Find Us On Social Media :

Ini 6 Cara Tenangkan Otak yang Selalu Sibuk, Salah Satunya dengan Mendengar

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 8 November 2019 | 21:00 WIB

Ilustrasi meditasi

2. Mendengarkan!

Dalam diskusi yang hidup, terlalu mudah untuk berhenti mendengarkan orang lain saat kamu menunggu kesempatan untuk berbicara.

Baca Juga: 'Urusannya' dengan Dokter Terawan Belum Selesai, IDI Tolak Dokter 'Cuci Otak' Tersebut Jadi Menteri Jokowi dengan Alasan Ini

Klatt mengatakan dia sering melihat ini di ruang kelas.

"Salah satu cara untuk mengenali bahwa kita akan berjalan seribu mil per jam adalah dengan memperhatikan pikiran kita," katanya.

"Jika kamu tidak benar-benar mendengarkan, atau tidak memperhatikan dengan benar lawan bicaramu, itu bisa menjadi peringatan untuk hadir dan memperhatikan utuh agar tidak ketinggalan momen,” imbuh Klatt.

3. Buat grafiknya

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Otak Anda akan Berterima Kasih Jika Anda Membaca Buku Setiap Hari

Latihan sederhana dapat menguraikan secara gamblang apakah kita benar-benar menjalani kehidupan yang kita inginkan.

Klatt menyarankan untuk membuat dua diagram lingkaran, satu untuk menunjukkan bagaimana kita ingin membagi 24 jam dalam hari, dan satu lagi untuk menunjukkan bagaimana kita benar-benar menghabiskan waktu.

Meskipun dalam rinciannya termasuk waktu di luar jam kerja, namun sering kali kamu tak benar-benar bebas dari pekerjaan.

"Tetapkan waktu terbuka dengan sengaja setiap hari, jadi ini bukan untuk X, Y, atau Z, bukan untuk berolahraga, bukan untuk membaca, tetapi untuk waktu bebas, itu juga dapat membantu," kata Klatt.

Baca Juga: Penelitian Baru Ditemukan Untuk Mengobati Kanker Otak Pada Anak

Selama kamu menjalani ini, penting untuk menetapkan batasan dan dengan sadar mengatakan pada diri sendiri bahwa kamu memang harus meluangkan waktu untuk diri sendiri.

Ia menyebutkan, banyak orang yang merasa tidak butuh waktu untuk berhenti karena mereka merasa buruk jika tidak produktif menggunakan waktu mereka.

Padahal, tubuh dan pikiran kita juga butuh bersantai.

4. Pikirkan tentang makanan

Baca Juga: Di RSPAD, Wiranto Ditangani oleh Dokter 'Cuci Otak' yang Pernah Diberhentikan IDI, Ini Profil Lengkapnya!

Kita sering memperhatikan asupan yang kita makan, tetapi tidak pernah menyadari bagaimana atau di mana kita makan.

Meskipun boleh saja untuk menikmati makanan yang tak berkalori dari waktu ke waktu, mungkin yang terbaik adalah menghindari ngemil tanpa sadar, misalnya saat kamu menonton televisi.

Klatt menyarankan, agar tak terlalu memikirkan kalori dari makanan ataupin cemilan yang kita lahap.

Melainkan menikmati saat-saat memasukkan makanan itu ke dalam mulut.

Baca Juga: Mengapa Rambut Bayi yang Saat Lahir Tebal Namun Lambat Laun Tipis Bahkan Hampir Botak? Ini Jawaban Para Ahli!

5. Kenali gejala tubuh mulai kelelahan

Banyak orang tidak mengakui kelelahan. Akan lebih baik bila kamu mengenali tanda-tanda kelelahan sebelum mulai dapat membantu menilai ulang dan memprioritaskan kembali mana yang perlu dikerjakan.

Gejalanya bisa meliputi kelelahan emosional, kurangnya rasa pencapaian pribadi, kurangnya kegembiraan, dan perasaan kurang nyaman.

“Itulah titik di mana kamu harus mundur sebelum sampai ke titik di mana kamu jadi benar-benar tidak berhasil dalam pekerjaan,” kata Klatt.

Baca Juga: Kasus Remaja Tewas Karena Sering Main Game PUBG: Ini Bahaya Game PUBG Untuk Otak Kita

6. Cari mentor

Selalu baik untuk belajar dari yang terbaik. Untuk itu, Klatt menyarankan untuk membaca buku tentang perhatian dan meditasi.

(Dia menyarankan buku “Wherever You Go, There You Are” karya Jon Kabat-Zinn).

Contoh positif juga dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dari rekan kerja kamu dan kehidupan yang mereka jalani, yang mungkin saja bisa anda petik pelajaran.

Baca Juga: Puluhan Warga di Sebuah Pemukiman di Bali Derita Lumpuh Otak, Apa yang Terjadi?

“Terkadang, kamu tersandung dan tidak tahu bagaimana untuk bergerak maju. Saya pikir orang-orang di sekitar kita memiliki kebijaksanaan, tetapi kita tidak meluangkan waktu untuk memikirkan siapa yang kita hormati dalam hal bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka,” lanjut Klatt. (Dian Reinis Kumampung)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Cara Menenangkan Otak yang Sibuk"