Find Us On Social Media :

Ingin Joging di Tengah Pandemi Covid-19? Simak Penjelasan Ahli Tentang Risiko Terinfeksi Virus Corona saat Olahraga di Sekitar Rumah Berikut Ini

By Khaerunisa, Minggu, 12 April 2020 | 14:57 WIB

(Ilustrasi) Joging

Intisari-Online.com - Demi mencegah penyebaran virus corona, masyarakat diimbau agar tetap tinggal di rumah.

Di sisi lain, masyarakat juga tetap diingatkan untuk selalu menjaga pola hidup sehat demi menjaga kekebalan tubuh.

Membuat tubuh tetap bergerak dan olahraga perlu dilakukan meski dalam situasi seperti ini.

Akan tetapi, tidak semua orang betah berolahraga di rumah, terlebih orang-orang yang memang biasanya rutin melakukan olahraga di sekitar rumah seperti joging atau jalan sehat.

 

Baca Juga: Takut Terinfeksi Virus Corona, Ratusan Napi Minta Dibebaskan hingga Terjadi Kerusuhan, Lempari Batu sampai Ada Kebakaran di Dalam Lapas

Hal itu mungkin membuat banyak orang risau, apakah akan tetap menjaga kebiasaan olahraga di sekitar rumah atau menghentikannya.

Sebab sampai saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengeluarkan himbauan resmi agar tidak melakukan jogging atau jalan sehat dengan alasan risiko tertular Covid-19.

Menanggapi kondisi ini, Dr. Handrawan Nadesul selaku seorang dokter, penyair, dan penulis di Indonesia baru-baru ini mencoba memberikan pencerahan bagi masyarakat.

Lewat tulisan di akun Facebook-nya, Dr. Handrawan menjabarkan kemungkinan-kemungkinan risiko penularan Covid-19 pada saat Jogging atau jalan sehat.

Baca Juga: Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona Setelah 3 Minggu Dirawat, Andrea Dian Ungkap Total Biaya Perawatannya

Menurutnya sebelum menentukan kegiatan tersebut berisiko tertular virus corona, ada baiknya kita merujuk terlebih dahulu mencari fakta dan data ilmiah terkait Covid-19.

Dalam postingannya, Dr. Handrawan menyisipkan dua hasil penelitian tentang risiko penyebaran virus corona.

Pertama, ia menjelaskan sebuah gambar hasil penelitian di Jepang yang menunjukan foto berteknologi tinggi dapat menangkap partikel terhalus dari percikan ludah/lendir/ingus berasal dari semburan saluran napas.

Hasilnya, percikan terhalus yang disebut sebagai microdroplets bisa menjangkau jarak lebih dari hanya 2 meter (sejauh kemampuan droplets) sebagaimana dianjurkan untuk physical distancing (jaga jarak antar individu).

Baca Juga: Tidak Disangka 3 Terduga Provokator Penolakan Jenazah Perawat Covid-19 Justru Tokoh Penting Masyarakat, Identitas Mereka Membuat Anda Terkejut

Dengan hanya bernapas semburan sekitar 1,5 meteran, namun dengan batuk bisa 4 meteran, sedang dengan bersin semburan percikan yang halus atau microdroplets bisa menjangkau lebih dari 6 meteran.

Artinya sejarak sampai dengan 6 meter kita masih mungkin terjangkau oleh Covid-19 yang terbawa partikel halus tersebut, apabila kita berada di hadapan pembawa Covid-19.

Itu fakta dan data dari penelitian yang pertama.

Kedua, Dr. Handrawan menunjukan gambar dari artikel penelitian dari Belgia dan Belanda yang tak jelas otoritasnya, hanya disebut nama penulisnya, menemukan fakta penelitian bahwa dari kegiatan jalan, jogging, dan lari, semburan partikel yang disebut sebagai aerosol, yang artinya partikel berterbangan di udara (sama dengan yang dimaksud sebagai microdroplets di atas).

Baca Juga: 7 Manfaat Daun Saga untuk Mengobati Sakit Ringan, Digigit Serangga hingga Sakit Perut Bisa Gunakan Daun yang Satu Ini!

Itu akan tersebar ke belakang terbawa angin, yang dapat menjangkau sampai 5-20 meteran terhadap orang yang berada di belakangnya.

Apabila diandaikan penelitian ini sahih, fakta dan data penelitian ini menjadi logika medisnya.

Namun apakah selalu bisa masuk akal peneitian tersebut?

Menurut Dr. Handrawan, fakta dan data di atas bisa masuk akal bila diasumsikan, baik yang menularkan atau pembawa Covid-19 maupun orang-orang di sekitar yang sejarak kemampuan partikel halus bisa menjangkaunya, sama-sama tidak memakai masker.

Baca Juga: Virus Corona Sudah Masuk Pedalaman Amazon, Remaja dari Suku yang Terisolasi Ini Meninggal Setelah Terinfeksi, Diduga Ini Penyebabnya

Namun ia menilai akan berbeda kemungkinan dan probabilitas tertularnya apabila masing-masing sudah memakai masker.

Jadi apabila kita menalar, kemungkinan tertular dari fakta dan data hasil penelitian yang kita asumsikan benar dan sahih secara medis, kita baru mungkin tertular apabila;

1. Betul ada pembawa Covid-19 yang berada di sekitar kita melakukan kegiatan jalan pagi, jogging, atau lari bersama kita.

2. Orang tersebut tidak memakai masker, dan kita juga tidak memakai masker.

3. Orang pembawa Covid-19 harus kebetulan sedang batuk dan atau bersin persis pada saat berada berdekatan dengan kita.

Jadi kalau begitu kenyataanya, tinggal kita menilai sendiri, seberapa besar peluang penularan Covid-19 di lingkungannya masing-masing.

Dalam artian, kemungkinan kita tertular virus corona baik itu saat jogging ataupun jalan sehat tergantung keadaan lingkungan tempat kita berolahraga.(*)

Baca Juga: Awalnya Sesumbar Mengakui Negara Bebas Virus Corona, Kini Kim Jong-Un Kelihatan Panik Bahkan Perintahkan Pejabatnya Lakukan Hal Ini

Artikel ini telah tayang di Health.grid.id dengan judul Risiko Tertular Covid-19 Saat Olahraga di Sekitar Rumah Diungkap Ahli