan konsultasi di dokter penyakit kulit dan kelamin. Apakah ini terkait adanya dugaan bunuh diri, sangat terkait. Dengan kemungkinan munculnya depresi," kata dia.

Baca Juga: Terinfeksi Virus Corona Tak Mempan Bikin Presiden Brasil Jair Bolsonaro Berhenti Remehkan Covid-19, Baru Dinyatakan Negatif Sudah Lakukan Hal Ini

Selanjutnya, berdasarkan keterangan ahli, penyidik meyakini bahwa tindakan bunuh diri akan selalu dimulai dengan bukti permulaan berupa luka percobaan.

Dalam hal ini, memang ditemukan empat luka sayatan di bagian dada korban yang tidak terlalu dalam.

"Setiap orang yang bunuh diri dengan senjata tajam selalu ada bukti permulaan luka percobaan, dicoba-coba dulu gitu. Hasil forensik ditemukan 4 luka di dada 2 dangkal enggak sampai 2 cm. Itulah yang dianggap luka percobaan. Saya mendasari berita acara ahli," ungkap Tubagus.

Dokter Ahli Forensik RS Polri, Arif Wahyono, yang ikut hadir dalam konferensi pers kemarin mengungkapkan, ada 4 luka tusukan di dada Yodi.

Baca Juga: Terkenal Liar, Nakal, dan Brutal, Ini 6 Makanan yang Dikonsumsi Bangsa Viking, Termasuk Telur Camar Liar, Apa Lagi?

Setiap tusukan lebih dalam dari tusukan sebelumnya. Tusukan terakhir sedalam 12 cm mengenai bagian bawah paru-paru korban.

"Sebanyak 4 kali, di mana kekerasan di dada bermacam-macam. Ada yang hanya sampai jaringan otot, (tusukan selanjutnya) lebih dalam lagi, kemudian terakhir lebih dalam menembus memotong bagian bawah paru-paru," papar Arif.

Selain di dada, luka juga ditemukan di leher korban. Menurut Arif, luka di leher memotong bagian tenggorokan korban.

Baca Juga: Senasib dengan El Ibnu Elkasih, Gugun Gondrong Diceraikan Istrinya Saat Divonis Tumor Otak, Beginilah Kondisi Rumah yang Dihuninya Jauh dari Kemewahan

"Tapi enggak memotong pembuluh darah utama," kata Arif.

"Yang dua atau tiga di antaranya itu adalah luka dangkal yang tidak sampai 2 cm. Itulah yang dianggap sebagai luka dengan melukai dengan percobaan," lanjut dia.

Berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan luka lain di tubuh korban. Namun, ditemukan hasil urine bahwa korban positif menggunakan amfetamina.

Polisi menduga hal itu yang membuat korban jadi berani melakukan bunuh diri.

Baca Juga: Kini Sudah Menjadi Kebiasaan Banyak Orang, Berbagi Foto Makanan di Media Sosial Ternyata Menyimpan Dampak Buruk, Wah Seperti Apa Ya?

Selain bukti-bukti tersebut, polisi juga menggali keterangan sejumlah saksi, yang salah satunya adalah kekasih korban, Suci Fitri Rohmah.

Dari pemeriksaan saksi itu ditemukan fakta bahwa Yodi sempat beberapa kali mengisyaratkan keinginan dirinya untuk bunuh diri.

Yodi sempat mengutarakan hal tersebut usai dikabarkan sempat berkonflik dengan teman dekatnya berinisial L.

Polisi pun menegaskan bahwa konflik di antara keduanya pun sudah terselesaikan.

Baca Juga: Wanita Israel Tak Asing Bermain dengan Pistol dan Senapan, Tak Hanya 'Gagahnya di Medan Perang' Karena Jadi Prajurit Militer, Inilah 10 Fakta Menarik Lainnya!

"Dia (Yodi Prabowo) menyampaikan kurang lebih begini 'kalau saya tidak ada, bagaimana'. Pengertian tidak ada menurut tafsiran kami, kalau saya meninggal," jelas Tubagus.

Meski menduga Yodi tewas karena bunuh diri, polisi tetap membuka diri jika ada informasi dan sebagainya.

"Kami membuka diri kalau memang ada informasi dan sebagainya. Tapi fakta yang kami himpun dari pemeriksaan di TKP, olah TKP, keterangan saksi, ahli, dan dokumen-dokumen lain," lanjut dia. (Tribun Network/dng/ans/dod)

Baca Juga: Selain El Ibnu Elkasih, Ini Deretan Artis yang Dicampakkan Istri Justru saat Sedang Terpuruk, Ada yang Baru Tahu saat Sadar dari Koma

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Percaya Yodi Prabowo Bunuh Diri, Keluarga Sodorkan 'Orang Pintar', Ini Reaksi Polisi

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari.Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari